Banjir Meluas, Ribuan Rumah di Samarinda Terendam
Merdeka.com - Ribuan rumah di 4 kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, terendam banjir hingga 1 meter. Ketinggian air terus merangkak naik. Warga menilai, banjir besar Juni 2019 yang melumpuhkan kegiatan ekonomi sebagian Samarinda, kembali terulang.
Banjir lebih dulu merendam permukiman di kelurahan Sempaja Timur di Samarinda Utara, dan Gunung Lingai di kecamatan Sungai Pinang, sejak Senin (13/1) kemarin. Kawasan itu menjadi yang terparah, menyusul luapan DAS Karang Mumus, akibat debit tinggi muka air (TMA) Benanga sempat menyentuh di level 92 cm.
Pagi tadi, Samarinda kembali diguyur hujan deras mulai pukul 08.30 Wita. Permukiman di 2 kecamatan itu semakin calap hingga 1 meter. Imbas hujan deras, juga mengakibatkan banjir di banyak kawasan lainnya. Praktis, aktivitas warga pun terhenti lantaran banjir.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Siang ini tadi, banjir juga merendam permukiman di kelurahan Temindung Permai, kecamatan Sungai Pinang, yang berada di DAS Karang Mumus. Petugas kelurahan bergerak cepat. Diperoleh data sementara, 1.066 rumah terendam banjir.
"Terdampak banjir 1.248 KK atau sekitar 2.727 jiwa," kata Lurah Temindung Permai Fathan Ibrahim Malik, Selasa (14/1).
Sementara, BPBD Provinsi Kalimantan Timur melansir data sementara. Tercatat 3.782 jiwa jadi korban banjir sampai siang ini. Jumlah tersebut belum termasuk banjir yang merendam permukiman di kecamatan Samarinda Seberang, kecamatan Samarinda Ilir, dan kecamatan Samarinda Ulu, yang juga berada di DAS Karang Mumus.
Polri, TNI, Basarnas, relawan, bergerak semaksimal mungkin untuk mengevakuasi korban banjir. Baik itu menggunakan perahu, maupun truk. Bahkan, hujan deras sekitar 5 jam tidak hanya mengakibatkan banjir, namun juga tanah longsor.
"Kami mencatat, ada 8 titik longsor akibat hujan deras ini tadi. Semua relawan dikerahkan, membantu korban banjir dan longsor," kata Koordinator Relawan Info Taruna Samarinda (ITS), Joko Iswanto.
Banjir juga mulai merendam akses kawasan bisnis di Jalan Ahmad Yani I dan Jalan Ahmad Yani II. Kegiatan pertokoan, nyaris lumpuh. Sebab, air terus bergerak naik. Menilik pengalaman banjir besar Juni 2019 lalu, aktivitas ekonomi di kawasan itu tutup total selama hampir 2 pekan.
"Lama-lama Samarinda ini bisa tenggelam. Air kok cepat sekali naik, ditambah Sungai Karang Mumus benar-benar meluap. Banjir sekarang ini, hampir sama dengan Juni 2019," kata Amin (40), warga Gunung Lingai.
Untuk diketahui, banjir di 3 kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang dan Samarinda Ulu, merendam ribuan rumah warga di bulan Juni 2019 lalu. Tercatat, korban terdampak banjir 56 ribu jiwa, dan memaksa Pemkot menetapkan masa tanggap darurat 2 pekan. Banjir hingga 1,5 meter saat itu, melumpuhkan sebagian besar aktivitas ekonomi Samarinda.
Banjir kembali terulang di bulan Desember 2019. Tidak kurang 500 rumah terendam hingga 1 meter. Kedua banjir di tahun 2019 itu, disebabkan luapan DAS Karang Mumus, menyusul peningkatan debit Bendungan Benanga.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnya10 kecamatan itu yakni Bangko, Batang Masumai, Muara Siau, Lembah Masurai, Bangko Barat, Pemenang Selatan, Tiang Pumpung, Pemenang Barat, Pemenang dan Jangkat.
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi sejak Kamis (14/3) dini hari masih merendam sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaSelain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca Selengkapnya