Bantu mahasiswa tak mampu, Kemenko PMK dan YMB BRI salurkan beasiswa Rp 15,8 miliar

Merdeka.com - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) memberikan bantuan pada mahasiswa tak mampu. Penerima bantuan terdiri dari mahasiswa perguruan tinggi negeri yang tidak mampu namun berprestasi secara akademik, aktif di masjid dan hafal Alquran minimal satu juz. Mereka disebut mahasiswa kader surau.

Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Agus Sartono mengatakan, program mahasiswa kader surau ini sudah berjalan selama tiga tahun sejak 2015. Secara akumulasi, anggaran yang disalurkan mencapai Rp 15,8 miliar, didapat dari zakat.

"Memang saat ini kuota masih dibatasi, karena ketersediaan anggaran tentunya. Tapi kita ingin meningkatkan. Maka saya harap apa yang dilakukan YMB BRI dilakukan oleh badan amil zakat yang lain," ucap Agus usai melakukan pembekalan kepada mahasiswa kader surau di kantor Kemko PMK, Jakarta Pusat, Jumat (20/7).

Menurut Agus, apabila lembaga badan amil zakat lain di Indonesia meniru program mahasiswa kader surau tersebut, maka akan banyak anak-anak yang tidak mampu akan mendapatkan akses pendidikan yang bagus. Dekat kata lain, semakin banyak orang tak mampu yang bisa kuliah.

"Kami sadar, tantangan di dunia pendidikan itu tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat. Termasuk badan amil zakat. Inilah cara kita bergotong royong memajukan kualitas sumber daya manusia di Indonesia," tutur Agus.

Sekretaris Jenderal Pengurus YBM BRI, Sepyan Uhyandi menegaskan, anggaran Rp15,8 miliar yang disalurkan pemberiannya dikhususkan untuk mahasiswa tidak mampu. Kemudian mereka juga aktif dalam kegiatan keagamaan.

"Jadi YBM BRI ini kan yayasan zakat, sehingga pemberiannya harus pada mustahik (orang yang berhak menerima zakat), salah satunya kita ambil yang fakir miskin. Harus ada keterangan miskin," ujar Sepyan.

Sepyan menambahkan, anggaran sebesar Rp15,8 miliar yang disiapkan tersebut diberikan secara akumulatif. Anggaran sebesar itu ditargetkan bisa memenuhi segala kebutuhan mahasiswa kader surau yang menerima beasiswa hingga tiga tahun ke depan.

"Jadi kalau tahun depan tambah lagi yang menerima beasiswa, anggaran akan bertambah lagi. Karena kita kan harus siapkan dulu dana zakat, baru bisa beri beasiswa. Jangan sampai terlalu banyak anggaran tidak cukup," imbuhnya.

Sepyan juga berharap, anggaran Rp 15,8 miliar yang disalurkan untuk mahasiswa kader surau ini bisa mengubah bangsa Indonesia ke arah yang semakin baik. Maka dari itu, selama menerima beasiswa para mahasiswa kader surau ini akan dipantau dan memberikan bimbingan kepada masyarakat di sekitarnya.

"Pemimpin masa depan itu tak hanya pintar otaknya, tapi harus aktif berorganisasi maka dari itu rumah yang disewa mahasiswa kader surau ini harus digunakan untuk bimbingan belajar, untuk mengaji masyarakat di sekitarnya," imbuhnya.

Tak hanya itu, mahasiswa kader surau yang menerima beasiswa ini, menurut Sepyan, didorong untuk bisa menjadi motor dalam berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan masing-masing. "Minimal jadi motor salat berjemaah setiap hari," tegasnya.