Baru selesai dibangun, rumah Kabul rusak diterjang puting beliung
Merdeka.com - Angin puting beliung menerjang sejumlah wilayah di Kota Yogyakarta. Di antaranya menerjang wilayah Timoho, Kota Yogyakarta. Akibatnya sejumlah bangunan rumah rusak dan pohon tumbang karena terjangan angin puting beliung ini.
Seorang warga Timoho, Kabul (63) mengatakan angin puting beliung terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Angin puting beliung, menurut Kabul, terjadi secara tiba-tiba dan langsung merusak sejumlah bangunan di Jalan Timoho, Kota Yogyakarta.
"Kejadiannya tanpa dikira-kira. Dari arah barat muncul angin kayak tornado. Tahu-tahu rumah saya sudah rusak atapnya," ujar Kabul di rumahnya, Selasa (24/4).
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Dimana angin kencang menyebabkan kerusakan? Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang.
-
Apa itu angin puting beliung? Angin puting beliung adalah fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam bentuk angin berkecepatan tinggi yang berputar atau berputar-putar di sepanjang garis badai atau awan badai.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Di mana puting beliung terjadi? Kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Rabu (21/2) dihantam angin puting beliung ekstrem.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Akibat terjangan angin puting beliung, rumah Kabul yang dijadikan Kabul Gallery dan warung makan mengalami kerusakan di bagian atap. Kabul mengaku kerugian yang dialaminya mencapai puluhan juta rupiah.
"Bangunan yang rusak baru saja saya bangun. Bangunan di lantai dua rusak. Untungnya tidak ada korban jiwa karena warung belum buka," ujar Kabul.
Kabul menambahkan bangunan galeri miliknya juga mengalami kerusakan. Selain itu atapnya juga rusak.
"Tadi angin puting beliungnya cukup lama. Hampir setengah jam. Saya saat itu sedang di dalam rumah. Enggak berani keluar karena anginnya mengerikan," urai Kabul.
Sementara itu, menurut seorang mahasiswa APMD yang kampusnya juga mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung, Tata, sejumlah pohon di kampusnya tumbang.
"Pohon di kampus tumbang. Tadi angin puting beliung suaranya kayak helikopter. Langitnya jadi gelap," ujar Tata.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaTampak puting beliung besar membawa berbagai material beterbangan.
Baca SelengkapnyaSelain menghancurkan bangunan, bencana ini juga banyak menumbangkan pohon hingga menggulingkan banyak kendaraan.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaHal itu dijelaskan Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jembrana, Made Dwi Wiratmaja
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDipastikan tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKetika BMKG memberikan warning, masyarakat harus early action, tindakan awal.
Baca SelengkapnyaPuting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaPetugas pemadam masih terus berupaya melakukan penyemprotan air ke titik-titik api yang berkobar.
Baca SelengkapnyaDi sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
Baca Selengkapnya