Batu bertulis 1887 di Sumbar diduga terkait sejarah kekayaan perut bumi
Merdeka.com - Tulisan pada sebuah bongkahan batu besar di pedalaman Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Limapuluh Kota Sumatera Barat mencuri perhatian warga. Ada yang menduga itu menjadi pertanda jejak bangsa asing yang pernah menyingkap keberadaan kekayaan perut bumi di negeri ini.
Masyarakat sekitar mengaku tidak mengetahui siapa yang menulis dan apa ada kaitan sejarah di balik penulisan tersebut. Meski sudah lama petani menemukan batu bertulis, namun tak pernah tahu kisah di balik tahun yang tertera pada batu itu.
Warga yang tinggal di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau ini, mengemukakan berbagai pendapat. Bahkan ada yang menduga sebagai jejak peninggalan bangsa asing untuk mengenali daerah pemilik kekayaan alam di perut bumi.
-
Di mana penemuan pahatan batu kuno tersebut? Terletak sekitar 55 km di tenggara ibu kota Sarawak, Kuching, situs ini dikelola oleh suku Bidayuh (suku pribumi lokal) bekerja sama dengan Departemen Museum Sarawak.
-
Di mana pahatan batu itu ditemukan? Ukiran tersebut kemungkinan besar menggambarkan penari dan ditampilkan di lebih dari 2.000 batu besar di ngarai kering Banteng Mati (Bahasa Spanyol untuk 'Banteng Mati') di lembah Sungai Majes.
-
Dimana letak pahatan batu ini? Pahatan batu Al Jassasiya di Qatar adalah salah satu pahatan batu paling menakjubkan di seluruh Timur Tengah.
-
Di mana pahatan batu kuno itu ditemukan? Pahatan ini berlokasi di situs yang dikenal dengan nama Praia das Lajes.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Apa bentuk pahatan batu kuno tersebut? Pahatan pada batu ini menggambarkan wajah manusia dalam berbagai bentuk seperti lonjong dan persegi empat.
Berdasarkan nama salah satu jorong di perkampungan yang belum tersentuh aliran listrik tersebut juga mengarah pada salah satu jenis kekayaan alam. Jorong Mongan, menurut warga mengarah pada Mangan yang terkandung dalam perut bumi.
"Berada di tengah hutan dan perkebunan gambir milik warga setempat, tulisan pada batu yang diukir menggunakan benda keras tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Sepertinya perlu juga menjadi bahan penelitian untuk menggali kisah di balik tulisan ini," ungkap Camat Kapur IX, Andri Yasmen saat menelusuri Galugua, Kamis(30/11).
Bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan Kapur IX, Andri Yasmen tertarik dengan tulisan di batu itu. "Tentunya kita tidak bisa mengetahui apa sejarah di baliknya, tanpa ada penelitian dari ahli di bidangnya," terang Andri Yasmen bersama Wakapolsek Kapur IX, Iptu Muchri Sawir, kemarin.
Sebab, bisa saja seseorang iseng menulisnya dan memundurkan tahunnya. Tertulis pada batu 9 Mei 1887 dengan coretan lain di bawahnya. Namun coretan lain tersebut sulit untuk dibaca.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti kisah dari bebatuan yang penuh misteri ini.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaPrasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaSalah satu destinasi wisata di Kabupaten Sijunjung ini terdapat berbagai peninggalan sejarah berupa tebing-tebing tinggi dari bebatuan tua zaman Paleozoikum.
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaMotif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
Baca SelengkapnyaMenurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.
Baca SelengkapnyaSitus ini terdiri dari kumpulan menhir atau batu peninggalan budaya megalitik. Diperkirakan usianya sudah ribuan tahun.
Baca Selengkapnya