Bejat, 2 staf Universitas Islam Riau hamili siswi SD
Merdeka.com - Anak pemulung berusia 14 tahun yang masih duduk di kelas VI Sekolah Dasar diperkosa hingga hamil 7 bulan di Pekanbaru. Akibatnya, korban berhenti sekolah. Masa depan anak tersebut dirusak oleh dua staf Universitas Islam Riau itu.
"Kemarin dia kelas VI SD, tapi karena sudah hamil 7 bulan, berhenti sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikannya," ujar Nur, ibu kandung korban, Sabtu (1/9).
Nur merasa sangat sedih, hatinya tergores luka yang sangat mendalam. Anak perempuannya itu kini hanya bisa termenung di rumah, dan tidak tahu siapa bapak dari jabang bayi tersebut. Sebab, pelaku pemerkosaan ada 2 orang yakni SU (60) dan RP (50).
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa otak pemerkosaan siswi SMP? D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Kapan pemerkosaan itu terjadi? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
"Anak saya bilang, dua orang pelakunya, staf di kampus UIR. Salah satunya tetangga saya, yaitu pelaku SU," kata Nur.
Nur sangat kecewa sebab pelaku SU yang merupakan tetangga sekaligus masih memiliki hubungan keluarga dengannya malah berbuat nista. Selama ini, Nur percaya saja ketika SU mengajak sang anak ke kampus UIR dengan alasan ada acara kampus dan diminta bantuan untuk mencuci piring.
Namun, bukannya dibawa ke kampus, pelaku justru membawa korban ke hotel. Di hotel itulah korban diperkosa. Kejadian itu sudah beberapa bulan yang lalu, namun korban tak berani bercerita karena kerap diancam pelaku.
"Hamil saat kelas lima mau naik ke kelas enam SD. Saat itu, anak saya mulai sakit-sakitan. Saya tidak tahu anak saya hamil, tapi lama kelamaan perutnya semakin besar," ujar Nur sambil menghapus air matanya.
Kasus tersebut sudah dilaporkan ibu korban bersama Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak Riau (LBP2AR), Rosmaini. Nur langsung menceritakan apa yang dialami anaknya.
"Ibu korban sudah membuat laporan ke kita. Dan saat ini, kasusnya tengah diselidiki," ujar Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi Priadinata kepada merdeka.com, Jumat (31/8).
Awalnya korban tidak mau bercerita kisah sedih yang dialaminya selama ini. Namun, setelah dibujuk Rosmaini, akhirnya korban mau menceritakan peristiwa pilu yang dialaminya selama ini. Sambil menangis, korban mengaku digilir kedua pelaku secara bergantian.
"Jadi korban mengaku sering diajak oleh kedua pelaku. Para pelaku ini merupakan staf di sebuah kampus swasta," kata Rosmaini kepada merdeka.com.
Setelah mendengar pengakuan korban, akhirnya LBP2AR melaporkan kedua staf kampus itu ke Polresta Pekanbaru. Laporan pertama diterima polisi pada 13 Juli 2018. Pelaku yang dilaporkan adalah inisial US.
Kemudian, laporan kedua dilayangkan pada 7 Agustus 2018 dengan dugaan pelaku inisial RP. Kedua terduga pelaku ini bekerja pada satu kantor di kampus swasta yang dikenal dengan Fakultas Hukum paling top di Riau tersebut.
"Korban sudah divisum di Rumah Sakit Bhayangkara. Sudah 2 kali visum," kata Rosmaini.
Rosmaini menyebutkan, korban mengaku bergantian melayani kedua pelaku dengan terpaksa. Sebab, korban selalu diancam jika tak menuruti kehendak para pelaku.
"Pelaku US itu anak buahnya RP, mereka satu kantor. Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian yang sudah merespons kasus ini. Orangtua korban ini orang susah, mereka cuma pemulung," kata Rosmaini.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswi SD itu malu hingga membuang bayinya di teras rumah warga. Bayi itu ditempatkan dalam kardus dengan tulisan yang akhirnya mengungkap kediaman pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku merupakan anak di bawah umur yang sama-sama berstatus sebagai pelajar SMP.
Baca SelengkapnyaPenemuan bayi bersama surat wasiatnya ini terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAS (15) diduga mengalami pelecehan seksual sampai hamil lima bulan
Baca SelengkapnyaPacar dari siswi SMK itu juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat kabur. Namun polisi berhasil meringkus keduanya.
Baca SelengkapnyaPrengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.
Baca SelengkapnyaSaat hendak dilakukan penangkapan, pelaku kabur dan bersembunyi di daerah Pesisir Selatan.
Baca SelengkapnyaDia mengimingi sejumlah uang untuk murid yang menjadi incarannya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu memukul mental MA yang diduga kuat mengalami depresi.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Rudapaksa Staf Kelurahan di Tangsel Heran Laporan Tak Ada Kelanjutan, KPAI Desak Polisi Bekerja Serius
Baca Selengkapnya