Berangnya Fahri Hamzah dituding korupsi sampai mau gulung Nazaruddin
Merdeka.com - Muhammad Nazaruddin kembali bernyanyi terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan sejumlah pihak. Kali ini, mantan bendahara umum Partai Demokrat itu menyeret nama Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
Dia mengaku memiliki sejumlah bukti terkait dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan politikus PKS itu. Menurutnya, korupsi itu dilakukan saat Fahri menjabat sebagai wakil ketua Komisi III DPR.
"Saya akan segera menyerahkan segera berkas ke KPK tentang korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah ketika dia wakil Ketua Komisi III," ujar Nazar usai memberikan kesaksian kasus korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (19/2).
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus korupsi? Sayangnya, pernikahan keempat Liu tidak bertahan lama. Di tahun yang sama, ia dilaporkan kepada Komisi Inspeksi Disiplin karena dugaan terlibat dalam korupsi besar-besaran. Kasus ini memicu penyelidikan yang akhirnya merusak karier dan reputasinya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang melaporkan dugaan korupsi? Aktivis koalisi masyarakat sipil dari Reformasi Kepolisian melaporkan dugaan adanya korupsi pada institusi Polri.
-
Siapa yang Firli Bahuri duga lakukan pemerasan? Firli Bahuri dikabarkan terlibat kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Fahri Hamzah pun geram dituding Nazaruddin terlibat dalam kasus korupsi. Fahri balik menuding, yang dilakukan Nazaruddin semakin menandakan adanya skandal dalam pemberantasan korupsi.
"Saya katakan skandal itu 'skandal Pemberantasan Korupsi', ini skandal. Pemberantasan korupsinya sendiri skandal," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Fahri menyebut adanya skandal dalam pemberantasan korupsi karena selama ini pengungkapan kasus oleh KPK hanya berdasarkan 'kicauan' Nazaruddin. Dia menilai KPK memelihara dan menjadikan Nazaruddin sebagai alat untuk menyebut siapa pun yang berseberangan dengan lembaga antirasuah itu.
"Korupsi itu sekarang sumbernya ini. Namanya disebut nyanyian Nazaruddin. Sumber korupsi hanya ini. Ini saja yang dibaca terus menerus. Kaya e-KTP, ada pohonnya di sini. Nyanyi Nazar, Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek," ujar menirukan suara bebek.
Selain itu, Fahri melihat ada persekongkolan tersembunyi antara KPK dan Nazaruddin dalam kasus korupsi. Informasi yang diperoleh Fahri, belakangan Nazaruddin marah sehingga kembali berkicau dengan menyebut nama sejumlah pejabat. Termasuk Fahri.
"Dan kemarahannya yang terakhir ini diantaranya adalah karena ini mulai saya bongkar gitu loh. Kan ini disembunyikan oleh mereka dalam persekongkolan mereka disembunyikan," ungkapnya.
Ada dua hal yang membuat Nazaruddin marah, pertama proses asimilasinya tertunda lantaran bocornya dokumen KPK yang menjamin penghapusan kasus-kasusnya. Kedua, bocornya kembali dokumen Pansus Angket yang sekarang telah menjadi lampiran laporan akhir tentang 162 kasus Nazar yang disimpan KPK.
"Dan saya tahu sejarah surat dia terakhir keluar. KPK bisa membuat surat bahwa nazar sudah tidak punya perkara. Bayangkan 162 kasus mau dibawa kemana? Kok KPK bisa membuat Nazar sudah tidak punya lagi perkara," tegas dia.
"Dan hampir asimilasi saya dengar terakhir dari Sukamiskin dia marah, karena orang KPK datang bilang 'sabar Nazar asimilasinya ditunda'. Gara-gara ini semua terungkap ya. Gara-gara ini semua terungkap dan akhirnya dia marah, dia mau menyebut nama saya," katanya.
Fahri kembali menjelaskan, bukti persekongkolan terlihat dari penanganan sejumlah kasus Nazaruddin di KPK. Semisal, dari 162 kasus menjerat Nazaruddin, hanya 1 kasus yang akhirnya divonis. Dia menyebut, mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah meneliti soal pohon korupsi Nazaruddin.
"Sampai di sini ketemu ada 162 pohon dan cabang rantingnya bisnisnya Nazaruddin itu. Tetapi apa yang terjadi teman-teman sekalian? Nazar cuma divonis untuk satu perkara saja, hanya satu yaitu kasus wisma atlet," tuturnya.
Contoh lainnya, lanjut Fahri, Nazaruddin tidak terjerat kasus korupsi e-KTP. Padahal, Nazar disebutnya sebagai satu dari tiga otak di balik korupsi megaproyek e-KTP.
"Kasus e-KTP ini yang Nazar mengatakan master mindnya ada 3, dia termasuk dengan Setya Novanto Nazarnya enggak kena juga," ucapnya.
Dia juga heran lantaran Nazaruddin tidak dijerat atas kasus-kasus korupsi proyek pembangunan sejumlah rumah sakit. Nazaruddin pernah mengungkap adanya korupsi proyek pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2010.
"Ada 4 kasus rumah sakit kalau enggak salah dia itu. RS Sampit, RS Solo, RS pendidikan Universitas Udayana, RS inspeksi Surabaya itu semuanya kelakuan Nazar, tapi Nazarnya enggak kena. Yang kena itu anak buah, anak buahnya," tambahnya.
Kasus lainnya adalah korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Fahri menuding, Nazar seharusnya ikut dijerat kasus korupsi tersebut. Namun, dia heran KPK hanya menetapkan istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni yang juga mantan Direktur Keuangan Permai Group sebagai tersangka.
"Kasus PLTS di Sumatera selatan, istrinya jadi tersangka Nazarnya enggak kena. Padahal dalam pemeriksaan uang dari PLTS itu juga mengalir ke Nazar. Karena antara rekening istri dan dia itu adalah kiri kanan saja, kantong kiri kantong kanan," tandas Fahri.
Fahri bahkan akan melawan Nazarudin. "Ya saya lawan, saya gulung ini Nazar dan kawan-kawannya, saya gulung ini! Coba tunjuk diri saja," kata Fahri.
"Pertanyaannya bagaimana ada orang yang begitu besar pengaruhnya waktu itu karena dia adalah punya akses ke dalam kekuasaan yang luar biasa masifnya, tetapi orang itu hanya di delik satu perkara saja dan divonis satu perkara saja," tegasnya.
Fahri melanjutkan, kongkalikong Nazaruddin dan KPK sebenarnya bisa diungkap jika Pansus Angket KPK berlanjut. Namun, masa kerja telah usai dan laporan akhir telah disetujui dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.
"Jadi Nazar ini menurut saya ya, tadi kalau Pansus angket berlanjut dan dia diinvestigasi tentu akar dari persoalannya bisa kita temukan," tegas dia.
Meskipun demikian, lanjut Fahri, Nazaruddin disebut sudah membantu mengklarifikasi namanya ketika disebut menjelang pemilu 2014 tepatnya pada Februari sampai Maret jelang pencoblosan.
"Coba Anda bayangkan tuh, nama saya disebutnya tuh Februari-Maret 2014, pencoblosan 9 April dengan harapan nama saya hilang. Tapi Alhamdulillah tidak terjadi ini yang mengantarkan saya menjadi anggota dan pimpinan DPR sekarang," ujarnya.
Selain itu, Fahri meminta Presiden Joko Widodo tidak tinggal diam dan turun tangan menghentikan skandal ini. Jika skandal ini tidak dihentikan, Fahri khawatir nama Jokowi ikut diseret Nazaruddin dalam kasus korupsi.
"Jadi Pak Jokowi berani enggak menghentikan skandal ini? Kalau enggak, saya yakin Pak Jokowi juga kena. Saya yakin pak Jokowi kena. Karena itu artinya bersekutu dengan kezaliman," kata Fahri.
Dia menilai, selama ini KPK seringkali menggunakan kicauan Nazaruddin untuk menyerang dan menakut-nakuti pihak tertentu. Selain Nazaruddin, cara lain yang dipakai KPK adalah OTT. "Dia (KPK) cuma mulut Nazar kok. Mulut nazar doang dan OTT kok, orang diincar," ujarnya.
Fahri mengaku telah menyampaikan masalah ini kepada Presiden Jokowi saat rapat konsultasi dengan pimpinan DPR. Saat bertemu Jokowi, Fahri menuturkan bahwa skandal yang dilakukan KPK pada akhirnya akan merusak sendi-sendi perekonomian nasional.
"Hari pertama rapat konsultasi dengan Pak Jokowi, saya sudah kasih tau. KPK ini akan menggigit perekonomian kita, penegakan hukum begini bikin kacau, mengirim ketidakpastian. Setiap hari kita saling fitnah," tegasnya.
Fahri menyarankan kepada Jokowi agar KPK tidak berdiri sendiri. Melainkan dilebur dengan lembaga lain seperti Ombudsman, LPSK atau Komnas HAM.
"Nah kalau pak Jokowi sadar, sudahlah tutup KPK ini dulu, gabung dia. Kalau proposal saya, Korea Selatan. Gabung dia dengan Ombudsman, Komnas HAM, LPSK gabung dia menjadi lembaga komplet," ucapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini karena justru sebagai pimpinan lembaga antirasuah malah bekerjasama dengan tersangka.
Baca SelengkapnyaAbraham Samad, berkomentar terkait kabar Firli Bahuri diduga terlibat pemerasan terhadap tersangka korupsi eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca SelengkapnyaGeisz mengungkit jejak licik Ketua KPK melakukan pemeriksaan terhadap Anies dalam dugaan korupsi di Formula E.
Baca SelengkapnyaSyahrul juga tidak menjelaskan terkait pemeriksaan terhadapnya dan langsung masuk ke mobil tahanan KPK.
Baca Selengkapnya"Mendesak kepada Sdr. Firli Bahuri untuk segera mundur dari jabatannya," kata kata Busyro Muqoddas
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan meminta Polda Metro Jaya mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, semua pihak juga harus bersyukur sekarang, karena ketegangan seperti ini tidak terlalu besar.
Baca SelengkapnyaHal itu terungkap pada sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (29/7)
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan aparat penegak hukum harus orang yang bersih dan berintegritas.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca SelengkapnyaPeran Fahri Hamzah dalam dunia politik semakin terlihat ketika masa reformasi 1998 bergulir.
Baca Selengkapnya