Beri Kesaksian Palsu, 2 Perangkat Desa di Tulungagung Divonis 2 Tahun Penjara
Merdeka.com - Dua orang terdakwa saksi palsu kasus pembunuhan di Ngingas, Tulungagung, divonis bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, yang menyidangkan perkara tersebut.
Kepala Pengadilan Negeri Tulungagung Mujiono menjelaskan, terpidana atas nama Suwignyo dan Heru Sumarsono (keduanya merupakan warga Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat) dinyatakan terbukti bersalah melanggar pasal 263 ayat (1) dan (2) tentang dokumen palsu.
"Vonis atas keduanya lebih berat dari tuntutan jaksa karena lebih tingginya vonis ini lantaran kesaksian palsu yang dilakukan dianggap telah meresahkan masyarakat dan melecehkan peradilan," kata Mujono, Rabu (4/11).
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
-
Siapa yang diperiksa sebagai tersangka dalam kasus Kramat Tunggak? 'Sekarang saudara BP sudah diperiksa sebagai tersangka tadi penyidik memberikan 37 pertanyaan kurang lebih,' ujarnya.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto ditetapkan tersangka? Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan peran penting Hasto dalam kasus suap yang menyeret kader PDIP Harun Masiku.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
-
Siapa yang ditetapkan tersangka TPPU? Dalam perkara ini, SYL juga telah ditetapkan menjadi tersangka TPPU lantaran diduga menikmati hasil uang haram yang didapat SYL dari 'malak' ke bawahannya di Kementerian Pertanian (Kementan).
-
Siapa yang diduga melanggar prosedur? Polres Metro Jakarta Barat telah menugaskan Propam untuk menyelidiki oknum anggota Unit Narkoba Polsek Tambora yang menangkap penyanyi dangdut Saipul Jamil.
Kedua terpidana merupakan perangkat Desa Ngingas. Suwignyo yang merupakan kasun Ngingas divonis dua tahun enam bulan, lebih tinggi dari tuntutan jaksa yang menuntut dua tahun penjara. Sedangkan Heru Sumarsono yang merupakan Kasi Pemerintahan Desa Campurdarat di vonis dua tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan jaksa satu tahun enam bulan.
Kasus ini bermula saat keduanya bersaksi atas kasus pembunuhan dengan terdakwa Deni Yonathan dan Fernando Irawan pada 28 Februari 2020. Korban pembunuhan adalah sepasang suami istri, Adi Wibowo dan Suprihatin warga Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat.
Keduanya telah diambil sumpah untuk menyampaikan keterangan dengan sebenarnya. Namun terpidana Suwignyo malah memberikan keterangan palsu, dengan mengatakan kedua terdakwa tidak berada di Tulungagung saat pembunuhan itu terjadi.
Untuk memperkuat alibi yang disampaikan oleh Suwignyo, Heru Sumarsono diminta oleh Suwignyo membuat dokumen seolah-olah kedua terdakwa memang tidak berada di Tulungagung.
Suwignyo memberikan kertas kepada Heru Sumarsono pada 25 Februari 2020 yang bertuliskan pada tanggal 11 Oktober 2018, kedua pelaku seolah telah merantau ke Kalimantan, sebelum kejadian pembunuhan pada November 2018. Lalu keterangan itu diselipkan dalam buku bepergian di desa dengan nomor register 31.
Selanjutnya nomor di bawahnya dihapus dan disesuaikan dengan nomor berpergian kedua terdakwa. "Keduanya mengakui jika keterangan itu tidak benar," kata Mujiono.
Sementara itu Jaksa Penuntut Umum (JPU), Anik Partini mengaku pikir-pikir dengan keputusan majelis hakim, meski vonis yang dijatuhkan lebih tinggi dari tuntutannya.
"Karena terpidana Suwigno masih pikir-pikir, maka kami juga pikir-pikir," ujar Anik.
Berbeda dengan Suwignyo, terpidana Heru Sumarsono menerima putusan hakim.
Kasus itu sendiri bermula dari pembunuhan yang dilakukan oleh terpidana Deni Yonathan dan Fernando Irawan pada November 2018 terhadap korban sepasang suami istri, Adi Wibowo dan Suprihatin warga Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat. Setelah melakukan pembunuhan, keduanya lari ke Kalimantan dan baru tertangkap selang setahun kemudian.
Keduanya kemudian disidang. Suwignyo yang masih kerabat dari salah satu pelaku berusaha merancang alibi jika keduanya tak berada di Tulungagung saat kejadian.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjemputan paksa dilakukan setelah sang kades dua kali mangkir dari panggilan pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Jember.
Baca SelengkapnyaKasus pemalsuan dokumen berhasil diungkap oleh jajaran Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan. Dua orang tersangka atas nama TN (32) dan PRA (21) ditangkap.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi saat menjabat sebagai Kades.
Baca Selengkapnya