Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bidan mengeluh ke Ganjar banyak buruh perempuan di Jateng keguguran

Bidan mengeluh ke Ganjar banyak buruh perempuan di Jateng keguguran Warga menghadiri acara 'Ngopi Bareng Ganjar'. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Banyak pengusaha pabrik di Jawa Tengah ternyata tidak memberikan hak cuti hamil dan waktu longgar kepada para buruh perempuan. Padahal, buruh perempuan hamil memerlukan hak cuti dan waktu luang untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya.

Fakta ini muncul saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi acara 'Ngopi Bareng Ganjar' di Teras Halaman Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Kamis (11/6).

"Kesehatan ibu hamil di perusahaan dan pabrik pak perlu diperhatikan. Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat satu jam selama bekerja. Wanita hamil ditingkatkan perhatiannya Pak. ASI dan menyusui dan ibu hamil supaya bisa istirahat. Di Desa Muter, wanita pekerja pabrik enam kali ada yang keguguran adalah pegawai pabrik. Mohon diperhatikan masalah ini," keluh Marni, seorang Bidan Desa di Sukoharjo, Jateng, kepada Ganjar Pranowo di sela-sela diskusinya.

Acara 'Ngopi Bareng Ganjar' ini dihadiri oleh 75 orang yang terdiri atas 12 camat, 12 tim penggerak PKK dan sebanyak 24 orang bidan desa.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Irawan, anggota Forum Kesehatan Desa Sukoharjo. "Khusus ibu hamil ada faktor ekstern pencapaian pemenuhan ekonomi atau kesejahteraan hidup. Rata-rata pemenuhan target kerja mereka ibu hamil terpaksa kerja di pabrik. Secara prosedur sudah betul dalam penanganan ibu hamil. Namun mereka dirujuk rumah sakit tidak mau. Diantar tidak mau. Semua tercatat. Enam bulan dipantau saat kehamilan habis HPL (Hari Perkiraan Lahir). Ibu hamil tidak laksanakan rujukan, mereka alasannya kerja lembur. Akhirnya mereka meninggal di PKU (Poliklinik Kesehatan Umum)," ungkapnya.

Irawan meminta agar Ganjar memberikan pengarahan kepada para pengusaha pabrik supaya mereka memberikan hak dan memperlakukan seorang buruh perempuan yang hamil secara manusiawi.

"Pabrik dimohon Pak Ganjar supaya bisa dikomunikasikan untuk ibu hamil bisa izin dari dokter. Sampai sekarang soalnya akhirnya ibu hamil yang dipaksakan tetap bekerja. Pabrik di mana pun baik besar maupun home industry," jelasnya.

Menanggapi persoalan itu, Ganjar akan mengundang para pengusaha pemilik pabrik yang mempekerjakan buruh perempuan. Terutama buruh perempuannya yang sedang hamil akan dimintanya untuk memberikan hak kepada perempuan hamil yang sedang bekerja.

"Saya akan undang mereka dan akan saya ajak bicara. Bagus sekali, di Sukoharjo ditemukan ternyata mereka yang hamil memerlukan perhatian dan trik khusus. Termasuk jadwal-jadwal istirahat," ungkapnya.

Ganjar juga menyampaikan kedatangannya ke Sukoharjo untuk melakukan perbandingan terhadap penanganan masalah tingginya kematian Ibu Hamil dan Anak yang masih tergolong tingi di Jateng.

"Di sini ada pengalaman dari program 'nginceng wong meteng'. Jadi jika ada ibu hamil dibangun awareness, semuanya peduli. Dicateti, laporkan jejak rekam medis semuanya masing-masing. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), 503 Sukoharjo juara 2 nasional. Di Brebes, yo mbrebes mili. 300-an. Saya melihat kondisi memprihatinkan. Piye carane? Sistem sudah bagus," pungkasnya.

Data dan pengalaman para bidan dan tenaga kesehatan ini akan diaplikasikan dalam bentuk program pemantauan secara online, sehingga diharapkan teknologi kesehatan ditunjang dengan teknologi online bisa membantu proses penekanan angka kematian ibu hamil dan anak di Jateng.

"Saya dari Brebes ke sini, saya akan cari pengalaman saya akan buat sistem modern, internet, komputer. Nanti saya akan kampanye. Arep tak gawe horor. Iki persoalan serius," pungkasnya.

Dari data Dinas Kesehatan Pemprov Jateng, kasus kematian ibu hamil di Jateng masih tergolong tinggi. Ada sebanyak 115 kasus selama triwulan pertama selama tahun 2015. Masing-masing adalah; di Eks Karesidenan Pekalongan 32 (27,83%), Eks Karesidenan Semarang 28 (24,35%), Eks Karesidenan Surakarta 15 (13,04%), Eks Karesidenan Banyumas 15 (13,04%), Eks Karesidenan Kedu 8 (6,96%) dan Eks Karesidenan Pati 17 (14,78%).

Angka kematian ibu paling tinggi adalah Kabupaten Tegal sebanyak 11, Grobogan 9, Banyumas 7. Masing-masing Brebes, Kendal, Pati 6, Kabupaten Pekalongan 5. Ada 2 yang nol yakni Rembang dan Temanggung.

Sementara, kasus kematian anak sebanyak 1.271 di Jateng adalah; di Eks Karesidenan Pekalongan sebanyak 205 kasus, Eks Karisidenan Semarang 261, Eks Karisidenan Surakarta 195 kasus, Eks Karisidenan Pati 188, Eks Karisidenan Banyumas 238 dan Eks Karisidenan Kedu 184.

Di setiap kabupaten/kota paling banyak di Grobogan sebanyak 104 kasus, Kabupaten Cilacap 74, Kabupaten Brebes 64, Kabupaten Banyumas 61, Kabupaten Banjarnegara 59 dan yang paling sedikit adalah Kota Surakarta 1 kasus.

Kemudian bidan desa hanya ada di kabupaten, jumlah bidan desa sebanyak 9.002 untuk 7.808 desa di Jateng. Terdiri dari bidan PNS 4044 dan PTT 4950. Perbandingan atau rasio bidan desa 1,15 persen, paling rendah rasionya di Purworejo 0,63 persen dan paling tinggi Grobogan sebanyak 1,88 persen.

Padahal target ratio sebanyak satu persen. Masih ada 7 yang di bawah 1, yakni Kabupaten Pati, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kronologi Perempuan Melahirkan saat Bekerja di Minimarket Surabaya, Ujungnya Nyesek
Kronologi Perempuan Melahirkan saat Bekerja di Minimarket Surabaya, Ujungnya Nyesek

Karyawan sebuah minimarket di Surabaya tiba-tiba melahirkan saat tengah bekerja. Ujungnya miris.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara

Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Keberatan Pengesahan Undang-Undang Ibu dan Anak
Pengusaha Keberatan Pengesahan Undang-Undang Ibu dan Anak

Durasi cuti sebaiknya mengutamakan dialog sosial yang efektif antara pekerja dan pengusaha.

Baca Selengkapnya
Demo di Kantor Gubernur Jambi Ricuh, Ibu Hamil Lima Bulan Terinjak Aparat
Demo di Kantor Gubernur Jambi Ricuh, Ibu Hamil Lima Bulan Terinjak Aparat

Korban sempat mengalami pendarahan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Larang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang
Larang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang

Selain melarang hamil, pegawai dipaksa terus bekerja sepanjang hari kerja tanpa istirahat.

Baca Selengkapnya
Klarifikasi Kepala Puskesmas di Palembang soal Aturan Pegawai Wanita Dilarang Hamil Hingga Tahan Uang JKN
Klarifikasi Kepala Puskesmas di Palembang soal Aturan Pegawai Wanita Dilarang Hamil Hingga Tahan Uang JKN

MG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.

Baca Selengkapnya
Temui Petani Indramayu, Ganjar Terima Keluhan Subsidi Pupuk hingga Pendampingan Usaha
Temui Petani Indramayu, Ganjar Terima Keluhan Subsidi Pupuk hingga Pendampingan Usaha

Keterbatasan para petani pun berdampak pada kemampuan modernisasi.

Baca Selengkapnya
Kejadian Langka! Ibu di Indramayu Melahirkan 5 Anak Kembar, Langsung Dijenguk Bupati Anak Eks Kapolri
Kejadian Langka! Ibu di Indramayu Melahirkan 5 Anak Kembar, Langsung Dijenguk Bupati Anak Eks Kapolri

Berikut potret Bupati anak eks Kapolri jenguk Ibu yang melahirkan 5 anak kembar.

Baca Selengkapnya
Ganjar Prihatin Dengar Emak-Emak di Bekasi Curhat Ditipu Calo Tenaga Kerja
Ganjar Prihatin Dengar Emak-Emak di Bekasi Curhat Ditipu Calo Tenaga Kerja

Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo prihatin mendengar warga yang curhat tertipu calo penyalur tenaga kerja.

Baca Selengkapnya