Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BKSDA Jatim buru pedagang kucing hutan yang diunggah mahasiswi Unej

BKSDA Jatim buru pedagang kucing hutan yang diunggah mahasiswi Unej Mahasiswi Unej pamer hasil buruan. ©2015 Facebook/Ida Tri Susanti

Merdeka.com - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jatim, Sunandar Trigunajasa ‎menjelaskan hasil penyelidikannya terhadap Ida Tri Susanti (20) yang mengunggah foto dirinya menenteng dua kucing hutan mati. Dari keterangan saksi didapati bahwa hewan yang dilindungi tersebut ternyata dikomersilkan dengan harga murah.

‎"Harganya 15 ribu per ekor. Mereka kelihatannya bertemu (transaksi) lokasinya di perbatasan antara Jember dengan Lumajang, itu di daerah Desa Jombang, Lumajang. Desa itu memang berbatasan juga dengan daerah Yosowilangun," kata Sunandar kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (19/10).

Sebelumnya memang penyidik Polres Jember memanggil 3 orang sebagai saksi guna didalami keterangannya. Mereka ialah ida sendiri, ayahnya dan sepupunya bernama Agus Dwi Santoso.

Ida memberi pengakuan bahwa dirinya tak ikut memburu dan membunuh hewan itu. Akan tetapi ketika dia pulang ke rumahnya di Desa Tunjung Rejo, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur sudah mendapati 3 ekor kucing hutan itu tergelak dalam keadaan mati dirumahnya.

"Gak tau iseng atau gimana, tiba-tiba dia ingin difoto dan diupload ke medsos. Itu yang akhirnya jadi permasalahan. Di balik itu ternyata yang dipamerkan itu kucing hutan yang dilindungi," tuturnya.

Namun ketika didalami, ternyata kucing hutan tersebut dibawa oleh Agus ke rumahnya. Agus mengaku tak berburu sendiri, dia membeli hewan itu dari seseorang. Kemudian setelah Ida meminta difoto, hewan itu dibersihkan.

"Lalu dimasak dan dimakan bersama keluarganya. Pengakuannya baru sekali mengonsumsi kucing hutan ini," pungkasnya.

Namun pihak Polres Jember tak kunjung menaikkan status ketiga saksi itu menjadi tersangka sebelum 1 kali 24 jam. Akhirnya siang tadi ketiganya dilepaskan. ‎Meski ketiganya tidak brelit saat dimintai keterangan, para penyidik kesulitan menghimpun alat bukti yang kuat.

"Karena tidak ada bukti yang kuat jadi dilepas kembali. Tapi kan datanya sudah tercatat. Memang alat bukti berupa pisau ada. Tapi alat bukti berupa hewannya itu yang susah. Sudah dimasak 12 September yang lalu, jadi sudah tidak ada barangnya. Kami sudah gelar perkara dengan Polres Jember dan. Koordinasi dengan Kejaksaan Lumajang, sepertinya agak berat menetapkan sebagai tersangka," jelasnya.

Kemudian langkah selanjutnya ialah meminta bantuan tim forensik untuk menyelidiki terkait keaslian foto yang diunggah Ida di media sosial. Jika memang benar maka kemungkinan besar hasil forensik akan menjadi andalan yang menggiring Agus terlebih dahulu dinaikkan statusnya menjadi tersangka.

‎"Akan dicek forensik apakah foto itu benar tanpa rekayasa, setelah itu baru bisa terungkap. Jika didapati benar maka yang kemungkinan jadi tersangka duluan AGS karena perniagaan. Mudah-mudahan memang bisa biar pelanggar yang membeli itu bisa ditelusuri yang jualnya. Kemudian bisa diberikan hukuman efek jera biar tahu kalau salah," terangnya.

‎Sunandar juga menjelaskan bahwa kucing hutan habitatnya tidak hanya di hutan. Kadang-kadang masuk ke kebun tetangga. Ini tentunya perlu dukungan masyarakat, aparat, dan stakeholder untuk melindungi.

"Hewan itu statusnya dilindungi, meskipun jumlahnya masih banyak tapi akan tetap dijaga. Kami berharap kalau ada yang melihat pemburuan, pembunuhan, atau ada upaya memelihara agar segera dilaporkan pada kami," terangnya.

Atas apa yang dilakukan oleh Ida dan keluarganya, Sunandar menegaskan bahwa mereka bisa dijerat hukuman pidana. ‎Menurut Sunandar, mereka bisa dijerat PP No. 07 tahun 1999 dan undang-undang No. 06 Tahun 1990.

"Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Kemudian denda maksimal 100 juta rupiah," ucapnya.

Menurut Sunandar, Januari yang lalu BKSA juga sempat mempidanakan pedagang lutung dan beberapa hewan lain yang dilindungi‎. Sunandar juga mengaku bahwa timnya tengah fokus pada pengungkapan perdagangan satwa yang diduga berada di Klakah, Probolinggo, Jawa Timur.

"Ada juga salah satu pondok pengobatan yang memiliki buaya di gumuk mas jember. Itu kami gerebek," tutupnya.

‎Seperti diketahui Ida merupakan Mahasiswi Fakultas MIPA Universitas Negeri Jember (Unej). Dia menempuh pendidikan di Jurusan Matematika Tahun Angkatan 2013. Ida merupakan warga Lumajang yang indekost di daerah Gebang, Manggar, dekat SMA 2 Jember. Sebelumnya Ida sempat mengunggah beberapa foto hasil buruan kucing hutan. Dia membubuhi foto tersebut dengan kalimat, "Hasil buruan hari ini. Nyam.. Nyam.."

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengintip Sepak Terjang Sindikat Penjualan Hewan Dilindungi yang Ditangkap di Garut
Mengintip Sepak Terjang Sindikat Penjualan Hewan Dilindungi yang Ditangkap di Garut

Hewan dilindungi yang ditemukan Owa Siamang jantan warna hitam, Kucing Kuwuk, anak Musang ekor putih, dan anak burung Kekep Babi.

Baca Selengkapnya
7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah
7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah

7 kucing liar di Indonesia yang langka dan terancam punah

Baca Selengkapnya
Terancam Punah, Begini Potret Anakan Kucing Macan Akar yang Dilindungi Undang-Undang saat Ditemukan Tanpa Sengaja
Terancam Punah, Begini Potret Anakan Kucing Macan Akar yang Dilindungi Undang-Undang saat Ditemukan Tanpa Sengaja

Berikut potret anakan kucing macan akar yang dilindungi oleh Undang-Undang & terancam punah.

Baca Selengkapnya
Masih dapat Ditemui walau Mulai Langka, Begini Kehidupan Satwa Macan di Hutan Blora
Masih dapat Ditemui walau Mulai Langka, Begini Kehidupan Satwa Macan di Hutan Blora

Warga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?

Baca Selengkapnya
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian

Perdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.

Baca Selengkapnya
Melihat Hewan Langka di Kawasan Hutan Lereng Gunung Slamet, Rawan jadi Incaran Pemburu Liar
Melihat Hewan Langka di Kawasan Hutan Lereng Gunung Slamet, Rawan jadi Incaran Pemburu Liar

Hutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.

Baca Selengkapnya
Penyiksa Hewan Kena Batunya
Penyiksa Hewan Kena Batunya

Sejumlah hewan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya
Karakteristik Burung Kuau Raja, Memiliki Kemampuan Unik
Karakteristik Burung Kuau Raja, Memiliki Kemampuan Unik

Burung Kuau Raja memiliki ciri khas ekor yang unik namun terancam punah.

Baca Selengkapnya
Fakta Miris di Balik Penyiksaan Kucing di Semarang, Seperti Fenomena Gunung Es
Fakta Miris di Balik Penyiksaan Kucing di Semarang, Seperti Fenomena Gunung Es

Banyak kucing liar yang hilang dan tersisa hanya satu ekor dalam keadaan mengenaskan.

Baca Selengkapnya
Isi Koper Gadis Korea Ini Mencengangkan, Ada 50 Ular 1 Iguana Badak dan 2 Biawak
Isi Koper Gadis Korea Ini Mencengangkan, Ada 50 Ular 1 Iguana Badak dan 2 Biawak

Mahasiswi asal Korea Selatan ini mengaku suka binatang

Baca Selengkapnya
Aksi Vendor Relokasi Kucing Dibungkus Pakai Plastik Tuai Sorotan, Ini Penjelasan Pengelola GBK
Aksi Vendor Relokasi Kucing Dibungkus Pakai Plastik Tuai Sorotan, Ini Penjelasan Pengelola GBK

Aksi Vendor Relokasi Kucing dengan Cara Dibungkus Plastik Disorot, Ini Penjelasan Pengelola GBK

Baca Selengkapnya
4 Fakta Terbaru Kasus Penyelundupan Ratusan Anjing di Solo, Satu Ekor Dihargai Rp350 Ribu
4 Fakta Terbaru Kasus Penyelundupan Ratusan Anjing di Solo, Satu Ekor Dihargai Rp350 Ribu

Anjing-anjing yang diselundupkan sudah diamankan dan dirawat dengan baik

Baca Selengkapnya