BMKG: Sejarah Gempa Bumi Merusak di Kepulauan Talaud Terjadi Delapan Kali
Merdeka.com - Warga Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara mengalami guncangan kuat sekitar 3 hingga 4 detik akibat gempa bumi dengan magnitudo 6,1 di Melonguane. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan warga di Kepulauan Sangihe tidak mengalami kepanikan meskipun terjadi guncangan sangat kuat.
"Sedangkan pantauan di wilayah Kepulauan Talaud, warga setempat mengalami kepanikan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Sabtu (22/1).
Dalam catatan sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada delapan kali gempa di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara yang menyebabkan kerusakan. Terbaru, gempa terjadi Sabtu (22/1/22) pagi tadi dengan magnitudo 6,0, dan kerusakan ringan baru ditemukan di satu gereja.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
-
Kenapa gempa Sangihe terjadi? 'Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi ke bawah Pulau Mindanao.
-
Apa penyebab gempa Sangihe? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiksika (BMKG) menyatakan gempa itu dipicu aktivitas deformasi batuan.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
"Sejarah gempa bumi merusak di Kepulauan Talaud setidaknya terjadi delapan kali," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara.
Catatan gempa merusak terjadi ke Kepulauan Talaud dari waktu ke waktu yakni pada 23 Oktober 1914 dengan magnitudo 7,7. Kemudian gempa merusak Halmahera pada 27 Maret 1949 dengan magnitudo 7,0.
Selanjutnya gempa di Kepulauan Talaud 24 September 1957 dengan magnitudo 7,2, lalu gempa Halmahera Utara dan Morotai pada 8 September 1966 magnitudo 7,7.
Gempa merusak juga pernah terjadi di Kepulauan Talaud pada 30 Januari 1969 dengan magnitudo 7,6, serta gempa Maluku Utara dan Morotai pada 26 Mei 2003 bermagnitudo 7,0.
Gempa ketujuh yang merusak terjadi di Kepulauan Talaud pada 11 Februari 2009 dengan magnitudo 7,4 dan pada 21 Januari 2021 dengan magnitudo 7,0. Terakhir, gempa terjadi pagi tadi.
"Hingga pukul 11.30 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan 9 aktivitas gempa bumi susulan paling kuat magnitudo 4,5," ujar Dwikorita.
Lewat hasil pemodelan BMKG, menunjukkan gempa itu tidak memiliki potensi tsunami.
Guncangan gempa yang terjadi pada Sabtu (22/1) pukul 09.26 WIB itu sendiri dirasakan dalam skala III-IV MMI di Melonguane, dengan getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil analisis menjelaskan, sesar aktif tersebut mengalami pergeseran.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Filipina.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaGempa kedua di Tuban terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Baca SelengkapnyaHasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaPusat gempa tersebut berada di laut sebelah Barat Pulau Karatung atau berjarak 110 kilometer barat laut Karutung, Sulawesi Utara, di kedalaman 141 kilometer.
Baca SelengkapnyaMalam tahun baru terjadi bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang.
Baca SelengkapnyaBMKG menyatakan gempa magnitudo 7.0 itu dipicu aktivitas deformasi batuan dalam.
Baca SelengkapnyaSebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaGempa terakhir yang teramati BMKG terjadi pada pukul 18.12 WIB tadi bermagnitudo 2,4 yang berpusat di darat dengan kedalaman 7 meter arah Barat Daya Cianjur.
Baca SelengkapnyaMenurut petugas BMKG, ada satu gempa bumi dirasakan di Laut Maluku
Baca Selengkapnya