Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bocoran Rapat IDI dan Kemendikbud soal Mahalnya Sekolah Dokter

Bocoran Rapat IDI dan Kemendikbud soal Mahalnya Sekolah Dokter Mahasiswa UI demo di Salemba. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akhirnya merespons surat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Dalam surat itu, IDI protes tentang biaya pendidikan sekolah dokter yang semakin mahal tak terkendali.

Kemendikbud Ristek menggelar rapat bersama PB IDI. Rapat digelar pada akhir Mei 2022 lalu. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Nizam hadir mewakili Kemendikbud Ristek dalam rapat tersebut.

Dalam rapat itu, IDI menyampaikan dua hal. Pertama, tugas dokter berkaitan dengan kemanusiaan. Bila pendidikan kedokteran baik, maka dokter yang dihasilkan akan baik pula. Demikian sebaliknya.

Poin kedua, IDI menyampaikan, dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, biaya pendidikan peserta didik harus mendapat persetujuan Menristek Dikti. Bukan hanya peserta didik pada program regular, tapi juga mandiri.

Sumber internal PB IDI mengatakan, semula usulan tersebut disetujui oleh seluruh peserta rapat. Namun, saat itu, Plt Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Nizam belum memasuki ruang rapat.

Setelah Nizam berada dalam ruang rapat, ia menegaskan, biaya pendidikan kedokteran di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan Singapura dan Malaysia.

Di sisi lain, dalam rapat itu, Nizam juga mengatakan, bila ada sumbangan besar dari masyarakat, seperti orang tua dan peserta didik tidak perlu ditolak.

Penjelasan dari Kemendikbud ini yang membuat IDI bertanya-tanya. Menurut IDI, perbandingan biaya pendidikan di Indonesia dengan negara tetangga tidak tepat. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya, pendapatan per kapita di Singapura dan Indonesia jauh berbeda.

Terkait hal ini, Nizam belum bisa memberikan komentar. Dia masih berada di luar negeri. Sementara Sekjen Kemendikbud, Suharti menolak komentar. Menyerahkan hal tersebut kepada Nizam.

Menurut sumber yang merupakan dokter senior ini, pemerintah seharusnya mengatur batas maksimal biaya pendidikan kedokteran di Indonesia. IDI lalu membandingkan biaya pendidikan kedokteran dengan tarif penjualan obat yang memiliki batas maksimal.

Namun, lagi-lagi dalam rapat itu, Kemendikbud kembali menyinggung sumbangan besar yang diberikan pemerintah kepada pendidikan kedokteran. 

"Kami akan menyurati lagi. Kan saya menagih janji pemerintah di UU bahwa semua beban pendidikan yang dibebankan kepada peserta harus mendapat persetujuan menteri. Tidak hanya reguler, mandiri pun sama. Jadi semua," tegasnya, Senin (6/6).

Surat Sempat Tak Direspons

Sebelumnya, PB IDI menyurati Kemendikbud Ristek. PB IDI menyampaikan bahwa biaya pendidikan kedokteran di Indonesia semakin tak terkendali, mahal, dan tidak terjangkau.

PB IDI juga menanyakan apakah biaya pendidikan yang berlaku di Fakultas Kedokteran Indonesia sudah mendapat persetujuan Mendikbud Ristek sesuai aturan perundang-undangan.

"Ini (surat PB IDI) sama sekali tidak direspons oleh Mendikbud," kata Ketua Terpilih PB IDI, Slamet Budiarto kepada merdeka.com, Rabu (18/5).

Menurut lulusan Magister Fakultas Hukum Universitas Soegijapranata, Semarang ini, surat tersebut ditembuskan kepada Presiden Joko Widodo dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Surat ini dilayangkan PB IDI pada 10 Februari 2022. Saat itu, PB IDI masih dipimpin Daeng M Faqih.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menghitung Biaya Kuliah, Kampus Negeri Mana Paling Mahal?
Menghitung Biaya Kuliah, Kampus Negeri Mana Paling Mahal?

Perguruan tinggi negeri menjadi incaran karena biaya kuliah lebih murah. Tapi faktanya, kian hari kian mahal.

Baca Selengkapnya
Mahalnya Jurusan Kedokteran, Komisi X DPR: Satu Alphard untuk Bayar Biaya Gedung Belum UKT
Mahalnya Jurusan Kedokteran, Komisi X DPR: Satu Alphard untuk Bayar Biaya Gedung Belum UKT

Padahal Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia kekurangan dokter.

Baca Selengkapnya
IDI Berduka RUU Kesehatan Disahkan
IDI Berduka RUU Kesehatan Disahkan

Meski kecewa, IDI mengaku siap mengawal penerapan UU Kesehatan ini hingga ke tingkat cabang.

Baca Selengkapnya
IDI Jabar Kecam Kasus Perundungan PPDS di RSHS Bandung!
IDI Jabar Kecam Kasus Perundungan PPDS di RSHS Bandung!

IDI Jabar memastikan praktik itu bukanlah tradisi yang seharusnya ada.

Baca Selengkapnya
Komisi X DPR Panggil Menteri Nadiem, Cecar 3 Hal Soal UKT
Komisi X DPR Panggil Menteri Nadiem, Cecar 3 Hal Soal UKT

DPR panggil Nadiem Makarim untuk meminta penjelasan terkait lonjakan UKT.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Emosi Mahasiswa Uang Kuliah Naik Tinggi
VIDEO: Emosi Mahasiswa Uang Kuliah Naik Tinggi

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) mengadu ke Komisi X DPR terkait kenaikan biaya uang kuliah

Baca Selengkapnya
IDI Respons Janji Prabowo Bangun 300 Fakultas Kedokteran: Sangat-Sangat Berlebihan
IDI Respons Janji Prabowo Bangun 300 Fakultas Kedokteran: Sangat-Sangat Berlebihan

IDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Anggota DPR Terkejut Dengar Kenaikan UKT, Sangat Tidak Manusiawi!
VIDEO: Anggota DPR Terkejut Dengar Kenaikan UKT, Sangat Tidak Manusiawi!

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyampaikan aspirasi terkait kenaikan biaya uang kuliah tunggal

Baca Selengkapnya
Dokter Muda Undip Tewas Diduga Dibully Senior, Menkes Ingin Perbaiki Tata Kelola PPDS
Dokter Muda Undip Tewas Diduga Dibully Senior, Menkes Ingin Perbaiki Tata Kelola PPDS

Kematian korban berinisial AR yang ditemukan pada Senin (12/8) lalu diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Baca Selengkapnya
BEM SI Ngadu ke DPR Mahalnya UKT: Kenaikan Bisa 300-500 Persen
BEM SI Ngadu ke DPR Mahalnya UKT: Kenaikan Bisa 300-500 Persen

Ihsan mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan audiensi dengan rektorat.

Baca Selengkapnya
Akui Ada Perundungan di PPDS Anestesi, Dekan FK Undip Minta Maaf
Akui Ada Perundungan di PPDS Anestesi, Dekan FK Undip Minta Maaf

Perundungan tersebut terjadi dalam berbagai bentuk.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta FK Undip Hapus Iuran Peserta PPDS
Kemenkes Minta FK Undip Hapus Iuran Peserta PPDS

Kemenkes juga meminta agar Undip mengontrol obrolan di grup WhatsApp peserta PPDS.

Baca Selengkapnya