Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bupati nonaktif Purbalingga Disebut Minta Duit Buat Kampanye PDIP di Pilgub Jateng

Bupati nonaktif Purbalingga Disebut Minta Duit Buat Kampanye PDIP di Pilgub Jateng Suasana usai sidang di Tipikor Semarang. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menghadirkan lima saksi dalam sidang lanjutan kasus suap dan gratifikasi proyek Islamic Center yang menjerat Bupati Purbalingga, Tasdi. Dalam sidang, saksi yang dihadirkan merasa ditekan setor dana untuk dana kampanye Pilgub 2018.

Dari lima saksi dipanggil hanya tiga yang hadir. Sedangkan Wakil Ketua DPR Utut Adianto mangkir dari pemeriksaan dengan alasan menghadiri acara di luar negeri.

"Lima yang kita panggil hanya dua yang tidak hadir. Untuk Utut Adianto tidak hadir dengan alasan menghadiri acara ke Turki, satunya yakni Kepala Dinas Penanaman Modal Satya Giri berhalangan tetap karena meninggal dunia. Sudah dibacakan BAP dalam sidang," kata Jaksa KPK Roy Riyadi usai sidang di Tipikor Semarang, Rabu (28/11).

Orang lain juga bertanya?

Dia menyebut untuk tiga orang yang hadir yakni Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Purbalingga Muhammad Najib, Mantan Kepala Bagian Layanan Pengadaan Hadi Iswanto dan mantan anggota DPRD Purbalingga Nur Said.

Pemeriksaan saksi pertama menghadirkan Muhammad Najib, selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Purbalingga mengaku harus menjalankan perintah Bupati selaku atasannya untuk menyetorkan sejumlah uang sekitar Rp 24,5 juta. Dana tersebut rencananya akan digunakan kampanye sebagai upaya menyukseskan Pilgub Jateng 2018.

"Penyerahan dana itu untuk keperluan Pemilihan Gubernur tahun 2018. Ya untuk sosialisasi pemenangan," kata Najib usai menjalani pemeriksaan saksi di Tipikor Semarang.

Dia menjelaskan ada aliran dana lagi yang diberikan kepada terdakwa dengan jumlah Rp 50 juta. Uang itu diserahkan saat bertemu dengan rombongan Tasdi di sebuah rumah makan.

"Lima puluh juta rupiah kan besar pak. Untuk digunakan apa dan lokasinya di mana?" tanya seorang jaksa KPK yang menangani sidang kasus tersebut.

"Uangnya saya serahkan di rumah makan Joglo. Keperluannya dalam kegiatan sosialisasi dengan partai," sahut Najib.

Lebih lanjut dalam pertemuan dengan para pejabat itu, dirinya sempat menunaikan salat. Tapi ia kembali mendapat tekanan untuk memuluskan proyek Islamic Center.

"Pak Bupati tanya ke saya siapa yang menang lelang. Saya jawab sepertinya PT Sumber Daya. Kemudian beliau mengajak saya ke Jakarta. Pas perjalanan di stasiun, beliau sempat membahas soal dana untuk Pileg," tuturnya.

Setibanya di Hotel Borobudur Jakarta, Hadi mengaku ikut pertemuan untuk membahas proyek serupa. Ia menyebut ada Utut Adianto selaku Wakil Ketua DPR terlihat hadir di hotel itu.

"Pembahasan masih berkaitan dengan Islamic Center dan pemberian dana-dana lainnya untuk keperluan Pemilu," ungkapnya.

Terpisah dalam saksinya dilontarkan Hadi Iswanto, Kabag ULP Purbalingga sudah ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus serupa mengatakan sempat ketakutan saat KPK menggelar OTT di Purbalingga.

"Saya waktu itu lari ketika lihat pak bupati dan beberapa orang diamankan KPK. Saya langsung menuju kantor bupati. Lalu dikejar oleh petugas pas OTT dulu. Saya lari karena itu bukan uang saya," tuturnya.

Ia menjelaskan sering mendapat tekanan dari bupati saat menangani proyek pembangunan gedung Islamic Center. Pada Februari 2017 misalnya, ia diperintah oleh Kepala Dinas PUPR untuk mendampingi makan siang di RM Garuda.

"Saya ke sana dengan pak bupati dari Purbalingga. Di situ, saya ternyata sudah ada beberapa orang penting. Suasana rumah makan cukup ramai. Kemudian seingat saya pak bupati bilang Pak Nababan dibantu. Awas kalau tidak," akunya.

Dalam pertemuan dengan para pejabat itu, dirinya sempat menunaikan salat. Tapi ia kembali mendapat tekanan untuk memuluskan proyek Islamic Center.

"Pak bupati tanya ke saya siapa yang menang lelang. Saya jawab sepertinya PT Sumber Daya. Kemudian beliau mengajak saya ke Jakarta. Pas perjalanan di stasiun, beliau sempat membahas soal dana untuk Pileg," tuturnya.

Setibanya di Hotel Borobudur Jakarta, Hadi mengaku ikut pertemuan untuk membahas proyek serupa. Ia menyebut ada Utut Adianto selaku Wakil Ketua DPR terlihat hadir di hotel itu.

"Pembahasan masih berkaitan dengan Islamic Center dan pemberian dana-dana lainnya untuk keperluan Pemilu," kata Hadi Iswanto.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPU Jayapura Usut Dugaan Caleg Suap Ketua PPD Waibhu untuk Naikkan Suara
KPU Jayapura Usut Dugaan Caleg Suap Ketua PPD Waibhu untuk Naikkan Suara

KPU Jayapura bakal memanggil terlebih dahulu PPD di Distrik Waibhu untuk diklarifikasi.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Malang Selidiki Dugaan Praktik Politik Uang Jelang Pemilu
Bawaslu Malang Selidiki Dugaan Praktik Politik Uang Jelang Pemilu

Bahwa terduga mengaku rutin membagikan uang kepada masyarakat setempat terutama saat Jumat Legi.

Baca Selengkapnya
KPK Ungkap Gubernur Bengkulu Pakai Uang Hasil Peras Anak Buah untuk 'Serangan Fajar' Pilkada
KPK Ungkap Gubernur Bengkulu Pakai Uang Hasil Peras Anak Buah untuk 'Serangan Fajar' Pilkada

Rohidin merupakan calon gubernur (Cagub) petahana yang diusung Partai Golkar, PKS, PPP dan Hanura.

Baca Selengkapnya
KPK Sita Rp36 Miliar Atas Kasus Korupsi Eks Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin
KPK Sita Rp36 Miliar Atas Kasus Korupsi Eks Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin

Penyitaan tersebut adalah bagian dari penyidikan dugaan tindak pidana korupsi penerimaan gratifikasi dan konflik kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa.

Baca Selengkapnya
PNS Pejabat Eselon 3 Buat Pengakuan Mengejutkan, Sebut Bupati Garut Ahli Palak
PNS Pejabat Eselon 3 Buat Pengakuan Mengejutkan, Sebut Bupati Garut Ahli Palak

Pejabat itu mengungkap wajib setor ke Bupati Garut Rp2,5 juta per bulan

Baca Selengkapnya
KPK Kembali Sita Uang Rp36 Miliar Mantan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin Dalam Kasus Gratifikasi
KPK Kembali Sita Uang Rp36 Miliar Mantan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin Dalam Kasus Gratifikasi

Total uang disita KPK terkait dugaan suap dan gratifikasi mantan Bupati Langkat sudah Rp58 miliar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan! Cagub Bengkulu Peras Ancam Pecat Bawahan Jika Tak Dibantu Ongkos Pilkada
VIDEO: Kejutan! Cagub Bengkulu Peras Ancam Pecat Bawahan Jika Tak Dibantu Ongkos Pilkada

KPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu.

Baca Selengkapnya
Hari Ini, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali
Hari Ini, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali

Ahmad Mudhlor Ali akan diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka lain

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Minta Setoran Anak Buah untuk Biaya Pilkada
Duduk Perkara Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Minta Setoran Anak Buah untuk Biaya Pilkada

Dalam konstruksi perkara, dia melakukan upaya pemerasan dan gratifikasi lantaran butuh dana untuk Pilkada Bengkulu 2024.

Baca Selengkapnya
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan

Pekan depan akan diumumkan sanksi untuk atasan yang paksa PSSU utang ke Pinjol.

Baca Selengkapnya
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Bungkam Seusai Diperiksa KPK
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Bungkam Seusai Diperiksa KPK

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).

Baca Selengkapnya
Ganjar Ungkap Dugaan Cawe-Cawe di Pilkada 2024, Calon Kepala Daerah PDIP Ditekan dan jadi Target Operasi
Ganjar Ungkap Dugaan Cawe-Cawe di Pilkada 2024, Calon Kepala Daerah PDIP Ditekan dan jadi Target Operasi

Ganjar Pranowo menyebut ada sejumlah kader partainya yang menjadi target operasi (TO) aparat penegak hukum menjelang Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya