Camat Gamping soal pelari wanita diadang warga: Tak hormati aturan lokal
Merdeka.com - Video seorang pelari perempuan yang dihadang oleh warga karena dianggap menggunakan pakaian yang tidak sopan, menjadi viral di media sosial.
Kejadian yang terekam di video itu berdasarkan penelusuran Merdeka.com terjadi di Dusun Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman saat acara 5K Universitas Aisyiyah (Unisa) Running 2018 pada Selasa (1/5) yang lalu. Acara itu merupakan rangkaian acara dari peringatan Milad ke 27 Unisa Yogyakarta.
Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Kecamatan (Camat) Gamping, Kabupaten Sleman, Abu Bakar mengatakan bahwa pihak panitia ataupun penyelenggara acara tidak memahami aturan lokal yang ada di Dusun Mlangi. Sebab, kata Abu Bakar, wilayah Mlangi selama ini dikenal sebagai wilayah santri.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Apa nama asli daerah tempat pondok pesantren Langitan berdiri? Nama Pesantren Langitan berasal dari nama lama daerah tempat pesantren itu berdiri, Plang Wetan atau Plangitan yang kemudian dibaca Langitan.
-
Siapa pendiri pondok pesantren Langitan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang dipelajari santri di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro? Secara umum, Pondok Pesantren Al Fatah tidak terlalu berbeda dengan pondok pesantren NU dalam tradisi keagamaan. Pondok Pesantren Temboro mengikuti Syafi'iyah dalam fikih, Asy'ariyah dalam akidah, serta Naqsyabandiyah dalam tarekat.Pembeda utama Al Fatah dengan pondok pesantren lain yakni pada ikatan kuatnya dengan Jemaah Tabligh. Kitab-kitab karangan Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhlawi dan Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjadi bahan ajar selain kitab-kitab kuning yang umum dipelajari di pondok.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
"Panitia atau EO-nya yang tidak paham. Tidak menghormati aturan lokal di Mlangi. Di Mlangi merupakan pusat pesantren. Banyak santri yang belajar. Selain wilayah Mlangi, daerah Pundung, Cambahan, dan Nogotirto merupakan daerah santri," ujar Abu Bakar saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan Whatsapp, Sabtu (5/5).
Abu Bakar menyampaikan pihak penyelenggara seharusnya bisa melakukan koordinasi dengan aparat di wilayah sebelum menggelar acara. Sehingga nantinya tak ada aturan lokal yang dilanggar saat penyelenggaraan acara.
"Harus koordinasi dengan aparat wilayah. Hormati aturan lokal. (Di Mlangi) Wilayah banyak pesantrennya, orang harus berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Kita kalau di Bali saja menghormati bila ada tulisan terkait berpakaian yang sopan," urai Abu Bakar.
Abu Bakar mengaku pihak pemerintahan Kecamatan Gamping beserta jajarannya sangat mendukung acara-acara yang digelar di wilayah tersebut. Termasuk jika akan ada acara bertajuk lari maraton lagi di Kecamatan Gamping.
"Saya dukung kalau ada lomba maraton. Di Gamping banyak yang bagus, kemarin juga ada lomba lari lintas alam. Imbauan saya kepada panitia atau penyelenggara jika ada even harus menghormati aturan adat setempat. Serta juga berkoordinasi dengan kades, camat serta muspika," saran Abu Bakar.
Ditemui terpisah, Ketua Milad ke 27 Unisa Yogyakarta, Ruhiyana mengungkapkan bahwa acara 5K Unisa Running 2018 sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Pihak panitia, kata Ruhiyana melakukan kerjasama dengan induk olahraga atletik yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY.
"Sebenarnya kami berpikiran sesuai standar. Aturan mainnya sesuai PASI. Pakaian yang dikenakan para pelari juga sesuai standar kenyamanan mereka dalam berlari," papar Ruhiyana di kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (5/5).
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta ini bahwa permasalahan yang terjadi saat acara itu sudah diselesaikan dengan mediasi antara panitia dengan tokoh-tokoh masyarakat di Mlangi. Pihak pelari perempuan yang menjadi korban penghadangan juga tidak memermasalahkan hal itu.
Ruhiyana menambahkan selain penghadangan ada juga peristiwa pemukulan yang terjadi saat itu. Pelari perempuan, sambung Ruhiyana sempat dipukul di bagian anggota tubuh tertentu. Selain itu seorang pelari rekan pelari perempuan juga sempat dipukul dibagian wajah saat membela pelari perempuan.
"Pelari perempuan sempat dipukul. Pelari lain laki-laki sempat kena tonjok di wajah. Tapi kami sudah mediasi. Kedua pelari tidak memermasalahkan. Kami anggap sudah selesai (permasalahan penghadangan pelari perempuan oleh warga karena dianggap pakaiannya tidak sopan)," tutup Ruhiyana.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaAda hal lain yang mengejutkan saat Panji Gumilang mendatangi Bareskrim untuk pertama kalinya menjalani pemeriksaan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kabupaten Magetan ini jadi pusat Jemaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Santrinya bisa naik kuda hingga unta.
Baca SelengkapnyaGanjar menjelaskan aksi bagi-bagi sepeda atau reward sering dilakukannya saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat, kembali didatangi demonstran pada Kamis 6 Juli sore. Ratusan polisi disiagakan.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaBacapres Ganjar Pranowo mendapat dukungan dari para ulama di berbagai daerah. Hal itu tampak saat Ganjar sowan ke pondok pesantren di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaNazal mengatakan, para pelapor dalam kasus itu merupakan keluarga dari para korban.
Baca SelengkapnyaLokasi yang dipakai oleh masyarakat untuk tidur tersebut bukanlah area suci untuk tempat salat, melainkan aula tempat pertemuan dan pelaksanaan kegiatan oleh pe
Baca SelengkapnyaAtas laporan massa tersebut, sebanyk 20 personel dikerahkan polisi. Yakni, untuk mengamankan massa yang 'mengepung' pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaTindakan yang demikian adalah salah, terlepas dari siapapun yang melakukannya.
Baca Selengkapnya