Cara Pemkot Malang Cegah Kerumunan di Kayutangan

Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mematikan sementara lampu dekorasi di sepanjang koridor Kayutangan. Langkah tersebut diambil setelah evaluasi situasi kerumunan masyarakat yang terpantau selama beberapa hari terakhir.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto mengungkapkan, keputusan tersebut atas arahan Wali Kota Malang, Sutiaji dan dikoordinasikan dengan jajaran terkait. Lampu dekorasi sepanjang Jalan Basuki Rahmat tersebut mulai dimatikan Minggu (6/2).

"Mulai Minggu sore ini pukul 18.00 WIB, kami matikan lampu dekorasinya sementara. Lampu dekorasinya saja, untuk penerangan jalan umum (PJU) tetap menyala,” tegas Wahyu, Minggu (6/2).

Koridor Kayutangan berada di kawasan wisata heritage yang tengah dikembangkan Kota Malang. Kawasan tersebut dilengkapi dengan lampu dekorasi yang mulai menyala awal tahun 2022 lalu.

Sejak lampu di sepanjang koridor menyala, masyarakat berdatangan untuk berwisata foto. Sebelumnya juga secara rutin digelar panggung musik di sejumlah titik lokasi di sepanjang koridor. Namun beberapa hari terakhir juga telah dihentikan dengan alasan kerumunan.

Sebelumnya, Polresta Malang Kota sejak 31 Januari 2022 telah melakukan upaya pembatasan mobilitas pada jam tertentu di Jalan Basuki Rahmat dan sejumlah koridor lainnya.

Tujuannya untuk menekan pergerakan massa yang masih tinggi dan ditengarai menjadi salah satu faktor kembali peningkatan kasus Covid-19.

Tim gabungan Pemkot Malang bersama TNI/ Polri juga melaksanakan operasi penertiban protokol kesehatan (prokes) dan tes usap acak termasuk di Kayutangan.

Namun sebagian masyarakat, tampaknya masih kurang menyadari pentingnya menghindari kerumunan. Sehingga diambil kebijakan lanjutan dengan mematikan lampu dekorasi.

"Langkah ini satu kesatuan upaya kita mendukung pengendalian kasus Covid-19 di Kota Malang yang naik lagi beberapa waktu terakhir,” imbuh Wahyu.

Tercatat kasus dalam pantauan per 5 Februari 2022 bertambah hingga mencapai 688 kasus. Meskipun temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bahwa mayoritas kasus berkarakter tanpa gejala (asimtomatik) namun tetap waspada dan meminta seluruh masyarakat bisa bekerja sama.