Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cegah Mafia Tanah Merajalela, Publik Perlu Diedukasi Seputar Agraria

Cegah Mafia Tanah Merajalela, Publik Perlu Diedukasi Seputar Agraria polisi ungkap kasus mafia tanah. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Ragam persoalan agraria yang diotaki jaringan mafia tanah, seakan tak pernah habis. Semakin merajalela dan seolah tak pandang bulu, mulai dari tukang servis AC, eks pejabat hingga kaum selebritas, telah menjadi korban mafia tanah.

Penyerobotan tanah dan properti seorang tukang service AC di Jakarta Barat, peralihan kepemilikan tanah dan bangunan milik ibunda Dino Patti Djalal mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia dan lepasnya hak kepemilikan tanah aktris selebriti Nirina Zubir, adalah contoh dari beberapa kasus kejahatan agraria yang menjadi perhatian masyarakat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi yang terlihat gusar, telah berulang kali menegaskan keseriusan pemerintah memberantas mafia tanah.

"Saya sudah berkali-kali menyampaikan bahwa tidak ingin konflik agraria yang terjadi di banyak daerah ini terus menerus berlangsung, dan saya tidak ingin rakyat kecil tidak mempunyai kepastian hukum terhadap lahan yang menjadi sandaran hidup mereka. Saya juga tidak ingin para pengusaha tidak mempunyai kepastian hukum atas lahan usahanya," ujar Jokowi di Istana Negara, (22/11).

Tenaga ahli Wapres, M Noor Marzuki menilai wajar jika Presiden Jokowi gusar mengingat permasalahan agraria memang belum banyak yang dapat diselesaikan oleh instrumen negara terkait, hingga saat ini.

Mantan Sekjen Kementerian ATR/BPN ini menuturkan bahwa kejelian pelaku mafia tanah melihat celah dan memanfaatkan kelemahan sistem agraria, adalah salah satu faktor utama terjadinya kejahatan agraria di Indonesia.

"Bukan hanya Presiden, saya dan kita semua tentunya gusar dengan praktik penyerobotan tanah yang terstigma dilakukan oleh mafia tanah. Penanganan permasalahan agraria yang sustainable seyogianya melibatkan segenap ekponen bangsa," kata Noor Marzuki kepada wartawan, Selasa, (14/12).

Pengentasan persoalan agraria, lanjut Marzuki, jangan hanya terfokus pada bidang penindakan semata. Pendidikan dan pencegahan adalah elemen utama yang juga harus dikedepankan oleh instrumen negara yang bersinggungan dengan agraria.

"Persoalan agraria adalah permasalahan klasik yang terjadi sejak zaman dulu. Hulu-hilir permasalahan agraria harus sama-sama dibenahi. Penindakan para pelaku terbukti tidak menyurutkan angka kejahatan ini. Pendidikan dan upaya pencegahan mutlak diperlukan untuk mengatasi (persoalan) ini," jelas Marzuki.

Edukasi seputar agraria sangat penting terus menerus diberikan kepada masyarakat luas, agar publik 'aware' melindungi tanah maupun properti yang berdiri di atasnya. Dengan pendidikan agria yang cukup, tentunya akan menyadarkan masyarakat untuk secepatnya mengurus bukti sah kepemilikan termasuk membayar pajak tanah dan bangunan yang menjadi kewajibannya.

Sementara upaya pencegahan, salah satunya dengan selalu meng-update dan memasukkan unsur-unsur inovasi teknologi dalam sistem agraria, untuk menutup celah atau setidaknya meminimalisir peluang masuknya orang-orang atau kelompok yang disebut mafia tanah.

"Kejahatan agraria dapat terjadi juga karena buruknya sistem atau sistem yang belum update. Jangan lupa, pelaku kejahatan agraria terkenal licin dan mampu menciptakan terobosan yang sarat ide-ide besar dan inovasi terkini kekinian untuk membobol sistem agraria khususnya memanfaatkan oknum-oknum di dalamnya," tutur Marzuki.

Atas dasar itulah, penguatan moral integritas dan kontrol setiap abdi negara di instansi yang menangani atau berkaitan dengan bidang agraria, juga harus dilakukan.

Marzuki menilai, penindakan tegas harus secepatnya dilakukan termasuk di saat melakukan upaya pencegahan, ditemukan pelanggaran pidana di dalamnya.

"Penindakan tegas berupa sanksi hukum seberat-beratnya demi keadilan dan rasa keadilan, juga harus dibterapkan untuk membuat efek jera dan takut bagi pelaku maupun calon pelaku kejahatan agraria." ungkap Marzuki.

"Saya saksi hidup betapa luar biasanya usaha Pak Jokowi membenahi ruwetnya permasalahan agraria di republik ini. Hasilnya mulai terlihat, salah satunya puluhan juta sertifikat gratis bagi rakyat Indonesia yang belum pernah terjadi pada masa pemerintahan sebelumnya," pungkas Marzuki.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemendagri: Orang Berkata Korupsi Sudah Jadi Budaya
Kemendagri: Orang Berkata Korupsi Sudah Jadi Budaya

Kemendagri sepakat bersama KPK untuk mencegah budaya korupsi dalam bidang pendidikan.

Baca Selengkapnya
AHY Klaim Pemerintah Berhasil Selamatkan Kerugian Negara Rp5,7 Triliun dari Praktik Mafia Tanah
AHY Klaim Pemerintah Berhasil Selamatkan Kerugian Negara Rp5,7 Triliun dari Praktik Mafia Tanah

AHY menyampaikan komitmen untuk menjaga rasa adil terkait masalah tanah di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menteri AHY Kantongi Puluhan Nama Oknum Mafia Tanah, Bakal Diciduk Secara Mendadak
Menteri AHY Kantongi Puluhan Nama Oknum Mafia Tanah, Bakal Diciduk Secara Mendadak

AHY menjelaskan, dalam menangkap mafia tanah perlu langkah mendadak atau surprise. AHY juga menegaskan upaya tersebut semata untuk melindungi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menteri AHY: Banyak Masalah di Indonesia Libatkan Mafia Tanah
Menteri AHY: Banyak Masalah di Indonesia Libatkan Mafia Tanah

Sehingga, hak tanah mereka tak dirampas mafia tanah.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan DPR, AHY Ungkap Program Prioritas Kementerian ATR di Antaranya Membasmi Mafia Tanah
Di Hadapan DPR, AHY Ungkap Program Prioritas Kementerian ATR di Antaranya Membasmi Mafia Tanah

AHY menegaskan persoalan mafia tanah diperlukan penanganan khusus

Baca Selengkapnya