Cegah Teror Harimau Sumatera, Warga dan BKSDA Pasang Perangkap Sementara
Merdeka.com - Adanya teror harimau Sumatera yang menewaskan seorang petani dan memangsa ternak warga, masyarakat dan BKSDA Sumsel memasang perangkap. Jika tertangkap, harimau itu akan dievakuasi ke habitatnya.
Perangkap atau jebakan itu dipasang di Desa Pulau Panas, Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan. Titik pemasangan di sekitar daerah yang disinyalir kerap dilewati satwa dilindungi itu.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Sumsel Martialis Puspito mengatakan, jebakan itu terbuat dari bahan kawan dan kayu. Di dalamnya diisi umpan untuk memancing harimau masuk dan terjebak.
-
Bagaimana cara harimau Jawa mencari makan? Satwa liar ini biasa memangsa babi hutan, rusa jawa, banteng, reptil, hingga burung air. Harimau Jawa melakukan pembunuhan dalam jumlah besar seminggu sekali dan menghabiskan 2-3 hari untuk makan dalam jumlah besar.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Bagaimana serangan harimau terjadi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Apa ciri khas harimau Jawa? Mengutip situs endangeredtigers-org, harimau Jawa rata-rata berukuran lebih kecil dibanding subspesies harimau modern lainnya. Ukuran tubuh ini merupakan bentuk adaptasinya terhadap ukuran mangsa utamanya berupa rusa. Mereka memiliki garis-garis panjang dan tipis serta wajah sempit dengan hidung relatif panjang dan sempit.
"Ada satu jebakan yang dipasang, ini sifatnya sementara," ungkap Martialis, Selasa (19/11).
Jebakan Antisipasi Perburuan Warga
Menurut dia, kandang jebakan tambahan rencananya akan dipasang oleh tim evakuasi dari Palembang yang masih dalam perjalanan. Banyaknya jebakan diharapkan berhasil menangkap harimau.
"Upaya ini antisipasi perburuan oleh warga. Jangan sampai hewan itu dibunuh, nanti bisa kita evakuasi ke habitatnya," ujarnya.
Petugas Siap Bersiaga
Selain perangkap, pihaknya menyiagakan beberapa petugas di lokasi untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan sekaligus mencari jejak harimau. Sementara lokasi evakuasi akan ditempatkan di Taman Nasional Bukit Barisan yang berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KHP) Gunung Patah.
"Nanti sekaligus juga pemasangan camera trap untuk memantau keberadaan harimau," pungkasnya.
1 Petani Tewas Diterkam Harimau
Diberitakan sebelumnya, seorang petani, Kuswanto (58) tewas akibat diserang harimau saat berada di kebun kopi miliknya di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat, Minggu (17/11). Pada malam harinya, seekor kambing warga setempat mati di kandang akibat diterkam harimau.
Di hari yang sama, seekor babi hutan menyerang Ali Nurdin (53) dan istrinya Rohana (50), warga Pendopo, Empat Lawang, Sumsel. Korban Ali Nurdin tewas dengan banyak luka, seperti di tangan, dada, leher, hingga tangan kirinya nyaris putus.
Peristiwa itu terjadi saat kedua korban tengah memanen sawit di kebun milik saudaranya di Desa Padang Sumatera, Kecamatan Pendopo Barat, Empat Lawang, Minggu (17/11).
Sehari sebelumnya, wisatawan asal Sekayu, Musi Banyuasin, diserang harimau saat kemping di Gunung Dempo Pagaralam, Sabtu (16/11). Meski mengalami luka cakaran, korban berhasil diselamatkan rekan-rekannya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Atasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaDua orang petugas menggunakan tongkat penjepit untuk menangkap ular kobra
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaBiasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya tidak ada korban dalam upaya evakuasi ketiga ular tersebut.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaPetugas Pemadam Kebakaran Pos 06 Ronga-ronga, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, berjibaku menangkap seekor ular piton dengan panjang mencapai 5 meter.
Baca Selengkapnya