Cerita di balik penjualan rumah revolusi di Rengasdengklok
Merdeka.com - Rumah Peristiwa Rengasdengklok dikabarkan akan dijual. Meski bukan pertama kalinya dikabarkan akan dijual, kabar itu langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, karena rumah petani Tionghoa Djiau Kie Siong tersebut merupakan bangunan bersejarah bekas penyekapan Soekarno dan Hatta oleh para pemuda sebelum Proklamasi kemerdekaan 1945 dikumandangkan.
Cucu generasi ketiga, Dyiauw Kwin Moy (Iin) yang telah berumur 61 tahun membantah keras kabar tersebut. Ahli waris itu belum bersepakat untuk menjual bangunan bersejarah itu. "Enggak dijual, di televisi mau dijual itu kami bingung, katanya kebentur biaya. Itu sebenarnya bukan dari keluarga, tapi sebenarnya dari mana, kita enggak tahu," kata Iin kepada merdeka.com di serambi Rumah Peristiwa Rengasdengklok Dusun Kalijaya RT 01 RW 09 Rengasdengklok Utara Karawang, Senin (11/8).
Menurut ahli waris generasi ketiga Dyiauw Kwin Moy (Iin), selama ini rumah bersejarah tersebut dirawat oleh ahli waris petani Tionghoa Djiau Kie Siong. Mereka swadaya menjaga dan melestarikan situs warisan sejarah kemerdekaan ini.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Siapa pemilik rumah pengasingan Bung Karno? Ternyata, rumah megah bercat putih itu milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Tjang Tjeng Kwat.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Dimana lokasi rumah pengasingan Bung Karno? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
"Kita tenaga sendiri saja yang bersihin dan merawat (rumah peristiwa Rengasdengklok). Enggak ada bentuk perhatiannya, Pemda Karawang enggak ada, elo-elo gua-gua ibaratnya," katanya. Iin mengungkapkan bantuan biaya merawat malah datang dari pemerintah daerah (Pemda) lain. Mereka prihatin dengan keadaan bangunan yang sudah mulai dimakan usia tersebut. "Tahun 2006 kayunya penyangga atap runtuh, dibantu BP3 Serang Banten, dia yang biayain, kita tahunya jadi. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, tahun 2012 juga membantu membangun gapura di depan rumah," terang dia.
Di samping itu, dia juga berharap adanya bantuan untuk biaya membayar listrik dan pajak bangunan. Peremajaan bangunan pun dilakukan semampunya. "Kita pengeluaran yang dibutuhkan untuk listrik, kebersihan dan biaya pajak. Pengecatan dan pengapuran juga dilakukan sebisanya," pungkas dia.
Nah, di balik bantahan tersebut, masih ada beberapa cerita-cerita menarik soal rumah revolusi itu. Berikut ulasannya seperti dirangkum merdeka.com , Selasa (12/8) pagi:
Ada isu rumah Rengasdengklok akan dijual Rp 2 miliar
Pendiri kerabat Pencinta Alam, Rudy Badil, mendapat informasi bahwa rumah bekas penyekapan Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 itu akan rencananya memang akan dijual.
"Kami mendengar informasi bahwa rumah tersebut dan tanahnya seluas sekitar 1.008 meter persegi akan dijual seharga Rp 2 miliar," imbuhnya. ? Menurut Rudy, rumah itu dijual karena kondisi perekonomian Dyiauw Kwien Moy sebagai pemilik rumah sudah terlampau miskin.
?
"Djiew Kwien Moy yang merupakan cucu perempuan mendiang Djiaw Kie Siong sangat memprihatinkan ekonominya sehingga berniat menjual rumah itu," ujarnya. ? Rudy pun agak kecewa jika rumah itu dijual. Sebab nantinya tak ada lagi monumen historis tentang kemerdekaan Indonesia.
?
"Jika sampe dijual dan digusur dan di atas tanah tersebut didirikan bangunan lainnya, maka tidak ada lagi monumen historical yang sangat penting dan tak ternilai harganya dengan uang," tandasnya.
?
Oleh karena itu, Rudy bersama kerabat Pencinta Alam yang lain bertekad untuk menyelamatkan keberadaan rumah penyekapan Bung Karno dan Bung Hatta tersebut. ? "Kami menyerukan saudara-saudari rakyat Indonesia, dari Merauke di Papua sampai ke Sabang di Nanggroe Aceh Darussalam untuk bergotong royong menyumbang uang serelanya," tutupnya.
?
Pemda Karawang pernah tawar Rp 600 juta
Penjaga rumah Dyiauw Kwien Moy (Iin) mengaku bahwa rumah revolusi itu pernah ditawar seharga Rp 600 juta. Namun dirinya menolak karena merasa terhina dengan nilai harga yang ditawarkan."Pernah didesak-desak terus sama masyarakat (ditawar), akhirnya kita ke Pemda Karawang. Pemda Karawang bilang rumahnya sudah butut dan jelek. Harganya harus nurut NJOP Karawang sebesar 150 ribu per meter, kita kan terhina jadi enggak boleh," kata Iin saat ditemui merdeka.com di serambi Rumah Peristiwa Rengasdengklok Dusun Kalijaya RT 01 RW 09 Rengasdengklok Utara Karawang, Senin (11/8).Iin mengatakan, Pemda Karawang melarang rumah tersebut dijual ke pihak swasta. Ahli waris pun tak sepakat dengan harga yang ditawarkan Pemda Karawang."Tidak boleh sama Pemda Karawang dijual ke orang lain, cuma 600 juta kalau dijumlahin. Kalau dibuat beli rumah (harga tawaran Pemda Karawang) segede ini enggak kebeli, ini buat kenang-kenangan dari engkong dah," terang dia.
Prabowo dan Jokowi pernah sambangi rumah Rengasdengklok
Ahli waris sekaligus penjaga rumah Dyiauw Kwin Moy (Iin) menyatakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) pun pernah menyambangi rumah peristiwa Rengasdengklok tersebut. Jokowi sempat memberikan bantuan untuk merawat bangunan bersejarah ini."Pondasinya ada yang hancur saat Jokowi ke sini tanggal 16 Juni, jam 12 malam. Dia ke sini sama Oneng (Rieke Dyah Pitaloka) buat silaturahmi, dan ngasih uang sapu (perawatan kebersihan)," kata Iin kepada merdeka.com di serambi Rumah Peristiwa Rengasdengklok Dusun Kalijaya RT 01 RW 09 Rengasdengklok Utara Karawang, Senin (11/8).Menurutnya, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto pun pernah ke sana. Keduanya ke sana saat maju menjadi pasangan capres-cawapres Pilpres 2009."Megawati dan Prabowo juga pernah ke sini. Itu waktu Megapro (Megawati-Prabowo) tahun 2009," terang dia.Namun, dia juga mengungkapkan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) malah belum pernah berkunjung sekalipun ke bangunan bersejarah tersebut. Akan tetapi beberapa tokoh politik senior lain sudah pernah hadir ke sana."SBY belum pernah datang. Sri Bintang Pamungkas, Akbar Tandjung, dan Harmoko malah sudah pernah ke sini mereka," pungkas dia.
Harmoko orang yang pertama belikan buku tamu
Menteri Penerangan era Orde Baru Harmoko juga sempat menyambangi rumah peristiwa Rengasdengklok sekitar tahun 80-an. Dirinya yang menyarankan tersedianya buku tamu di bangunan bersejarah tersebut."Harmoko pada tahun 80-an datang ke sini saranin sediakan buku tamu. Dia belikan, akhirnya setelah itu kami buat buku tamu," kata penjaga rumah Dyiauw Kwin Moy (Iin) saat berbincang dengan merdeka.com di serambi Rumah Peristiwa Rengasdengklok, Dusun Kalijaya RT 01 RW 09 Rengasdengklok Utara Karawang, Senin (11/8).Menurut Harmoko kala itu, adanya buku tamu sangat penting untuk dokumentasi pengunjung. Saran dan kritik pun dapat terdokumentasi semuanya di buku tamu."Harus ada katanya (Harmoko), untuk kesan pesan. Nanti bisa untuk menulis kritik-kritik pada pemerintah jadi harus disiapkan," terang dia.
Warga suka cari aura Soekarno di rumah Rengasdengklok
Dyiauw Kwin Moy (Iin) bercerita bahwa selama ini banyak masyarakat datang ke rumah revolusi untuk mengetahui tempat Soekarno. Mereka jarang menanyakan tentang Hatta."Kalau kamarnya Bung Karno ditanyakan terus (pengunjung), dianggap setengah nabi. Tapi Bung Hatta enggak pernah dicari," terang dia.Disamping itu, dia juga diberitahu masyarakat jika datang ke kamar Soekarno mendapat efek positif dalam hidupnya. Pengunjung yakin sosok Soekarno ada di salah satu kamar di rumah tersebut."Kata mereka, kalau pusing biasanya ke sini jadi enak. Mereka biasanya doa sendiri, warga percaya ada sosok Bung Karno di sini," tutup dia.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaRumah itu merupakan warisan keluarga yang telah diturunkan selama beberapa generasi
Baca SelengkapnyaPeninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Baca SelengkapnyaWarga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut
Baca SelengkapnyaRumah itu dulunya jadi tempat menyiapkan strategi perang dan tempat latihan militer
Baca SelengkapnyaBangunan rumah ini merupakan perpaduan arsitektur khas Belanda, Cina, dan Jawa
Baca SelengkapnyaBegitu menarik, di dalam rumah ini terdapat sebuah terowongan rahasia.
Baca SelengkapnyaDi pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.
Baca SelengkapnyaRumah itu menyimpan banyak cerita pada masa pendudukan Belanda.
Baca SelengkapnyaSeorang penjaga kebun mengaku sering melihat penampakan makhluk halus di sekitar rumah itu.
Baca SelengkapnyaPeradaban Tionghoa di Banyumas yang tertua berada di daerah Sokaraja
Baca Selengkapnya