Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Dokter Spesialis Paru Kewalahan Hadapi PDP Covid-19 Tolak Gunakan Masker

Cerita Dokter Spesialis Paru Kewalahan Hadapi PDP Covid-19 Tolak Gunakan Masker Ruang isolasi pasien corona di RSUP Persahabatan. ©2020 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Menjadi garda terdepan dalam merawat pasien yang terinfeksi penyakit virus corona atau covid-19 tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi, pekerjaan ini selalu dibayangi dengan kecemasan akan penularan penyakit yang belum ada obatnya. Tentu saja, selain nasib pasien, nasib diri sendiri dan keluarga kini menjadi taruhannya.

Garda terdepan dalam melawan penyakit corona ini salah satunya dijalani oleh dokter spesialis paru konsultan infeksi, dr Soedarsono. Pria berumur 65 tahun ini kini menjadi orang paling penting dalam penanganan teknis pasien positif corona di Jawa Timur.

Bukan hanya karena dirinya menjadi dokter yang merawat langsung sejumlah pasien positif di Rumah Sakit Umum dr Soetomo. Namun, nasib seluruh pasien yang baru bergejala corona dengan status PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga bergantung padanya.

Orang lain juga bertanya?

Sebab, sebagai Ketua Tim Pinere (Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging) dibawah koordinasi langsung Gubernur Jatim, keputusannya yang akan menjadi rujukan, apakah pasien berstatus PDP ini dapat dinyatakan sembuh atau justru meningkat menjadi positif.

Meski memiliki jabatan penting dalam penanganan wabah corona di Jatim, dr Soedarsono tetap tak melupakan tugasnya menjadi dokter yang harus merawat pasien.

Sebab, di rumah sakit tempatnya berada saat ini, ada beberapa pasien yang sudah berstatus positif corona dan PDP. Bahkan, satu diantaranya pasien positif corona yang ditanganinya kini, ada yang dalam kondisi berat.

"Ada satu pasien sudah memakai alat bantu pernapasan. Ini tergolong sudah berat ya, karena ada penyakit penyertanya. Tapi kondisinya stabil," tukasnya membuka percakapan dengan merdeka.com.

Meski sudah cukup berpengalaman dengan penyakit infeksi, bukan berarti dirinya tidak cemas dalam setiap penanganan pasien corona. Sebab, penyakit yang belum ada obatnya ini, memerlukan perlakuan khusus dibandingkan dengan penyakit infeksi lainnya.

"Disebut cemas sih enggak. Cuma kita memang harus tetap mematuhi aturan atau protokol kesehatan yang cukup ketat. Jadi kewaspadaan memang tetap dijaga setiap saat kita bertugas menangani pasien," katanya.

Tangani Pasien PDP Lebih Berat daripada Positif Covid-19

Ia menyebut dalam penanganan pasien yang sudah dinyatakan positif corona, dirinya justru tidak terlalu kuatir jika dibandingkan dengan pasien yang masih berstatus PDP. Dalam penanganan pasien positif corona, biasanya mereka sudah di tempatkan di ruang isolasi khusus dengan protokoler penangan yang sangat ketat.

"Saat melakukan penanganan pasien yang sudah positif, prosedurnya sangat ketat. Itu justru yang menjadikan kita lebih aman. Tapi beda saat kita menangani pasien berstatus PDP," ujarnya.

Ia bercerita, saat melakukan penanganan pada pasien berstatus PDP, kebanyakan pasien masih menganggap remeh penyakit yang dideritanya. Karena sikap itu lah, kerap kali pasien yang dihadapinya, tidak patuh terhadap prosedur perawatan yang telah ditetapkan.

Ia mencontohkan, meski sudah berada di ruangan isolasi, pasien PDP biasanya tidak mau memakai masker dengan benar. Padahal, secara prosedur ia wajib mengenakan masker.

"Ya tahu sendiri-lah mental orang kadang bagaimana. Mereka sudah diberitahu agar pakai masker saat di ruangan, malah tidak dipakai. Masih ada pasien-pasien yang semacam itu. Menghadapi orang-orang semacam ini, baik saya maupun tenaga medis lainnya menjadi was-was. Apalagi umur saya kan sudah tidak muda lagi, sangat rentan tertular," pungkasnya.

Pengalaman merawat pasien 'ndablek' soal kedisiplinan itu lah yang semakin memotivasi dirinya untuk terus menjaga kesehatan. Di masa tuanya ini, ia menyebut menjaga kesehatan adalah yang utama. Bahkan, ia menerapkan protokoler kesehatan yang ketat untuk dirinya sendiri.

"Kalau saya asupan makan diperhatikan, yang penting waktunya makan ya makan, waktunya tidur saya ya harus tidur. Waktu istirahat yang cukup itu juga kunci dari kesehatan. Saya juga memenuhi standar gizi, sayur, buah dan susu serta suplemen vitamin. Olah raga saya lakukan meski hanya 15 menit," jelasnya.

Lalu, bagaimana tanggapan keluarga terkait dengan 'medan perang' yang dihadapinya sebagai dokter saat ini? Ia menyebut, kecemasan dari keluarga itu selalu ada. Namun, sang istri lah yang justru menjadi 'peluit', yang akan selalu menyempritnya jika ada protokoler yang dilanggarnya.

Misalnya, setiap jam makan, ia akan di ingatkan untuk segera makan oleh sang istri. Demikian juga banyaknya perhatian yang datang dari ketiga putrinya. Mereka kerap mengingatkan sang ayah agar selalu menjaga kesehatan.

"Setiap hari saya selalu diingatkan. Biasanya kalau sudah waktunya makan saya akan diingatkan. Mereka ya sempat cemas saat saya menangani kasus corona ini. Namun pada akhirnya mereka dapat memahami bahwa tugas ini merupakan salah satu bentuk pengabdian saya pada masyarakat dan bangsa," ujarnya menutup pembicaraan.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya

Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius

Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.

Baca Selengkapnya
Atalia Positif Covid-19, Ridwan Kamil Mohon Doa dari Masyarakat
Atalia Positif Covid-19, Ridwan Kamil Mohon Doa dari Masyarakat

Sebelum dibawa ke Rumah Sakit Borromeus Bandung, Atalia menemani RK mendaftar sebagai calon gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta

Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.

Baca Selengkapnya
KPK Usut Dugaan Korupsi APD Covid-19 di Kemenkes
KPK Usut Dugaan Korupsi APD Covid-19 di Kemenkes

Dalam penyidikan kasus ini, KPK sudah menentukan pihak yang akan bertanggungjawab.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong

Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya