Cerita kecerdasan Tan Malaka kecil memikat hati guru Belanda
Merdeka.com - Masyarakat Indonesia baru saja memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh tiap 25 November. Hari peringatan itu ditetapkan pemerintah untuk mengingatkan kita kepada jasa para pahlawan tanpa tanda jasa itu.
Guru memang memiliki jasa yang tak ada taranya bagi kita semua. Berkat guru, kita bisa mendapat pendidikan dan menggali bakat yang kita miliki. Berkat guru kita dapat menatap masa depan menjadi lebih baik.
Bicara soal guru, ada kisah menarik dari Bapak Republik Indonesia, Ibrahim Datuk Tan Malaka . Sewaktu kecil, Tan Malaka dikenal sebagai siswa yang cerdas di sekolahnya. Saking cerdasnya, para guru yang mendidiknya di sekolah pemerintah kelas dua di Suliki menginginkan Tan Malaka kecil untuk melanjutkan sekolahnya ke sekolah yang lebih tinggi, yakni sekolah pemerintah kelas satu di Kweekschool (Sekolah Guru Negeri) di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi), Minang Kabau.
-
Dimana Tan Malaka lahir? Lahir di Pandam Gadang, Gunung Omeh, Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, ia merupakan tokoh pertama penggagas wacana Republik Indonesia.
-
Mengapa Tan Malaka menganggap penting pendidikan? 'Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.' Tan Malaka
-
Kenapa Tan Malaka menekankan pentingnya pendidikan? 'Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.'
-
Apa rumah masa kecil Tan Malaka? Berbentuk Rumah Gadang Mengutip dari beberapa sumber, rumah masa kecil Tan Malaka ini berdiri gagah jauh dari permukiman warga di Limapuluh Kota tersebut berbentuk Rumah Gadang atau rumah tradisional masyarakat Minangkabau.
-
Apa yang diajarkan Hermanto Tanoko sejak kecil? Sejak usia lima tahun, Hermanto sudah diajarkan untuk investasi. Ia juga mulai diajak sang ayah ke toko cat miliknya. Di sana, Hermanto dikenalkan dengan berbagai merek cat serta kelebihan kekurangannya.
-
Siapa yang membantu Hermanto Tanoko meraih kesuksesan? Ayah empat anak itu mengakui bahwa kesuksesannya saat ini berkat sang istri. Bagi Hermanto, keberadaan sang istri membuat dirinya lebih kuat menghadapi berbagai masalah.
Para guru Tan Malaka tidak ingin kecerdasan yang dimiliki muridnya itu sia-sia. Mereka kemudian menemui dan membujuk orang tua Tan Malaka agar mau menyekolahkan anaknya ke Sekolah Guru Negeri itu.
Gayung pun bersambut. Kedua orang tua Tan Malaka mendukung keinginan para guru itu. Berkat kecerdasan yang dimilikinya, Tan Malaka berhasil lulus masuk sekolah itu pada 1908. Padahal jumlah pendaftar mencapai ratusan dan yang diterima hanya puluhan.
"Tan Malaka masuk ke sekolah itu bersama 76 siswa lainnya. Dari puluhan siswa itu, hanya satu siswa yang berjenis kelamin perempuan dan ia merupakan anak dari salah satu guru pribumi yang mengajar di sana," demikian ditulis dalam buku 'Tan Malaka, Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah' karya Masykur Arif Rahman, terbitan Palapa.
Tan Malaka menempuh studi di sekolah itu selama enam tahun. Kecerdasan yang dimilikinya lagi-lagi membuat guru yang mayoritas berasal dari Belanda sangat tertarik kepadanya, salah satunya adalah Direktur II GH Horensma dan istrinya. Saking sukanya, keduanya bahkan mengangkat Tan Malaka sebagai anak angkat mereka.
"Mereka memanggil Tan Malaka dengan nama 'Ipie' (panggilan dari Ibrahim."
Meski Tan Malaka kadang tidak patuh kepada perintah gurunya, Horensma dan guru-guru lainnya tetap menyukai bocah Minang itu. Sebab, meski kadang bandel, Tan Malaka tetap saja cerdas.
Salah satu contoh kenakalan Tan Malaka adalah lebih suka bermain saat disuruh belajar oleh gurunya. Tan Malaka tidak memerlukan waktu banyak untuk menguasai materi pelajaran yang diberi oleh gurunya. Karenanya, dia memiliki banyak waktu untuk bermain. Dua di antara permainan yang paling digemarinya adalah musik dan sepak bola.
"Kendati demikian, Horensma tetap menginginkan agar Tan Malaka rajin belajar agar semakin pandai."
Tan Malaka kemudian lulus dengan memuaskan dari sekolah itu pada 1913. Atas jasa orang tua, Horensma dan orang kampungnya, Tan Malaka kemudian melanjutkan sekolahnya ke Belanda.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.
Baca SelengkapnyaSekolah ini menjadi tonggak pendidikan di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.
Baca SelengkapnyaKediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca SelengkapnyaBerkat kecerdasannya, sejak usia muda dirinya sudah dipercaya untuk memegang wilayah utara Makassar.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKata-kata pahlawan nasional tentang pendidikan bisa dijadikan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBerikut dongeng bahasa Jawa singkat lucu dan menghibur.
Baca Selengkapnya