Cerita mantan jenderal, bertempur mati-matian bukan demi jabatan TNI
Merdeka.com - Pernah terjun di medan pertempuran dan menghadapi hujan peluru, tidak membuat mantan jenderal ini merasa layak untuk menduduki jabatan strategis. Selama berkarier sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), dia tak pernah menyesalinya.
Itulah yang dirasakan Luhut Binsar Pandjaitan, mantan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang terjun di palagan pedalaman Kalimantan, bertempur dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Tak ada satu pun jabatan strategis yang diembannya.
Bagi Luhut, jabatan itu bukan segalanya. Baginya, mempertahankan NKRI merupakan yang terpenting.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Apa jabatan Letjen Tarub di militer? Saat usianya 42 tahun, Tarub mulai diamani jabatan strategis. Ia dilantik menjadi Aspers Danjen Kopasandha (1985). Selanjutnya, ia menjabat sebagai Dangrup 3 Kopasandha (1985), Danbrigif Linud 3/Tri Budi Maha Sakti (1986-1987), Danrem 171/Praja Vira Tama (1987-1988), Danrem 172/Praja Wira Yakthi (1988-1989), Wadanjen Kopassus (1989-1992), Danjen Kopassus (1992-1993), Pangdam VIII/Trikora (1993-1994), Pangkostrad (1994-1995), hingga Kasum ABRI (1996-1998).
-
Apa yang dilakukan Letkol TNI saat bertemu dengan mantan Panglimanya? 'Siaap!' teriaknya sambil langsung berdiri dan memberi penghormatan sempurna ala militer.
-
Siapa yang didoakan oleh mantan Panglima TNI? 'Siap, satu perempuan. Tamat SMA, sekarang sedang mencoba untuk masuk IPDN,' ungkap Kapten Pandjaitan.
-
Kapan Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Panglima TNI? Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto adalah mantan Panglima TNI yang menjabat sejak 2017 sampai 2021.
Ini kisah Luhut yang ditulis dalam akun Facebook pribadinya, Kamis (17/11):
"Saya tidak pernah mendapat jabatan strategis selama berkarir di TNI-AD. Meskipun saya pernah terjun di tugas operasi, pernah diadang musuh, sudah dihujani peluru dan berkali-kali hampir mati, saya juga instruktur di berbagai keahlian, pendidikan di dalam dan luar negeri saya jalani dengan baik, semua baik. Lalu kenapa? Saya tidak tahu.
Tapi saya tidak menyesal, dendam, ataupun marah. Waktu itu saya terima dan jalani saja sembari berdoa bersama istri. Sekarang, saya menerima begitu banyak karunia dari Tuhan, bahkan lebih dari apa yang pernah saya harapkan. Saya percaya, memang sudah begitu mau-Nya Tuhan.
Inilah kesaksian hidup yang kemarin saya bagikan kepada 390 orang Komandan Korem (Danrem) Komandan Kodim (Dandim) di Aula Sudirman Sekolah Calon Perwira, Bandung. Saya menitipkan pesan supaya mereka fokus bekerja dalam koridor Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, tanpa perlu gelisah terhadap masa depan.
Jabatan bukanlah segalanya. Yang lebih penting dan yang tidak boleh sampai dilupakan adalah kewajiban TNI untuk mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan NKRI sesuai Pasal 30 ayat 3 UUD 1945.
Semoga kesaksian saya ini juga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi yang pasti, masa depan kita dan Bangsa ini tidak bisa dibangun hanya dengan marah-marah saja."
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunto Arief dikenal sebagai pemimpin prajurit yang bijak dan menyejahterakan anggotanya di medan perang.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief dibuat terharu mendengar cerita dari ayah mendiang Serda TNI Rizal, tentara AD yang gugur tertembak KKB.
Baca SelengkapnyaTak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaDirinya harus kehilangan tangan kanannya karena luka membuat bagian tubuhnya tersebut membusuk dan harus diamputasi.
Baca SelengkapnyaSosok ini merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah anak piatu 5 kali gagal masuk TNI kini memilih menjadi anggota Polri.
Baca SelengkapnyaIa pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
Baca SelengkapnyaSosok dua jenderal TNI Angkatan Darat yang pernah jadi Panglima TNI tanpa pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Baca SelengkapnyaSemasa kecil hingga masa pendidikan, dia getol berlatih demi menjadi anggota Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaBrigadir Jenderal Eddie M Nalapraya Menolak Uang Suap Ratusan Juta Rupiah.
Baca SelengkapnyaDisebutkan oleh Yanuar bahwa bahkan kedua orangtuanya sama sekali tidak mengerti dunia TNI. Sebuah fakta menarikpun dipaparkan oleh sang jenderal.
Baca Selengkapnya