Cerita Nenek Sembilan Cucu Berjuang hingga Sembuh dari Corona
Merdeka.com - Nenek Ruretno Sari (71), pasien positif corona dipastikan sembuh setelah menjalani perawatan di RS Siloam Bekasi. Wanita dengan sembilan cucu saat ini sudah kembali ke keluarga, meski dia harus ditinggalkan oleh sang suami, Gunawan Soebroto yang meninggal usai menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akibat corona.
Sang suami terlebih dulu mengidap corona. Sekali pun, sang suami dan dirinya tidak menyadari karena terpapar virus corona. Terlebih, sang suami tidak pernah terserang penyakit semasa hidup.
"Jadi pada tanggal 12 Maret 2020 adalah hari awal suami saya mulai merasa sakit flu dan batuk. Kerena hal itu, sore harinya saya langsung membawa suami saya ke dokter pada hari Kamis," kata Ruretno kepada wartawan, Senin (13/4).
-
Bagaimana Leony bisa pulih cepat setelah terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Siapa yang menemani Leony saat terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Bagaimana Roro Kuning sembuh dari penyakitnya? Berkat tangan dingin Resi Darmo, Roro Kuning berangsur-angsur sembuh.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Siapa yang menemani Sarwendah saat pemulihan? Selain bersama sang adik, Sarwendah juga membawa anak-anaknya.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
Namun demikian, meski sudah berobat suaminya itu tetap saja tidak sembuh. Yang kemudian pada tanggal 14 Maret 2020, dirinya pun mengalami hal serupa seperti yang dirasakan oleh sang suami.
"Seluruh badan saya sakit, begitu juga suami saya, kepala sakit, badan sakit. Untuk jalan saja benar-benar sakit, sampai-sampai saya harus diponggoh oleh anak-anak saya. Jalan ke kamar mandi juga harus dipapah sama anak-anak," beber dia.
Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan medis di beberapa rumah sakit, Gunawan meninggal dunia tanggal 18 Maret. Di waktu bersamaan, Ruretno dalam kondisi dalam penanganan medis.
"Saya diinfus, dan langsung dimasukan ke kamar. Dan pada sore hari tanggal 18 Maret 2020, saya mendengar kabar suami saya sudah meninggal dunia, karena pada hari itu suami saya kritis, suami saya sudah menjalani isolasi," katanya.
Dia mengaku ketika itu terkejut, karena dia merasa semasa hidup sang suami tidak pernah mengalami sakit. "Saya yang sering sakit dan suami saya itu orang baik, dan saya pernah berdoa kepada Tuhan, kalau memang mau memanggil dari salah satu kami, panggil saya dulu Tuhan, karena saya gak sanggup hidup tanpa suami," lirihnya.
Namun demikian, lanjut dia, rencana sang pencipta berbeda, sang suami terlebih dulu menghadap sang pencipta dengan kondisi sakit selama lima hari perawatan di rumah sakit. "Tapi saya bersyukur, karena suami saya tidak menderita sakit lama," katanya.
Sang suami akhirnya dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, meski diberikan sejumlah syarat. "Malam itu kami tinggal di Hotel dekat TPU Pondok Ranggon, agar bisa mengebumikan jenazah suami saya," jelasnya.
"Tapi saya masih kurang fit dan tidak kuat, akhirnya anak perempuan saya memutuskan agar saya tidak ikut, termasuk menantu saya karena terserang demam, kami ketika itu masih tidak ngeh kalau itu karena corona," katanya.
Akhirnya, lanjut dia, pemakaman sang suami hanya disaksikan oleh anak perempuannya dan suaminya. "Begitu di sana tidak boleh ada acara macam-macam, begitu masuk langsung dikubur," katanya.
Setelah mengebumikan sang suami, semua anak-anaknya kembali ke rumah. Di situ kondisi Ruretno semakin parah, yang pada akhirnya dilarikan ke RS Siloam, Kota Bekasi.
"Saya langsung dimasukan ke ruang penyaringan dan setelah itu ke UGD, saya diinfus, dan hasilnya pun mengejutkan paru-paru saya kurang bagus, termasuk menantu saya juga yang ikut diperiksa, akhirnya saya diisolasi dan menantu saya harus diisolasi di rumah," kata dia.
Dirinya juga bercerita mengenai berbagai prosedur yang harus dilaluinya di RS Siloam Bekasi. Mulai dari ruang penyaringan, lalu pemeriksaan di UGD dan kemudian diinapkan di ruang isolasi yang telah dipersiapkan RS Siloam. Ruretno terpaksa diisolasi melihat hasil CT Scan paru-parunya yang kurang baik dan membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Ruretno bercerita ada tiga hal yang membuatnya bisa bertahan selama menjadi pasien corona. "Pertama adalah, minumlah obat-obatan atau vitamin yang diberikan oleh dokter dengan baik," terangnya.
Ruretno bersyukur dan berterima kasih atas perawatan yang diberikan dokter dan para perawat di RS Siloam Bekasi. Perawatan dan dukungan yang diberikan para dokter dan perawat dirasa tepat dengan dirinya mengalami perbaikan kondisi dari hari ke hari.
"Dari kondisi kepala tidak enak, vertigo, badan sakit semua, napas sesak, memang membuat kita down," ucap Ruretno. Namun dia semakin termotivasi dengan perawatan yang diberikan sehingga satu demi satu kondisinya membaik.
Kemudian yang kedua adalah berserah diri dan selalu memuji kepada Sang Pencipta. Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, maka dia bisa bertahan dan dinyatakan sembuh dari virus menular tersebut.
Selanjutnya yang ketiga, yang tak lain adalah dukungan dari keluarga. Karena itu, dia bisa kembali ke pelukan keluarga yang dicintai.
"Ini yang tak kala penting, kesatuan keluarga saya, saya melewati itu semua karena dorongan, semangat anak dan menantu saya. Ini yang menyemangati semua," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaSonny Septian menjalani perawatan di rumah sakit sejak tanggal 17 Juli 2024 setelah mengalami penyempitan pembuluh darah.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaNamanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.
Baca SelengkapnyaDi momen pertemuan ini, sang ibu membawa jarik seolah akan menggendong anaknya yang saat itu hilang saat ia duduk di kelas 3 atau 4.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah oleh akun TikTok @liintanggliintangg ini viral mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaPernikahan Sulaeman dengan Nenek Rohaya 16 tahun lalu viral di media sosial karena perbedaan usia mereka yang sangat jauh.
Baca Selengkapnya12 tahun tak pulang ke Medan, wanita ini beri kejutan ibunya yang sakit dengan menyamar jadi dokter visit.
Baca SelengkapnyaFairuz A Rafiq bersyukur dikaruniai anak-anak yang selalu mendoakan kesembuhan sang ayah.
Baca SelengkapnyaNenek ini tak bisa menyembunyikan kebahagiaan saat bertemu cucunya.
Baca SelengkapnyaKakek bernama Nur ini begitu bersemangat mencari pekerjaan di siang hari yang terik untuk membelikan cucunya hadiah.
Baca Selengkapnya