Cerita Pangkostrad saat operasi pembebasan 4 WNI tanpa perang
Merdeka.com - Empat warga negara Indonesia (WNI) telah bebas dari sekapan kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Keempatnya sudah tiba di Jakarta dan tengah menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD.
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi menceritakan keterlibatan TNI dalam proses pembebasan 4 WNI tersebut. "Memang disiapkan (operasi militer) komunikasi presiden perintahkan Menteri dan salah satunya panglima TNI. Saya pelaksana diperintahkan, ya saya ambil dan ya amankan," kata Letjen Edy Rahmayadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (13/5).
Pada hari Selasa (10/5), Letjen Edy Rahmayadi memerintahkan anak buahnya bersiap dan menyiagakan 5 kapal tempur di Tarakan, Kalimantan Timur. Tarakan dipilih karena berdekatan dengan perairan Filipina. Edy menyebut, kapal KRI Surabaya dan KRI Ajak digunakan untuk membebaskan sandera.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana TNI selundupkan senjata? Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
-
Apa yang dilakukan TNI untuk mencegah pertikaian? Komandan Kompi (Danki) Alpha Mayor Inf Handi Wibowo segera melaksanakan prosedur tetap sebagai pasukan misi perdamaian PBB. Selanjutnya Danki Alpa melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas dan menyiapkan Quick Reserve Team (QRT) yang berjumlah 23 personel untuk menghadang tank Markava milik Israel guna mencegah terjadinya pertikaian dengan tentara Lebanon.
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Apa yang dilakukan TNI menjelang Pilkada? Pangdam mengatakan TNI tidak boleh terlibat baik secara langsung dengan mendukung salah satu pasangan calon pada pilkada, maupun juga menggunakan fasilitas TNI.
"Saya H-3 sudah masuk perbatasan Filipina dan Indonesia, bahkan masuk zona ZEE, saya masuk perairan Pulau Data. Pulau Data pas di depan Pulau Sulu tempat WNI disandera," kata dia.
Selama di Pulau Data, pihaknya selalu berkomunikasi dengan Angkatan Laut Filipina untuk menemukan titik koordinasi dan meminta dua KRI yang digunakan TNI diberikan izin masuk ke Filipina.
Setelah itu, TNI dan kelompok Abu Sayyaf berkomunikasi untuk menentukan tempat penyerahan sandera. "Ada dialog pasti ada, dialognya menentukan tempat yang satu minta di sana, yang satu minta di sini. Akhirnya saya menentukan tempat," kata dia.
TNI memilih penyerahan sandera waktu pagi hari agar memudahkan strategi yang dijalankan. "Kalau pagi kan lama ribut-ribut atau tembak-tembakan bisa panjang sampai sore," kata dia seraya menambahkan pembebasan sandera tanpa uang tebusan apapun.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Misi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga sipil.
Baca SelengkapnyaOPM Tembaki Prajurit TNI saat Patroli di Bibida Papua
Baca SelengkapnyaPernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaMeski sempat ada indikasi gangguan, tetapi Candra memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Baca SelengkapnyaTNI membocorkan dalam waktu dekat akan mengumumkan kabar baik terkait pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut menceritakan proses evakuasi para tawanan perang dari kamp Banyubiru menuju Kota Semarang
Baca SelengkapnyaTercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca Selengkapnya