Cerita pendekar jalanan tobat jadi kolektor keris
Merdeka.com - Sosoknya pendiam dan tak banyak tingkah, tapi sekali marah tangan yang bicara. Kelemahlembutan di balik kekerasan itulah yang membuat sosoknya menjadi panutan banyak pemuda nakal dan preman yang akhirnya tobat di bawah kendalinya. Helmi sudah sejak lama akrab di lingkungan penuh kekerasan dan hidup dalam kekhilafan.
"Nakal di kala muda itu sudah wajar, yang penting tidak keterusan,” tegasnya sambil tersenyum.
Lelaki yang lahir pada 19 Juli 1965, banyak memiliki anak buah dan kawan-kawan di antaranya para preman yang telah tobat dan juga para pendekar dari beberapa perguruan silat.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Siapa yang ditandu? Kondisi Safriani kini tampak membaik. Perempuan 34 tahun yang berprofesi sebagai bidan kampung di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini, telah mendapat pertolongan medis di rumah sakit.
-
Kenapa dalang membawa keris? Kenapa dalang membawa keris ketika pertunjukan wayang?Jawaban: Karena kalau bawa kompor, istrinya gak bisa masak.
-
Mengapa perisai itu penting? Scutum atau perisai Romawi dari koleksi Galeri Seni Universitas Yale menyimpan kisah masa lalu yang unik karena diduga milik seorang prajurit Romawi yang tewas dalam pertempuran di Suriah kuno.
-
Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Jawab: Sapi perah.
Kenakalannya ia mulai semenjak ia SMA, kemana-mana selalu membawa rantai besi yang ditutup kain, yang ia gunakan melawan jika ada orang yang berbuat aniaya pada orang lain.
"Niat baik tidak selalu mendapat tanggapan baik, sebab saya pernah mau ditahan polisi gara-gara saya pernah tawuran dikala remaja," ceritanya.
Kekerasan demi kekerasan menjadikan ia semakin banyak tertantang menjadi pendekar jalanan untuk membela kaum teraniaya. Bahkan pengembaraannya tidak hanya di Kediri dan sekitarnya. Luar pulau pun pernah ia jajahi hingga ke wilayah Batam.
"Kalau disebut saya preman saya tidak setuju. Saya melindungi kaum yang teraniaya. Selain ada niatan sendiri, kalau ada kawan yang butuh tenaga saya dan dia terdholimi , maka saya pasti akan membantunya," terangnya.
Kini zaman kegelapannya telah berakhir, dia telah beralih profesi sebagai kolektor keris dan pimpinan organisasi kepemudaan di Kabupaten Kediri.
Dia mengatakan kalau mau jadi preman itu harus berpikir dulu. Preman, kata dia, ada dua jenis, "preman tanpa didasari ilmu dan preman ngawur yang berbuat kekerasan semata-mata
hanya melakukan kejahatan," terangnya.
Dari pengalaman itu lah, dia mengaku banyak menyadarkan kawan-kawannya untuk kembali ke jalan yang benar. Salah satunya mengajak mereka ikut pengajian dan mengarahkan untuk hidup lebih terarah, "Memang tak mudah, namun dengan pendekatan akhirnya mereka sadar. Sebab umur semakin bertambah, maka harus menjadi lebih baik, bukan malah menjadi tidak baik," ujarnya.
Kini dia tengah disibukkan dengan koleksi pusaka Nusantara seperti keris. Menurut dia kegiatan positif seperti ini patut dilakukan lelaki sejati bukan malah main begal seperti yang marak sekarang ini.
"Laki-laki itu harus punya hobi yang positif dan bernilai investasi, kalau tidak maka ia semakin tidak terarah. Begal-begal itu tak menyadari apa yang ia lakukan adalah hal yang salah. Mereka masih muda, tapi maunya serba instan tidak mau bekerja, padahal tenaganya masih kuat. Jadi jangan salahkan masyarakat yang geram dan menghukumnya dengan cara rimba sebagai imbal balik kejahatannya," tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski dikenal sebagai kepala rampok, Entong Tolo justru dianggap menginspirasi. Bahkan, ketika pejabat Belanda memburunya, warga justru melindunginya.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu terjadi di Jalan Tanjung Pura 2 RT 03/04, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Senin, 5 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPria paruh baya ini berhasil melawan tiga begal yang hendak merebut motornya. Meski motornya berhasil dipertahankan, korban dilarikan ke IGD rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSenjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaBerikut aksi heroik seorang pria di Medan yang relakan motornya dibegal demi lindungi pasangan.
Baca SelengkapnyaSering mendapat cemoohan, penjual ikan cupang ini akhirnya berhasil menjadi anggota polisi.
Baca SelengkapnyaSilat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerjuangan bocah kelas 3 SD jual sepatu keliling untuk tebus rapor ini tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaSadis, Kawanan Begal Rampas Motor Casis Bintara Polri saat Berangkat Tes di Kebon Jeruk
Baca Selengkapnya