Cerita Petugas KPPS Pekanbaru Kelelahan Hitung Suara Hingga Sakit Muntaber
Merdeka.com - Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPPS) di Tempat Pemilihan Suara (TPS) 24 Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru mengalami sakit muntaber (muntah saat buang air besar). Sudah dua hari pria bernama Indra Kurniawan itu terbaring lemah.
"Sehari setelah pemilihan kemarin, saya langsung kena Muntaber. Berobat ke klinik dibonceng istri, tapi tak sembuh-sembuh," ujar Indra saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/4).
Indra menceritakan, pertama kali dia sakit pada Kamis (18/4) sore. Tiba-tiba dia muntah saat buang air besar. Dia pun menyuruh istrinya, Febri, untuk membeli obat di klinik. Namun, meski sudah meminum obat sebanyak 6 tablet selama satu hari, sakitnya tak kunjung sembuh.
-
Kapan Pemilu dilakukan? Pemilu dapat diartikan sebagai suatu proses di mana warga negara aktif berpartisipasi dalam pemilihan pemimpin dan perwakilan mereka melalui hak suara.
-
Kapan Pemilu diadakan? Pemilu akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
-
Kapan masa kerja PPS pemilu? Masa kerja PPS berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari perencanaan hingga pelaksanaan Pemilu.
-
Pemilu 2019 kapan dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Kapan Pemilu dilakukan di Indonesia? Pemilu atau pemilihan umum adalah pemilihan yang dilakukan serentak oleh seluruh rakyat suatu negara (untuk memilih wakil rakyat dan sebagainya).
Kemudian, dia mengajak istrinya ke klinik di dekat rumahnya, Jalan Adi Sucipto Gang Ikhlas Kota Pekanbaru. Dia pun diberi obat oleh dokter, lalu pulang ke rumah. Selama seharian, sakit muntaber yang dideritanya juga tidak sembuh.
"Besoknya saya suruh istri ke klinik lagi untuk membeli obat yang berbeda, karena obat yang dikasih gak mempan. Saya tidak sanggup ikut ke klinik karena lemas kali, hanya istri yang ke sana," kata pria kelahiran tahun 1975 itu.
Indra disarankan untuk dirawat, namun dia tidak mau dan lebih memilih untuk istirahat di rumah. Dia kembali meminum obat dari dokter. Pada Minggu (21/4), barulah muntabernya mulai berkurang.
"Meski sekarang saya masih lemas, namun saya tetap berusaha berangkat kerja. Daripada di rumah saya tidak kerja, bisa bermasalah pekerjaan saya," kata Indra.
Menurut Indra, sakit yang dideritanya karena kelelahan menjadi anggota PPS. Dia menilai, pekerjaannya mulai dari persiapan hingga penghitungan suara selama 2 hari menguras tenaga.
"Tanggal 16 April kami sudah persiapan pemilihan seharian sampai sore. Kemudian 17 April jam 6 pagi saat pemilihan, kami bekerja hingga keesokan harinya. Tidak ada tidur malam harinya karena penghitungan suara harus selesai," ucap Indra.
"Karena kalau penghitungan suara ada yang salah, kita yang kacau. Apalagi yang mau dihitung ini ada 5 kertas suara yang berbeda, DPT (Daftar Pemilih Tetap) ada 290an orang, yang hadir sekitar 280 orang lebih," tambah Indra.
Indra mengaku untuk honor yang diterima anggota PPS sejumlah Rp 470.000, untuk hansip Rp 370.000, serta Ketua KPPS Rp 550.000. Untuk ke depannya, kata Indra, dirinya tidak mau lagi ikut sebagai anggota PPS jika sistem pemilihan Presiden dan Legislatif digabung.
"Sebaiknya pemilihan legislatif dan Presiden itu dipisah, jangan sekaligus. Kami yang kelelahan. Kalau ada salah kami yang disalahkan, sementara kerjanya banyak sekali. Kita juga mengawasi agar tidak ada kesalahan pemilih," imbuhnya.
Di TPS tempat Indra bertugas, ada 9 orang petugas termasuk Ketua KPPS, Marianto. Ada saksi, serta anggota Panwaslu. Bahkan Marianto juga ikut sakit usai pelaksanaan penghitungan suara.
"Saya dan Ketua (Marianto) sama-sama sakit. Kemarin saya bertemu, katanya baru sembuh setelah sakit selama 2 hari juga," tutup Indra.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Enam anggota KPPS di Kabupaten Sinjai harus dirawat di rumah sakit setelah kelelahan melakukan rekapitulasi suara Pemilu 2024 yang berlangsung hingga dini hari.
Baca SelengkapnyaMeski perhitungan berlangsung hingga dini hari keesokan harinya para petugas tersebut sampai saat ini dalam kondisi sehat.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca Selengkapnyastres ditandai gejala mual, pusing, hilang nafsu makan hingga sulit tidur.
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan Supardi menurun drastis dan dinyatakan meninggal pada pukul 9.30 WIB
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengakui banyak anggotanya yang tugas mengawal pemilu jatuh sakit akibat kelelahan.
Baca SelengkapnyaKorban awalnya menjalankan tugas seperti biasa. Namun, tanda-tanda kelelahan mulai terlihat saat ia tampak mengantuk dan lemas di lokasi TPS.
Baca SelengkapnyaLima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca SelengkapnyaPetugas yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp36.000.000
Baca SelengkapnyaKPU DKI Jakarta mencatat terdapat 117.754 pemilih yang mengurus pindah pilih ke Jakarta per pukul 08.35 hari Rabu (7/2/2024).
Baca Selengkapnya