Cuma dikuasai 3 orang, bahasa di Papua ini nyaris punah
Merdeka.com - Dari ratusan bahasa yang ada di tanah Papua, bahasa Dusner menjadi bahasa yang terancam mengalami kepunahan. Bukan tanpa sebab, kini bahasa tersebut hanya menyisakan tiga orang penutur berusia tua di teluk Wondama, Papua Barat.
"Tinggal tiga 3 orang penutur, yang paling muda 65 tahun yang lainnya di atas itu. Yang saya dapat 2 narasumber menyampaikan. Satu nenek Emma Somisa dan Enos Yoweni satu lagi tidak tinggal di satu kampung berbeda," ungkap Direktur Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya Papua, Andreas J Deda dalam sambungan telepon dengan merdeka.com, Minggu (5/5).
Dari penlitiannya bersama dengan institusi asing dan juga universitas Papua, pengaruh sosial budaya menjadi penyebab rentannya bahasa ini punah. Terlebih lagi dominasi dan pengaruh luar yang membuat semakin hilangnya penutur bahasa Dusner.
-
Apa yang ditemukan di Papua? Viral Penemuan Tank Terkubur di Dalam Tanah di Papua, Diduga Peninggalan Perang Dunia II
-
Apa yang membuat prajurit TNI ini ingin menghabiskan masa tuanya di Papua? Diungkapkan, Gatot ingin menghabiskan masa tuanya di Kaimana, Papua Barat. Sang istri pun dikatakan telah menyetujui keinginan prajurit TNI ini.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Siapa yang mungkin menggunakan bahasa ini? Peninggalan ini memunculkan pertanyaan tentang misteri kelompok dalam kekaisaran Hittite yang kemungkinan besar menggunakan bahasa ini.
-
Siapa penduduk asli Pulau Bawean? Mengutip situs indonesia.go.id, tempat ini dihuni oleh masyarakat asli bernama Suku Bawean yang termasuk dalam sub-suku Jawa.
-
Hewan langka apa yang ditemukan di Papua? Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia.
"Pertama, secara lokal ada persaingan wilayah dilihat ada persaingan kedaerahan atau orientasi hidup termasuk kelompok bahasa papua Austerinesia kelompok Biak. Kedua, di tahun 1920-an sudah dilarang oleh guru Injil. Orang di sana tidak boleh menggunakan Dusner karena bahasa itu termasuk bahasa setan karena bahasa itu digunakan untuk bicara dengan nenek moyang," jelasnya lagi.
Tak banyak yang bisa dilakukan Andreas untuk melestarikan bahasa leluhurnya ini. Seakan tak mampu membendung pengaruh modernisme dan dominasi suku besar, tim peneliti bahasa mengembalikan pilihan kepada masyarakat Wondama. Ingin kembali menuturkan bahasa ini atau tidak.
"Yang kami lakukan sekarang membuat kamusnya kemudian dari profesor dari luar, rektor kami menulis tentang grammar-nya. Sekarang kita kembalikan ke masyarakat tergantung ke masyarakat," tutupnya.
Bahasa Dusner melengkapi dua bahasa di Papua lainnya yang telah punah. Bahasa tersebut adalah bahasa Mansin dan Tandinia yang telah hilang pada tahun 1970-an.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan.
Baca SelengkapnyaPenghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca SelengkapnyaSalah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Baca SelengkapnyaKampung Haji Baki jadi salah satu permukiman di Malaysia yang dihuni oleh orang Jawa
Baca SelengkapnyaSalah satu suku tua di Indonesia ini hidup sangat dekat dengan alam dan sangat menghormati laut. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai seorang nelayan.
Baca SelengkapnyaLantaran suatu hal, pulau ini lantas banyak dihuni oleh warga keturunan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu suku yang mendiami Provinsi Aceh ini kehidupannya jarang disorot media namun mereka sudah bersentuhan langsung dengan dunia luar daerahnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaIndonesia negara besar dengan total 17.000 pulau dengan keberagaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan aksara Korea atau Hangeul membuat bahasa Cia-Cia yang hampir punah kini mendapatkan perhatian kembali yang lebih besar.
Baca SelengkapnyaPemuda ini pun dengan reflek mengatakan "mama kumaha?" saat menelpon dengan ibunya di Papua
Baca Selengkapnya