Demo Kedubes Myanmar, massa gelar teaterikal & polisi tutup jalan
Merdeka.com - Jumlah pengunjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar terus bertambah. Diperkirakan saat ini jumlah massa mencapai ratusan orang.
Akibatnya, arus lalu lintas di sekitaran Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi tersendat.
Pengunjuk rasa datang dengan membawa spanduk-spanduk yang menyerukan soal penghentian kasus genosida yang menimpa penduduk muslim minoritas Rohingnya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Bahkan, ada pula spanduk yang berisi tulisan untuk mencabut Nobel Perdamaian yang terima oleh Aung San Suu Kyi.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. M. Iriawan menyatakan akan melakukan penutupan jalan ataupun aksi rekayasa lalu lintas jika jumlah pengunjuk rasa terus bertambah jumlahnya hingga ribuan orang.
"Siang ada 2000 massa dari beberapa elemen dan ormas Islam dan mahasiswa. Mereka hanya akan menyampaikan pendapat terkait Rohingya. Kalau memang benar 2.000 massa tentu akan kita tutup jalan ini," terangnya kepada wartawan, Jumat (25/11).
Pantauan merdeka.com, massa menggelar aksi teaterikal yang menggambarkan penindasan terhadap kaum minoritas muslim Rohingya di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar. Teaterikal tersebut mengisahkan bagaimana tentara-tentara Myanmar menindas penduduk Rohingya.
Bahkan tak segan, wanita diperlakukan tidak manusiawi ataupun diperkosa. Sedangkan laki-laki dibunuh dengan cara-cara kejam.
Teaterikal yang berlangsung selama beberapa menit itu juga menampilkan pendemo menggunakan topeng berwajah tokoh peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi yang hanya bisa diam menyaksikan kejahatan kemanusiaan terjadi di negaranya.
Tidak hanya memainkan teaterikal, pengunjuk rasa juga melantunkan puisi-puisi yang menggambarkan bagaimana penderitaan penduduk muslim Rohingya di Myanmar.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada tiga kegiatan yang termasuk dalam kategori kegiatan keramaian umum atau yang mendatangkan massa.
Baca SelengkapnyaPara pengemudi ojol memprotes ketidakadilan bisnis antara aplikator dengan mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaMassa menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melintas di Jalan Merdeka Barat lantaran adanya demo ini.
Baca SelengkapnyaUsai melakukan gelaran pentas berjudul "Musuh Bebuyutan" itu, Agus Noor dipaksa menandatangani surat pernyataan.
Baca SelengkapnyaSeniman asal Palu lakukan aksi teatrikal sebagai bentuk empati terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Potretnya curi perhatian
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSudah seyogyanya semua pihak dapat memahami esensi dari suatu gelaran acara, terlebih bagi aparat penegak hukum.
Baca Selengkapnya