Depan Panglima Kodam, Jenderal TNI Andika Marah Ada Iuran di Lembaga Pendidikan
Merdeka.com - Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa menerima laporan adanya penarikan iuran dalam penyelenggaraan pendidikan Akademi militer di Angkatan Darat. Laporan tersebut membuat Andika marah.
Di hadapan para Panglima Kodam, Andika menegaskan tak ingin lagi ada laporan mengenai penarikan iuran. Dia pun akan bertindak tegas kepada para komandan jika penarikan iuran masih dilakukan.
Berikut ulasannya.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang Anies tekankan kepada kader PKS? Anies mengaku perubahan bukan hanya untuk satu orang, partai, dan koalisi, tetapi hajat seluruh masyarakat Indonesia. 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
Iuran Tak Ada di Pendidikan Zaman Dulu
Instagram @jayalah.negriku ©2021 Merdeka.com
Andika Perkasa nampak kecewa mendengar adanya iuran kepada calon TNI saat menjalankan pendidikan militer. Dia bahkan membandingkan Pendidikan Militer di eranya kala itu yang bebas dari iuran.
"Saya tidak ingin lagi ada iuran, apa pun alasannya. Kita dulu waktu pendidikan, pendidikan pertama enggak ada itu iuran-iuran. Dinas Asops (TNI) dalam hal ini sudah merencanakan, ada uang makan, ada uang saku atau apa pun namanya. Sebelum dilantik sudah ada," kata Andika seperti dikutip dari laman Instagram akun @jayalah.negriku.
Tidak Memanjakan TNI
Menurutnya, zaman dulu tak memanjakan calon tentara. Kurangnya logistik perorangan, menjadi salah satu bentuk latihan. Sehingga tidak bisa menjadi alasan bagi para oknum untuk meminta iuran.
"Itu semua sudah cukup, bahwasanya sepatunya kurang ya enggak apa-apa. Bisa kita dulu. Dan itu menjadi bagian dari cara kita berlatih. Kita nyuci malam-malam setelah kegiatan, jangan maunya cadangannya banyak," terang Andika.
Para Komandan Ikut Tanggung Jawab
Instagram @jayalah.negriku ©2021 Merdeka.com
Andika mengatakan, para komandan di setiap distrik harus ikut bertanggung jawab jika masih ada iuran.
"Tapi yang lebih penting, jangan ada anggapan, seolah-olah iuran ini menjadi keharusan, dan mungkin ada yang memanfaatkan. Jadi kalau masih ada iuran apa pun bentuknya di Rindam. Saya akan menganggap Danrindam tahu. Ada iuran di Pusdik-Pusdik, saya akan menganggap Danpusdik tahu. Di Secapa saya juga dapat laporan iuran, berarti Danmen (Komandan Resimen) tahu," tegas Andika.
Tentara itu Sebagian Besar Orang Menengah ke Bawah
Andika berharap kasus iuran itu bisa segera ditindaklanjuti. Hal ini sebagai upaya memperbaiki kondisi TNI AD.
"Di Akmil, di Seskoad kita harus perbaiki. Enggak perlu dikoordinir, kalau mereka mau jajan, buka masing-masing. Enggak usah pakai dikoordinir, sehingga enggak ada 'petualang-petualang' (oknum peminta iuran)," ujar Andika.
Instagram @jayalah.negriku ©2021 Merdeka.com
Apalagi seperti diketahui, bahwa sebagian besar calon tentara itu berasal dari keluarga menengah ke bawah. Sehingga terlalu tega jika masih diminta iuran.
"Kalau saya masih dengar ada laporan tadi (iuran), saya anggap Komandannya tahu. Berarti akan ada konsekuensi. Sudahlah, kasihan yang mengikuti pendidikan itu enggak semuanya orang berada. Kalau berada, ngapain jadi tentara. Mayoritas mereka dari menengah ke bawah," tegasnya.
Ancaman Bagi Komandan
Instagram @jayalah.negriku ©2021 Merdeka.com
Andika memberi waktu dua minggu kepada para komandan untuk segera bertindak terkait penarikan iuran kepada calon tentara. Dia meminta para komandan bergerak menelusuri sampai ke akarnya.
"Kalau masih saya terima laporan, awas. Saya kasih waktu dua minggu, masing-masing Komandan tadi beresin, telusuri sampai ke bawah. Siap-siap saja dan jangan ragukan keseriusan saya," pungkasnya.
Video Ketegasan KSAD Andika Perkasa
Berikut video ketegasan KSAD Andika Perkasa terkait laporan iuran di Akademi Militer Angkatan Darat.
View this post on Instagram (mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaAgus menegaskan tak ada satu kata pun yang dirinya sampaikan mengarah untuk menekan perguruan tinggi,
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan turun tangan menyusul tindakan pihak SMKN 1 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, menahan ijazah alumni yang memiliki tunggakan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespon soal pembatalan kenaikan UKT
Baca SelengkapnyaAndika pun menanggapi soal aksi pencopotan baliho yang dialami Ganjar-Mahfud di daerah.
Baca SelengkapnyaAndika pun menanggapi soal aksi pencopotan baliho yang dialami Ganjar-Mahfud di daerah
Baca SelengkapnyaNamun, mantan Panglima TNI itu tidak merinci tekanan apa yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaNadiem menyampaikan Kemendikbudristek akan mengevaluasi biaya UKT untuk tahun depan.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menanggapi kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di Perguruan Tinggi Negeri.
Baca SelengkapnyaNadiem mengaku cemas melihat biaya kenaikan UKT yang begitu mahal
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.
Baca Selengkapnya