Deretan Kasus Prajurit TNI Arogan Padahal Panglima Janji Tak Ada Lagi Arogansi
Merdeka.com - Tepuk tangan meriah memenuhi ruang Rapat Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, ketika Laksamana Yudo Margono lantang berjanji tak akan ada arogansi prajurit TNI yang menyakiti hati rakyat. Setiap prajurit harus selalu bersikap humanis.
Janji itu disampaikan Yudo Margono saat menjalani fit and proper test di Komisi I DPR di Gedung DPR sebelum resmi menjabat sebagai panglima TNI, Jumat (2/12).
"Apabila nantinya saya mendapat kepercayaan menjadi Panglima TNI, maka saya akan mengerahkan segala daya upaya untuk menjamin tidak ada lagi oknum-oknum TNI yang melakukan hal-hal tidak terpuji serta bersikap arogan," kata Yudo disambut tepuk tangan para pimpinan dan anggota Komisi I DPR RI.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Hukuman apa yang diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia ada salah, ada punishment ada hukumnya. Hukum disiplin militer.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
Menurutnya, TNI sebagai tentara rakyat harus tegas, namun tetap bersikap humanis. Dia juga menekankan soal pentingnya TNI sebagai institusi yang disegani, bukan ditakuti.
"Untuk bersikap ramah-tamah dan sopan santun kepada rakyat. Tidak sekali-kali merugikan, menyakiti, dan menakuti hati rakyat," ujarnya.
Waktu pun berlalu, janji yang diucapkan saat itu masih belum terealisasi dengan sempurna. Meski upaya pembenahan dan pendisiplinan terus dilakukan, namun nyatanya masih saja ada kasus rakyat menjadi sasaran arogansi prajurit TNI.
Sekurangnya ada dua kasus kekerasan yang dilakukan prajurit TNI kepada rakyat di masa kepemimpinan Yudo, yakni:
Prajurit Todong Pisau
Salah satunya kejadian seorang anggota Kodim 0733/ Kota Semarang berinisial ES yang memarahi penumpang mobil Toyota Sienta dengan nomor polisi H 1531 HS. Dia mengeluarkan sebuah senjata tajam (sajam) dari mobil miliknya.
Aksi arogan itu terjadi saat ES emosi karena terlibat perselisihan dengan seorang pengendara mobil di Jalan MH Thamrin, Kota Semarang, pada Jumat (3/3).
"Kejadian itu murni kesalahpahaman," kata Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Bambang Hermanto dalam siaran di Semarang, Minggu (5/3).
Menurut dia, dari hasil klarifikasi kepada anggota Kodim 0733 tersebut, diketahui bahwa peristiwa bermula ketika kedua pengendara itu melaju dari arah utara ke selatan di Jalan Gajah Mada. Mobil Toyota Sienta bernomor polisi H 1531 HS yang dikendarai seorang pria berinisial NH menghalangi laju Honda Freed yang dikendarai ES.
Karena merasa laju kendaraannya dihalangi, ES kemudian menegur NH saat kedua kendaraan berbelok ke Jalan MH.Thamrin. ES yang emosi sempat mengambil sangkur yang merupakan kelengkapan pakaian dinasnya.
Kejadian itu rupanya direkam pengemudi mobil yang berada di belakang kendaraan NH dan kemudian diunggah ke media sosial.
Meski kejadian itu sempat viral di media sosial, Bambang mengatakan, ES telah dimintai keterangan di kesatuannya dan ditangani secara profesional dan proporsional
Dia juga mengimbau pengguna jalan untuk saling menghormati dan menghargai agar tercipta keamanan dan kenyamanan di jalan. Menurut dia, permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Prajurit Tendang Pemotor
Kekinian, arogansi kembali dilakukan oleh Praka ANG yang menendang pemotor ibu-ibu. Kejadian itu terjadi saat ANG sepulang turun jaga sebagai anggota Denhanud 471 Pasgat.
Ketika mengendarai motor di pertigaan jalan raya Hankam Mabes TNI, Jatiwarna, Bekasi, tiba-tiba korban Sri Dewi Kemuning mengerem mendadak. Praka ANG tanpa sengaja menabrak motor di depannya
Kemudian terjadi dialog, hingga memicu tindakan penendangan Praka ANG kepada bagian samping motor Sri Dewi Kemuning.
Meski begitu, secara transparan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU secara resmi telah memohonkan permintaan maaf atas aksi arogan Praka ANG. Bahkan, dengan langsung mendatangi rumah korban pemotor ibu-ibu yanh ditendang Praka ANG.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menyampaikan permintaan maaf itu langsung disampaikan Komandan Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 471 Pasgat, Letkol Pas Bagus Ajar Pamungkas.
"Hari ini, menyampaikan permohonan maaf kepada Sri Dewi Kemuning (21 th), pemotor yang mengalami insiden salah paham dengan anggota Denhanud 471, Praka ANG, di Jalan Hankam Mabes TNI, Bekasi," kata Indan dalam keterangannya, Selasa (25/4).
"Sesuai instruksi pimpinan TNI AU, kejadian tersebut telah ditindaklanjuti dengan penyampaian permohonan maaf kepada korban. Anggota yang bersangkutan juga sudah diberi sanksi tegas oleh atasannya," tambah dia.
Permintaan Maaf Panglima TNI
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono turut meminta maaf atas aksi arogansi prajuritnya yang menendang pengendara motor di jalan raya. Dan berjanji akan memberikan sanksi tegas terhadap prajurit arogan itu.
"Panglima TNI atas nama segenap Prajurit TNI mohon maaf adanya perilaku arogan yang ditampilkan oleh oknum TNI tersebut. Dan selanjutnya akan memberikan sanksi tegas kepada yang bersangkutan," kata Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono saat dikonfirmasi, Selasa (25/4).
Julius kembali mengingatkan instruksi dari Panglima TNI agar para prajurit tidak arogan dan menyakiti hati masyarakat. Puspom TNI pun sudah turun tangan menelusuri kejadian yang sebenarnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaCalon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berjanji seluruh prajurit TNI tidak akan bertindak arogansi.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cepat TNI memproses anggotanya yang menganiaya relawan.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPanglima menegaskan, tindakan prajurit TNI di Polrestabes Medan itu tidak mewakili institusi.
Baca SelengkapnyaKoalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau lagi ada korupsi di instansi atau jabatan yang strategis.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca Selengkapnya