Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Desmond sebut kasus BLBI lebih penting diungkap dari pada BPPN

Desmond sebut kasus BLBI lebih penting diungkap dari pada BPPN Desmond J Mahesa. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa curiga dengan sikap Kejaksaan Agung yang tiba-tiba mengungkap kasus dugaan korupsi penjualan hak tagih di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tahun 2003 lalu. Selain karena sudah telalu lama terjadi, korupsi BLBI dinilai lebih penting untuk diungkap.

"Jangan ada kesan kalau tidak ada tindaklanjutnya artinya Jaksa Agung main-main. Bagaimana dengan kasus yang hari ini masih banyak pertanyaan seperti kasus BLBI itu. Menurut saya ini harus dituntaskan," kata Desmond saat dihubungi, Rabu (26/8).

Desmond curiga pengungkapan kasus yang melibatkan PT Victoria Sekuritas Indonesia ini meningkatnya harga tanah dari hari ke hari. Terlebih lagi belum ada penghitungan kerugian negara dalam kasus ini dari BPK ataupun BPKP.

"Persoalannya baru pada tahapan persepsi Kejagung, kenapa bicara kerugian negara? Lantaran saat ini adanya harga tanah yang naik, yang membuat menarik tanah Victoria itu harganya berlipat-lipat, ini yang harus kita liat," terang dia.

Banyaknya kejanggalan yang dilakukan Kejagung dalam mengungkap kasus BPPN ini, Desmond berjanji bakal mempertanyakan hal itu kepada Jaksa Agung HM Prasetyo saat rapat di Komisi III DPR nanti. "Ini yang akan kita pertanyakan dalam RDP dengan Kejaksaan Agung," imbuhnya.

Perkara ini bermula saat sebuah perusahaan bernama PT Adyaesta Ciptatama meminjam sekitar Rp266 miliar ke BTN untuk membangun perumahan di Karawang seluas 1.200 hektare sekitar akhir tahun 1990. Saat Indonesia memasuki krisis moneter 1998, pemerintah memasukan BTN ke BPPN untuk diselamatkan.

Sejumlah kredit macet kemudian dilelang, termasuk utang Adyaesta. VSIC membeli aset itu dengan harga Rp32 miliar. Seiring waktu, pihak Adyaesta ingin menebus aset tersebut, namun, VSIC menyodorkan nilai Rp2,1 triliun atas aset itu. Pasalnya, nilai utang tersebut setelah dikalkulasi dengan jumlah bunga dan denda, saat ini sudah bernilai Rp3,1 triliun.

Pada 2013, pihak Adyaesta melalui kuasa hukumnya Jhonson Panjaitan kemudian melaporkan VSIC ke Kejaksaan Tinggi DKI atas tuduhan permainan dalam penentuan nilai aset yang dinilai merugikan negara. Saat ini, kasus tersebut diambil alih oleh Kejaksaan Agung. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Korupsi Rumah Dinas DPR, Komisi III: Silakan Diproses Asal Jangan Tebang Pilih
Kasus Korupsi Rumah Dinas DPR, Komisi III: Silakan Diproses Asal Jangan Tebang Pilih

intinya siapa pun terlibat diproses, silakan, asal jangan tebang pilih," kata Benny

Baca Selengkapnya
Capim KPK Setyo Budiyanto Jawab DPR soal Kasus BLBI: Selama Tidak Di-SP3, Wajib Diselesaikan
Capim KPK Setyo Budiyanto Jawab DPR soal Kasus BLBI: Selama Tidak Di-SP3, Wajib Diselesaikan

Menurutnya, seluruh kasus besar yang belum rampung sudah sepatutnya diselesaikan.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Cecar Jaksa Agung: Apa Ceritanya Kantor Kejagung itu Dikepung Pasukan Coklat?
Anggota DPR Cecar Jaksa Agung: Apa Ceritanya Kantor Kejagung itu Dikepung Pasukan Coklat?

Hal itu disampaikan Benny dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Jaksa Agung RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Komisi III DPR Ingin  Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN
Komisi III DPR Ingin Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN

Korupsi yang diduga dilakukan Budi Said di Antam ditaksir mencapai Rp1,1 triliun

Baca Selengkapnya
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras

KPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Siul Bambang Pacul Soal Anggaran Polri Sampai Matikan Mic hingga Bandingkan TNI & Kemenhan
VIDEO: Siul Bambang Pacul Soal Anggaran Polri Sampai Matikan Mic hingga Bandingkan TNI & Kemenhan

Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Bambang Pacul, menegaskan pihaknya cinta terhadap Polri

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras Benny DPR Sampai Dicatat Kapolri, Minta Periksa Tokoh Kominfo di Kasus Judol Komdigi
VIDEO: Keras Benny DPR Sampai Dicatat Kapolri, Minta Periksa Tokoh Kominfo di Kasus Judol Komdigi

Benny K Harman secara lantang menantang Kapolri Listyo dan jajarannya memeriksa salah satu tokoh di Kementerian Kominfo terkait judi online

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menelisik Konflik Kepentingan di Balik Geger Jampidsus Diduga Diikuti Anggota Densus 88 Polri
VIDEO: Menelisik Konflik Kepentingan di Balik Geger Jampidsus Diduga Diikuti Anggota Densus 88 Polri

Jampidsus Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah diduga dibuntuti anggota Densus 88 Antiteror Polri

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras, Rudianto Komisi III Ke Kejagung
VIDEO: Keras, Rudianto Komisi III Ke Kejagung "Bukan Komisi Teri"

Dia meminta agar pendekatan hukum termasuk korupsi di dalamnya ini dapat diluruskan dan dimurnikan.

Baca Selengkapnya
Jawab DPR Kasus Tom Lembong Bisa Rusak Citra Prabowo, Begini Kata Jampidsus Kejagung
Jawab DPR Kasus Tom Lembong Bisa Rusak Citra Prabowo, Begini Kata Jampidsus Kejagung

Dalam rapat itu, Jaksa Agung ST Burhanuddin dicecar tetang penetapan tersangka eks Mendag, Tom Lembong.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tegaskan Tetap Libatkan BPK Usut Kasus Korupsi
Kejagung Tegaskan Tetap Libatkan BPK Usut Kasus Korupsi

Kejagung memastikan tidak memiliki hubungan buruk dengan BPK RI.

Baca Selengkapnya
Tinjau Lokasi Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi, Habiburokhman: Agar Tak Timbul Tuduhan
Tinjau Lokasi Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi, Habiburokhman: Agar Tak Timbul Tuduhan

Peninjauan yang dilakukan Komisi III DPR RI agar tidak menimbulkan tuduhan-tuduhan yang negatif atas insiden penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya