Detik-detik AirAsia QZ8501 jatuh, sempat miring hingga 104 derajat
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah selesai melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 lalu. Hasil investigasi ini diperoleh dari rekaman keadaan pesawat sebelum jatuh dari Flight Data Recorder (FDR).
Plt Kasubkom Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo menjelaskan kronologis kejadian jatuhnya pesawat yang membawa 162 penumpang dan awak pesawat. Hal ini diawali oleh retakan solder pada electronic module pada rudder travel limiter unit (RTLU) yang lokasinya berada pada vertical stabilizer.
Kerusakan ini akhirnya menyebabkan munculnya peringatan (master cauton). Akibatnya pesawat rute Surabaya menuju Singapura ini jatuh ke laut.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Pada Pukul 06.01 WIB rekaman di FDR mencatat, adanya gangguan kerusakan rudder travel limiter (RTL). Gangguan ini juga mengaktifkan electronic centralized aircraft monitoring (ECAM).
Kemudian pilot melakukan sejumlah antisipasi untuk mengendalikan pesawat. Gangguan ini terjadi sampai tiga kali dan masih bisa dikuasai oleh pilot. KNKT menyebut, gangguan ini bukan sesuatu yang bisa membahayakan penerbangan.
Kemudian malapetaka muncul pada Pukul 06.15 WIB, gangguan yang lebih parah terjadi. Akan tetapi, pilot tidak melakukan antisipasi serupa seperti yang dilakukan sebelumnya.
"The same aircraft, the same Pilot in command (PIC) pada tanggal 25 Desember juga mengalami kerusakan yang sama. Namun diperbaiki di engineer di darat," kata Cahyo.
Penanganannya adalah dengan me-reset circuit breaker dari flight augmentation computer (FAC). Cahyo tidak menyebut apakah pilot mencabut CB tersebut, namun indikasinya adalah adanya reset pada komponen itu.
Tindakan tersebut mengaktikan tanda peringatan kelima yang memunculkan pesan di ECAM berupa Auto FLT FAC 1 FAULT dan keenam yang memunculkan pesan di ECAM berupa kerusakan pada FAC 1 dan 2. Dua komputer di pesawat ini dinyatakan rusak.
"Kemudian auto pilot dan auto thrust tidak aktif. Sistem kendali fly by wire pesawat berganti dari normal law ke alternate law di mana beberapa proteksi tidak aktif," tuturnya.
Pilot kemudian tidak bisa mengendalikan pesawat lagi. Bahkan pesawat sampai berguling hingga 54 derajat. Kemudian selama 9 detik, ada kekosongan input dari 2 kendali pesawat.
KNKT juga menyebut jika pilot dan kopilot tidak kompak dalam mengendalikan pesawat yang sudah rusak tersebut.
"Kami melihat ada komunikasi yang nggak efektif, saat satu meminta pull down, yang satu push down. Kendali pesawat tidak saling terkait. Di mana kemudi 1 dan 2 tidak terhubung, jadi pilot saling tidak tahu melakukan apa," jelas Cahyo.
"Kalau ada input pada kendali secara bersmaaan maka akhirnya penjumlahan. Bila ditarik 5 dan didorong 5 hasilnya jadi 0. Ini yang menyebabkan kekosongan input dan menyulitkan pilot karena tidak tahu sebelah melakukan apa," lanjut dia.
Setelah itu tiba-tiba ada input yang membuat pesawat naik ke atas atau pitching up. Pesawat naik ke ketinggian 38 ribu kaki dan sudah berada di luar kemampuan pilot untuk recover dan akhirnya miring hingga 104 derajat.
Pesawat akhirnya turun ke bawah hingga pada ketinggian 29 ribu kaki berada pada posisi stabil sampai akhirnya kemudian secara perlahan jatuh ke laut. Menurut Cahyo, badan pesawat saat jatuh dalam posisi sejajar dengan laut.
"Itu turunnya 12 ribu feet per menit. Jadi waktu dari 29 ribu kaki hingga sampai pesawat jatuh waktunya sekitar 2,5 menit. Sampai akhir, dua-duanya (kapten pilot dan kopilot) masih terus berusaha mengontrol pesawat," terang dia.
Akhirnya, pesawat jatuh sekitar Pukul 06.20 WIB di laut Jawa.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.
Baca SelengkapnyaPesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Baca SelengkapnyaAkibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaKeduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaJemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar harus kembali ke asrama setelah pesawat Garuda Indonesia GIA 1105 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaKecelakaan mengerikan ini menjadi salah satu tragedi terbesar di dunia penerbangan.
Baca SelengkapnyaKNKT menerangkan, lokasi lapangan yang berada di dekat pesawat terjatuh itu memang posisinya ideal untuk melakukan pendaratan darurat.
Baca SelengkapnyaTurbulensi dahsyat itu menciptakan guncangan luar biasa di dalam kabin pesawat Singapore Airlines SQ321. Satu penumpang dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaPenyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca Selengkapnya