Diduga ada kelemahan, gembong skimming ATM dunia incar Indonesia
Merdeka.com - Seorang warga negara Bulgaria diciduk polisi terkait kasus skimming ATM . Pria 46 tahun bernama Baltov Kaloyan Vasilev ini menyusul 5 orang yang telah diciduk Polda Metro Jaya, yang kesemuanya diduga merupakan gembong skimming ATM internasional.
Penangkapan ini terjadi di kamar 311 Fave Hotel, Jalan Wahid Hasim, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu dini hari lalu.
Dari kamar hotel yang disewa Vasilev, polisi mengantongi barang bukti terkait kejahatan skimming berupa satu buah laptop, dua buah deep skimmer dan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang sudah diisi data nasabah sebanyak 198 buah.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus ini? Polda Metro Jaya mengungkap sindikat pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Pelat nomor rahasia. Total, ada tiga tersangka yang ditangkap, sedangkan satu orang lain masuk ke dalam buron. 'Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan empat tersangka yakni YY (44), HG (46), PAW (38), dan IM (31). Untuk tersangka IM (31) saat ini masih dalam pencarian kita dan sudah masuk dalam daftar pencarian orang,' kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Samian dalam keterangannya, Rabu (20/12).
Kejahatan skimming, yaitu menduplikasi kartu debit atau kartu ATM untuk kemudian menguras uang nasabah, memang tengah jadi buah bibir. Dari penangkapan Vasilev dan lima anggota lainnya (4 WNA dan 1 WNI), diketahui ribuan rekening nasabah di 13 bank yang ada di Indonesia telah dibobol para pelaku ini melalui mesin ATM.
Namun, menurut pengamat IT dari ITB Agung Harsoyo, kejahatan skimming yang dialami belasan bank di Tanah Air juga dialami bank-bank di luar negeri.
"Di negara manapun sama saja, dalam arti antara keamanan dengan yang mau bobol keamanan itu kan balapan. Jadi nanti begitu kita tingkatkan keamanannya, orang-orang yang berniat jahat itu cari namanya hole ya, jadi lobang yang bisa ditembus seperti apa," ujar Agung kepada Liputan6.com, Senin (19/3/2018) malam.
Menurut dia, siklus itu akan terus berjalan, antara pihak yang berusaha menjaga keamanan data nasabah dengan mereka yang ingin menjebolnya.
"Akan terus seperti begitu. Menurut saya, sekarang ini yang perlu dilakukan adalah edukasi kepada nasabah terkait dengan pengamanan transaksi. Itu harus lebih gencar lagi," tukas Agung menegaskan soal Waspada Skimming ATM .
Dia beralasan, pelaku skimming yang mayoritas adalah warga asing itu bukan tidak mungkin melihat banyak kelemahan yang dimiliki perbankan serta nasabah di Indonesia, sehingga mereka merasa lebih mudah beroperasi di Tanah Air.
"Mereka melihat sisi kelemahan secara sosiologis bahwa kita nggak terlalu aware. Kalau bertransaksi nggak berusaha ditutupi. Kita nggak punya prasangka buruk terhadap orang lain. Jadi mereka datang ke sini karena melihat ada potensi mengeksploitasi kelemahan kita tadi," pungkas Agung.
Kejahatan skimming, yaitu menduplikasi kartu debit atau kartu ATM untuk kemudian menguras uang nasabah, memang tengah jadi buah bibir. Dari penangkapan Vasilev dan lima anggota lainnya (4 WNA dan 1 WNI), diketahui ribuan rekening nasabah di 13 bank yang ada di Indonesia telah dibobol para pelaku ini melalui mesin ATM.
Namun, menurut pengamat IT dari ITB Agung Harsoyo, kejahatan skimming yang dialami belasan bank di Tanah Air juga dialami bank-bank di luar negeri.
"Di negara manapun sama saja, dalam arti antara keamanan dengan yang mau bobol keamanan itu kan balapan. Jadi nanti begitu kita tingkatkan keamanannya, orang-orang yang berniat jahat itu cari namanya hole ya, jadi lobang yang bisa ditembus seperti apa," ujar Agung kepada Liputan6.com, Senin (19/3/2018) malam.
Menurut dia, siklus itu akan terus berjalan, antara pihak yang berusaha menjaga keamanan data nasabah dengan mereka yang ingin menjebolnya.
"Akan terus seperti begitu. Menurut saya, sekarang ini yang perlu dilakukan adalah edukasi kepada nasabah terkait dengan pengamanan transaksi. Itu harus lebih gencar lagi," tegas Agung.
"Mereka melihat sisi kelemahan secara sosiologis bahwa kita nggak terlalu aware. Kalau bertransaksi nggak berusaha ditutupi. Kita nggak punya prasangka buruk terhadap orang lain. Jadi mereka datang ke sini karena melihat ada potensi mengeksploitasi kelemahan kita tadi," pungkas Agung.
Melihat alasan Agung, bisa disimpulkan bahwa pelaku skimming ATM yang hampir semua WNA, mungkin melihat banyak kelemahan yang dimiliki perbankan serta nasabah di Indonesia. Hal ini membuat mereka merasa leluasa untuk melakukan 'proyek' mereka di Tanah Air.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku menggunakan alat sederhana untuk membobol ATM
Baca SelengkapnyaKorban pertama mengalami kerugian sebesar Rp277 juta, dan korban kedua sebesar Rp3 juta.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku langsung mengundang amarah warga sekitar berujung pengurungan di ruangan ATM.
Baca Selengkapnyasasaran tersangka hanya mesin ATM yang berada di sekitar Jakarta Utara dan Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu kemudian terekam kamera seluler dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDari empat pelaku, hanya satu yang berhasil ditangkap sementara tiga lainnya kabur.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya terakhir, korban mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku, yakni ES dan MS, telah ditangkap jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan 8 tersangka dalam kasus penyewaan rekening penampungan judi online (judol) internasional di wilayah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaKorban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaEmpat pelaku yang ditangkap terdiri dari tiga pria berinisial AS, SA, RSKT dan DW.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap bos gangster asal Mesiko bernama Sicairos Valdes Roberto 27 tahun di terminal Nganjuk, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya