Diduga kesal diajak hubungan badan, siswa MA di Palembang bunuh waria
Merdeka.com - Kasus pembunuhan seorang pria menyerupai wanita (waria), Aldi alias Badek alias Chika (25) akhirnya terungkap. Pelaku tak lain adalah pelajar Madrasah Aliah (MA) di Palembang berinisial HD (19).
Berbekal rekaman kamera pengawas, tersangka diringkus di rumahnya Desa Perambahan Baru, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, 24 Januari 2018, atau beberapa pekan usai kejadian. Untuk kelengkapan berkas acara, polisi menggelar reka ulang pembunuhan tersebut.
Dari hasil rekonstruksi, tersangka HD membantah menghabisi korban. Sebab, pada saat kejadian ia sedang di rumah.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Saya tidak membunuh, saya lagi masak mi di rumah dan rumah saya jauh dari salonnya," kata tersangka HD saat gelar reka ulang di Mapolsek Sukarami Palembang, Jumat (23/2).
Hanya saja, HD mengakui kenal korban dari media sosial facebook, kemudian chatting sekedarnya. "Saya tidak pernah ketemu dengan korban," ungkapnya.
Karena tersangka menolak rekonstruksi, akhirnya anggota Polsek Sukarame tetap menggelarnya namun menggunakan penyidik sebagai pemeran pengganti tersangka. Sebanyak 43 adegan dilakukan pada rekonstruksi ini.
Adegan pertama, tersangka HD pergi menemui korban di Salon Kiki dengan dua orang temannya. Dua orang temannya pergi usai mengantar HD. Di sana ia duduk menunggu korban yang sedang melayani pelanggan lain untuk potong rambut.Hingga adegan keempat, korban meminta tolong kepada tersangka untuk membelikan makanan cepat saji tak jauh dari TKP, seraya memberikan uang Rp 10.000. Mereka pun sempat makan berdua.
Usai makan, keduanya mengobrol sambil duduk bersebelahan. Pada adegan ke sembilan, korban sempat video call dengan istri pacarnya yang berdomisili di Medan, lalu diperlihatkannya dengan HD.
Pada adegan 11, korban membujuk tersangka untuk dipotong rambutnya. Saat memotong rambut itulah, korban mulai menggerayangi tubuh tersangka. Di adegan 14, korban memegang dada tersangka namun ditepisnya. Sambil memotong rambut tersangka, korban masih tetap berupaya memegang kemaluan tersangka, meski terus ditepis.
Kesal, tersangka pun marah dan lari ke depan namun masih dikejar korban bahkan dipeluk dari belakang. Kemudian korban kembali mengajak tersangka ke ruang creambath untuk bersetubuh.
Naik pitam, keduanya cekcok hingga tersangka mengambil tabung gas elpiji 3 kilogram dan memukulkannya ke kepala korban. Saat korban terjatuh, ternyata masih hidup. Karena ketakutan, tersangka pun mengambil selimut korban dan langsung membekapnya ke wajah korban.
Setelah memastikan korban meninggal, tersangka belum berani keluar dari salon karena takut ketahuan. Setelah merasa aman, tersangka pun pergi meninggalkan mayat korban di ruangan salon usai menguncinya dari luar. Sebelum pergi, tersangka sempat mengelap tangannya di tiang listrik dekat lokasi kejadian, kemudian melarikan diri.
Kanit Reskrim Polsek Sukarami Palembang, Iptu Marwan mengatakan, pihaknya menggelar rekonstruksi untuk melengkapi berkas perkara yang akan dilimpahkan ke pengadilan. "Kami mendapatkan identitas tersangka karena wajahnya terekam CCTV saat sedang mengelap noda darah di tangannya pada tiang listrik," ujarnya.
Dia pun membenarkan bahwa tersangka tidak mengakui pembunuhan tersebut dan menolak ikut serta dalam rekonstruksi. "Itu hak tersangka untuk membantah, mengajukan praperadilan pun hak dia. Namun sebelum rekontruksi ini, kami sudah melakukan pra rekonstruksi yang disetujui dan diperagakan tersangka sendiri. Dirinya mengaku pada saat itu, kami ada bukti rekamannya," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku menyimpan dendam dan sakit hati kepada korban.
Baca SelengkapnyaPelajar SMA itu datang ke Mapolda Sumsel didampingi keluarganya pada Senin (7/8) malam.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan lima orang remaja yang terlibat dalam tawuran sarung.
Baca SelengkapnyaPara ABG di Palembang dua kali memperkosa siswi SMP, AA (13), yang dibunuh di kuburan China.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaJenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaDendam Sering Di-bully, Remaja di Mamuju 28 Kali Tikami Teman Sekolah hingga Tewas
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penyelidikan sementara perundungan hingga penganiayaan itu terjadi lantaran adanya konflik yang melibatkan dua geng di sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua yakni R (36) dan NP (27).
Baca SelengkapnyaTerungkapnya identitas korban kemudian mengarah kepada terduga pelaku pembunuhan, yaitu pacar korban yang berinisial HP.
Baca SelengkapnyaSidang digelar secara tertutup di Pengadilan Negeri Klas I Palembang. Para pelaku didampingi keluarganya.
Baca Selengkapnya