Diperiksa 6 jam, Dahlan beberkan proyek cetak sawah ke Bareskrim
Merdeka.com - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan usai diperiksa Bareskrim Polri sebagai saksi kasus cetak sawah fiktif di Ketapang, Kalimantan Barat. Dahlan diperiksa selama enam jam dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.50 WIB.
Dalam pemeriksaan perdana tersebut, Dahlan didampingi dua kuasa hukumnya. Di hadapan awak media, Dahlan membeberkan perihal pengadaan cetak sawah yang diadakan di Ketapang, Kalbar, itu.
"Hari ini saya diperiksa sebagai saksi soal perihal sawah baru. Saya jelaskan bahwa sawah baru itu diperlukan di Indonesia untuk mengganti sawah-sawah yang setiap tahun selalu berkurang karena untuk perumahan dan untuk industri," kata Dahlan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/6).
-
Bagaimana Kaltim ingin mengatasi kekurangan lahan sawah? 'Petani lebih memilih menanam sawit, karena air susah. Kemarin bersama TNI sudah dibangun 89 titik air untuk persawahan di Kukar. Kita harus lakukan itu di banyak titik. Isha allah tidak ada kekurangan lahan untuk sawah,' usulnya.
-
Kenapa Mentan minta tambahan lahan tanam di Kalimantan Selatan? “Saya butuh 500 ribu hektar tambahan untuk perkuat stok beras nasional yang diperkirakan menghasilkan gabah 3 juta ton dan beras 1,5 juta ton. Ini adalah perintah Bapak Presiden. Dan di Kalimantan Selatan kita minta 100 ribu hektar. Dan saya minta ada 3.000 hektar di Barito Kuala,“ tambahnya.
-
Bagaimana Mentan ingin mengembalikan lahan pertanian yang terkena banjir? Mentan mengatakan, pertanian adalah jantung masa depan bangsa yang perlu mendapat perhatian bersama baik di tingkat pusat maupun daerah. Dia ingin, sejumlah lokasi yang terdampak bencana dapat kemabli pulih dan berproduksi seperti sedia kala.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
Lanjut Dahlan, dirinya yang saat itu menjabat sebagai mentri BUMN mendapat laporan atas penggunaan lahan yang digunakan masyarakat untuk bercocok tanam. "Kemudian dilaksanakan oleh setiap industri yang dilaporkan ke saya sudah 4 ribu hektar tanahnya yang sudah diklaim dan sudah pernah ditanami sampai seribu hektar," imbuh Dahlan.
Dahlan mengatakan, dalam pengolahan sawah tersebut hasilnya belum memuaskan karena berdasarkan teori, lahan akan menunjukkan tanda meningkat atau menurun jika pengolahan sudah mencapai 4 tahun atau lebih.
Melihat kondisi hasil pengolahan lahan yang kurang berhasil pada saat itu, Dahlan minta dialihkan dari perusahaan penggarap sawah yaitu PT. Sang Hyang Seri yang terlalu kecil ke perusahaan raksasa yang yaitu Pupuk Indonesia. Pengalihan tersebut berharap hasil pertanian semakin meningkat
Oleh karena itu, Dahlan berharap, sawah yang telah dijadikan lahan bercocok tanam tidak dihentikan. Karena menurutnya lahan tersebut akan memberikan kehidupan kepada para petani di Kalimantan Barat.
"Saya bermohon agar sawah ini dilanjutkan karena sdh terlanjur 4 ribu yang dibuka. Karena petani petani disana juga sudah menunggu dan saya yakin sekali bahwa pupuk indo bisa mampu mengerjakan itu sepanjang mendapat dorongan yang kuat kepada pupuk indo," tutup Dahlan.
Diketahui, Dahlan dikaitkan dalam kasus cetak sawah. Kasus ini diduga ada proses pekerjaan dalam proyek cetak sawah yang tidak sesuai kontrak dan adanya pengadaan lahan fiktif.
Dalam proyek itu, PT Sang Hyang Seri (SHS) yang merupakan BUMN pangan menjadi penanggung jawab proyek. Dalam mengerjakan proyek tersebut, PT SHS dibantu beberapa perusahaan lain yakni PT Hutama Karya, PT Brantas Abipraya, PT Yodya Karya, dan PT Indra Karya.
Sementara beberapa BUMN yang diketahui turut mendukung pelaksanaan proyek tersebut dari segi pendanaan di antaranya PT BNI, PT Pertamina, PT Indonesia Port Corporation (IPC), PT BRI, dan PT PGN.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa KLHK, Muchtar Effendi menjelaskan, ada kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan penghijauan.
Baca SelengkapnyaKasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Ade Dirman mengatakan sudah 60 orang diperiksa kasus PTPN6.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR berdialog dengan kelompok tani tanya harapannya soal food estate
Baca SelengkapnyaKeinginan sejak lama warga Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk memiliki lahan pertanian padi akhirnya terpenuhi.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan itu dilaksanakan dalam rangka penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi tata kelola perkebunan dan industri kelapa sawit periode 2005–2024.
Baca SelengkapnyaMentan menggenjot pembangunan dan optimasi lahan rawa menjadi persawahan produktif.
Baca SelengkapnyaYeka menambahkan pentingnya pembuatan irigasi sebagai akses utama bagi pemenuhan air untuk lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaUntuk membuka jutaan cetak sawah, Haji Isam mendatangkan ribuan ekskavator.
Baca SelengkapnyaSaat ini penyidik sedang fokus melakukan analisis terhadap barang bukti.
Baca SelengkapnyaMantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan telah selesai diperiksa oleh KPK selama 6 jam.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei yang dilakukan maka lahan-lahan sawah di Merauke kemungkinan besar mampu ditanami 3 kali dalam setahun.
Baca Selengkapnya