Dipersekusi Senior, Siswi SMK di Bekasi Trauma dan 5 Hari Bolos Sekolah
Merdeka.com - Seorang siswi SMK di Bekasi Timur, Kota Bekasi menjadi korban persekusi senior dan alumni sekolah. Akibatnya siswi berinisial GT itu mengalami trauma berat dan enggan bersekolah lagi.
Orang tua GT, Ali Sadikin mengatakan telah melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya pada 14 Agustus lalu ke Polres Metro Bekasi Kota. Terlapor adalah A, P dan D. Pria yang sehari-hari menjadi pengumpul barang bekas ini berharap polisi segera menindak para terduga pelaku supaya tidak ada korban.
"Setelah tahu (kekerasan terhadap anaknya), saya langsung lapor polisi," ujar Ali di rumahnya, Bekasi Utara, Rabu (21/8).
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Kenapa mata siswi itu ditusuk? Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Kenapa siswa SMP itu mau bunuh diri? 'Korban juga pernah saat istirahat solat Jumat, yang muslim melaksanakan solat Jumat dan korban dikarenakan agama Hindu istirahat di kelas, pernah terlibat adu omongan dengan teman korban atas nama A yang seakan-akan membuat korban disalahkan karena melarang solat Jumat,' jelasnya. 'Akibat kejadian tersebut korban merasa dijauhi oleh teman korban, dan permasalahan ini tidak pernah di ceritakan ke guru BP atau guru lain dan akhirnya yang mendasari korban melakukan tindakan lompat dari ruang kelas,' tambahnya.
Berdasarkan laporan polisi yang dia buat pada kemarin siang, peristiwa bullying dan kekerasan yang menimpa anaknya terjadi di pinggir danau buatan atau saluran irigasi Jalan Irigasi Baru 2, Bekasi Jaya, Bekasi Timur selepas korban pulang sekolah.
Awalnya, korban diajak ke sebuah warung kopi oleh pelaku. Sampai di warkop itu, korban diajak menuju ke sebuah danau buatan yang terdapat taman. Sampai di lokasi, pelaku mengajak korban berkelahi. Korban pun enggan meladeni.
Berdasarkan rekaman video yang beredar, korban pertama ditendang, lalu dipukul wajahnya menggunakan sandal dan menggunakan tangan kosong. Korban hanya terdiam mendapatkan kekerasan fisik tersebut. Usai kejadian, korban pulang ke rumahnya di Bekasi Utara.
"Waktu pulang enggak ngaku, hanya penampilannya sudah acak-acakan, kemudian masuk ke dalam kamar," ujar dia.
Selama lima hari, GT mengurung diri enggan bersekolah dengan alasan sakit. Kasus itu terungkap setelah video kekerasan beredar. Ali melihat video dari ponsel milik tetangganya. Ali kemudian mengkonfirmasi ke anaknya, dan melihat di dada dan punggung terdapat luka memar.
"Saya tanya benar, setelah itu saya lapor ke polisi," jujar dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman video yang beredar, terlihat dua siswi berinisial K dan N dihajar oleh pelajar dari sekolah lain.
Baca SelengkapnyaSang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Baca SelengkapnyaKorban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa
Baca SelengkapnyaPemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
Baca SelengkapnyaKorban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami perundungan sejak pertama kali masuk SMPN 4 Makassar.
Baca SelengkapnyaSOP di sekolah diubah agar peristiwa serupa tidak terulang.
Baca SelengkapnyaPolisi juga memastikan CCTV itu dalam keadaan berfungsi dengan baik. Sehingga hilangnya rekaman akan didalami.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca Selengkapnya