Ditemukan sudah mati, taring dan kumis harimau hilang
Merdeka.com - Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) masih mencari tahu penyebab kematian dan turunnya sejumlah harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae) di Desa Sipahoras, Sosopan, Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara. Mereka juga menyelidiki hilangnya taring dan kumis dari salah seekor satwa itu.
Kumis dan taring harimau betina harimau yang diperkirakan berusia antara 3 hingga 5 tahun itu memang sudah hilang saat bangkainya ditemukan pada Rabu (12/7).
"Terkait hilangnya bagian tubuh pada jasad harimau itu, BBKSDA Sumatera Utara akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Kepala Bidang KSDA Wilayah III pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara di Padang Sidimpuan, Gunawan Alza, Jumat (14/7).
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Apa ancaman utama bagi Harimau Sumatera? Rusaknya ekosistem hutan membuat konflik antara harimau dengan manusia tidak pernah berhenti. "Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup harimau? Permintaan tulang, kulit, dan bagian tubuh harimau lainnya menyebabkan meningkatnya kasus perburuan dan perdagangan manusia.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
-
Siapa yang memperkirakan jumlah Harimau Sumatera? WWF memperkirakan populasinya di alam liar Andalas hanya sekitar 600 ekor.
-
Kenapa harimau Jawa punah? Harimau Jawa mengalami kepunahan karena banyaknya perburuan terhadap satwa liar ini. Pada masa kolonial Belanda, banyak orang memburu harimau Jawa untuk kemudian dijadikan pajangan. Kini, tak ada lagi harimau Jawa di hutan-hutan lereng Gunung Kelud atau di hutan lain di Jawa Timur.
Selain harimau betina itu, dua hari sebelumnya seekor harimau jantan ditemukan dalam keadaan kritis di lokasi yang sama. Harimau yang diperkirakan berusia 3-4 tahun itu tidak mampu bertahan meskipun telah mendapatkan tindakan medis. Tidak ada bagian tubuhnya yang hilang.
Dua harimau ini menambah jumlah harimau yang terlihat di Desa Sipahoras. Sebelumnya, Sabtu (8/7), warga juga menemukan induk dan anak harimau di kampung mereka. Penampakan ini sempat membuat warga khawatir.
"Kedua harimau itu diduga berbeda dengan dua yang mati. Dengan temuan itu, kita sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah pada sore hingga malam, jika beraktivitas jangan dilakukan seorang diri," jelas Gunawan.
Desa Sipahoras memang dekat dengan kawasan hutan Barumun yang menjadi salah satu habitat harimau sumatera. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, populasi harimau di hutan itu berkisar 7-8 ekor.
Terkait masuknya sejumlah harimau ke perkampungan ini, Gunawan menyatakan ada sejumlah hal yang dapat menjadi penyebabnya. "Bisa karena sakit atau tua, sehingga tidak dapat bersaing di habitatnya, atau induk sedang menyapih anaknya sehingga mencari makanan yang mudah. Dapat pula disebabkan kondisi hutan tempat habitatnya rusak, karena di sana (Barumun) ada beberapa bagian yang sudah terbuka," jelas Gunawan.
Untuk mengantisipasi masuknya kembali harimau ke perkampungan, BBKSDA Sumatera Utara menyatakan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga LSM.
"Kita juga mengimbau masyarakat apabila menyaksikan kejadian serupa (harimau masuk ke kampung) agar segera memberikan informasi dan tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan, seperti menangkap satwa liar dilindungi dan mengambil bagian tubuhnya," pungkas Gunawan. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi.
Baca SelengkapnyaSi Manis merupakan spesies kucing besar dari genus Panthera yang memiliki ciri loreng khas pada bulunya.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaGajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang
Baca SelengkapnyaKehidupan harimau Sumatera di Medan Zoo menjadi sorotan setelah tiga ekor satwa asli Indonesia itu mati dalam waktu dua bulan pada akhir 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaHarimau Sumatera itu berada di Medan Zoo sejak tahun 2005 dan telah berusia 23 tahun.
Baca SelengkapnyaKarhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.
Baca SelengkapnyaPada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSebelum diciduk polisi, kedua tersangka saat itu masih mencari pembeli dengan harga tertinggi
Baca Selengkapnya