Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

DPR Semprot Mensos Risma: Jangan Ditidurkan Data Ganda Penerima Bansos, Hapus!

DPR Semprot Mensos Risma: Jangan Ditidurkan Data Ganda Penerima Bansos, Hapus! Menteri Sosial Tri Rismaharini saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi VIII DPR Rudi Hartono mempertanyakan 21,15 juta data ganda penerima bantuan sosial yang ditidurkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Politisi Partai Nasdem itu menilai, status/ kepemilikan 21,15 juta data ganda sangat penting. karena kata dia, jika ternyata pemilik data tersebut sudah meninggal dunia, maka seharusnya data tersebut dihapus. Bukan ditidurkan.

"Ibu harus menjelaskan dengan rinci, yang ganda yang mana. Kalau memang ganda, ya dihapus jangan ditidurkan! Kalau ditidurkan, nanti bisa bangun. Kalau yang sudah meninggal, hapus! Tidak mungkin ditidurkan lagi," kata Rudi saat rapat kerja Komisi VIII dengan Menteri Sosial RI di Gedung DPR hari ini, Kamis (3/6).

Menurutnya, jika Kemensos tidak merinci dengan jelas terkait 21,15 juta data tersebut, maka negara akan mengalami kerugian yang besar. Jumlahnya, kata Rudi, bisa mencapai ratusan miliar. Polemik mengenai data ganda ini, kata Rudi, sangat meresahkan masyarakat.

Dia mengaku sering mendapat aduan dari masyarakat terkait data ganda ini. Harus diakui, kata Rudi, polemik data ganda ini sudah terjadi sejak 10 tahun lalu bahkan sejak kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Data yang double ini sudah dari 10 tahun lalu. Waktu itu zaman Pak SBY saya ditanya warga 'Saya janda, susah ekonominya, tapi tidak dapat bantuan. kok yang sudah meninggal malah dapat bantuan' jadi banyak yang mengeluh," kata Rudi.

Sejak saat itu, Rudi mengatakan bahwa dirinya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat yang dirugikan karena data ganda ini. Namun, kata Rudi, hasilnya nihil. Baik itu Dinas Sosial maupun Kementerian Sosial saat itu angkat tangan terkait masalah ini.

"Saya lapor ke dinas, lalu ke kementerian, tapi seperti ping..pong," katanya.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Yandri Susanto. Anggota Komisi VIII fraksi Partai Amanat Nasional itu membeberkan betapa pentingnya kejelasan 21,15 juta data ganda yang ditidurkan oleh Kemensos. Menurutnya, jumlah data ganda akan mempengaruhi jumlah anggaran yang akan didapatkan Kemensos pada tahun 2022.

"data ganda ini akan berakibat ke anggaran 2022 bu. Sebenarnya berapa orang, berapa banyak terima double, berapa banyak yang NIK-nya tidak benar tapi tetap terima," katanya.

Dia mengatakan bahwa Kemensos masih salah sasaran dalam menyalurkan bantuan. Banyaknya jumlah penerima yang tidak tepat sasaran itu, kata Yandri, telah merugikan negara.

Untuk itu, dia meminta Risma merinci dengan detail terkait data penerima bantuan yang terkini hingga penyalurannya. Yandri bahkan berspekulasi bahwa data ganda tersebut hanyalah permainan belaka agar suatu kementerian tersebut bisa mendapatkan anggaran lebih.

"Kita mau tahu, berapa sebenarnya kerugian negara? Ini Himbara yang bermain atau siapa pemain di lapangannya?" tanya Yandri.

Risma: Kami Tidak Mengubah Data Sama Sekali, Saya sempat dimarahi BPKP dan KPK karena saya tidak mengerti

Risma kemudian menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari para anggota dewan. Dia menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia tidak pernah mengubah data masyarakat penerima bantuan itu. Politisi PDIP itu mengaku tidak tahu-menahu terkait data ganda yang selama ini belum dimusnahkan, sehingga berakibat terhadap kerugian negara.

"kami tidak mengubah (data) sama sekali, saya hanya melihat data DTKS karena itu ditemukan oleh BPKP. Mohon maaf, saya sempat dimarahi BPKP dan KPK karena saya tidak mengerti saat masuk (Kemensos)," kata Risma dalam rapat kerja hari ini dengan Komisi VIII DPR.

Risma mengatakan, ada 190 juta data penerima bantuan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dia kemudian merinci temuan-temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Temuan BPKP, ada 41.985 duplikasi data KPN dengan nama dan NIK yang sama. Temuan BPK, ada 10.900.000 data NIK tidak valid. Sedangkan temuan nomor kk tidak valid ada 16 juta," ungkapnya.

"Jadi data di DTKS awal kondisinya itu ada 190 juta. kemudian data penerima BPNT dalam DTKS ada 19 juta, penerima BPS 600 sekian, PKH 65 juta 12 ribu sekian," katanya.

Dia pun menantang para anggota DPR untuk mengecek temuan-temuan Kemensos bersama BPK, BPKP, dan KPK itu. Dia bahkan menantang para anggota DPR untuk mengecek data ganda yang ia sudah masukkan ke dalam puluhan kontainer.

"Saya sudah mencetak 21 juta ganda, bisa dilihat per daerah. saat ini saya membawa ada 25 kontainer box ukuran 1x1 meter. Kemudian masih proses 10 (kontainer. jadi monggo kalau mau (dicek)" katanya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data Nasional Dibobol, DPR Sentil Menkominfo dan Kepala BSSN: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional
Data Nasional Dibobol, DPR Sentil Menkominfo dan Kepala BSSN: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional

Dalam catatan TB Hasanuddin, di kurun waktu lima tahun ini selalu mendapat laporan adanya serangan cyber.

Baca Selengkapnya
Buntut Peretasan PDNS, Menkopolhukam Rapat Tertutup dengan Menkominfo dan BSSN
Buntut Peretasan PDNS, Menkopolhukam Rapat Tertutup dengan Menkominfo dan BSSN

Budi Ari sempat diberondong pertanyaan namun enggan meladeni.

Baca Selengkapnya
Komisi VIII DPR Minta Bansos Tak Jadi Alat Politik di Pilkada 2024
Komisi VIII DPR Minta Bansos Tak Jadi Alat Politik di Pilkada 2024

Menurut DPR, momentum pelaksanaan pilkada seperti saat ini berpotensi memunculkan kasus politisasi bansos.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Debat Panas! Mensos Risma Skakmat Anggota Komisi VIII Soal Bansos Jelang Pemilu
VIDEO: Debat Panas! Mensos Risma Skakmat Anggota Komisi VIII Soal Bansos Jelang Pemilu

Anggota DPR Fraksi PKS bertanya ke Mensos Risma soal penyaluran bansos di Februari jelang pemilu

Baca Selengkapnya
VIDEO: Hakim MK Arsul Sani Bela Presiden Jokowi Soal Dana Bansos,
VIDEO: Hakim MK Arsul Sani Bela Presiden Jokowi Soal Dana Bansos, "Saya Eks DPR Pasti Ngerti"

Menurut Arsul, seharusnya membahas bansos harus didahului mengetahui soal APBN.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sengit Mensos Risma dengan DPR soal Data Kemiskinan Tak Valid
VIDEO: Sengit Mensos Risma dengan DPR soal Data Kemiskinan Tak Valid "Saya Bisa Buktikan!"

Salah satu anggota DPR menanyakan ketidaksesuaian data kemiskinan milik Kemensos

Baca Selengkapnya
DPR Bakal Panggil Zulhas Buntut Pernyataan Bansos Berasal dari Jokowi
DPR Bakal Panggil Zulhas Buntut Pernyataan Bansos Berasal dari Jokowi

DPR akan memanggil Mendag Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari

Baca Selengkapnya
Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!
Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!

DPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
Menkominfo Didesak Mundur, Puan: Selama Tidak Maksimal, Bisa Dievaluasi Presiden
Menkominfo Didesak Mundur, Puan: Selama Tidak Maksimal, Bisa Dievaluasi Presiden

SAFEnet menyebut, terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut.

Baca Selengkapnya
VIDEO: DPR Semprot BSSN & Kominfo, Data Diretas Tak Ada Back Up
VIDEO: DPR Semprot BSSN & Kominfo, Data Diretas Tak Ada Back Up "Sebuah Kebodohan"

Meutya Hafid menegaskan kebocoran data tanpa back up adalah sebuah kebodohan.

Baca Selengkapnya
Cerita Sandiaga Dapat Tekanan Politik Saat Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019
Cerita Sandiaga Dapat Tekanan Politik Saat Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019

Sandiaga mengaku mendapatkan intimidasi dan tekanan politik saat 2017 dan 2019.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pimpinan Komisi I Emosi Kominfo & BSSN Soal Peretasan PDN
VIDEO: Pimpinan Komisi I Emosi Kominfo & BSSN Soal Peretasan PDN "Jangan Saling Salah-Salahan"

Dalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.

Baca Selengkapnya