Dukun Cirebon Adu Kekuatan di Pemilu 2019
Merdeka.com - Umumnya peran tim sukses sangat penting dalam upaya memenangkan momentum pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu), baik pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif, bahkan hanya setaraf pemilihan kepala desa atau pilkades.
Namun, di beberapa daerah, peran dukun juga dianggap penting dalam upaya memenangkan kontestasi pemilu. Seperti yang terjadi di Cirebon, para dukun berperan dalam memenangkan kontestasi Pilkades.
Seperti umumnya proses Pilkada, calon kepala desa atau kuwu melakukan kampanye dan manuver politik untuk mengambil simpati warga.
-
Kenopo dukun senengane bakar menyan? Kenopo dukun senengane bakar menyan? Lha yen bakar sate, ngko malah podo ngeleh kabeh pasiene.
-
Apa saja yang dikirab dalam tradisi Suran Mbah Demang? Yang dikirab antara lain pusaka Kyai Blencong, Bende, tombak dan kitab Ambeyo, serta foto Mbah Demang Cokrodikromo dan foto Eyang Ki Juru Permono.
-
Apa yang dilakukan dalam ritual? Di tengah musim kemarau berkepanjangan di Thailand, warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
-
Mengapa tembakau digunakan dalam ritual? Menelan nikotin dalam konsentrasi tinggi dapat menjadi racun dan bahkan mematikan, sehingga campuran minuman mengisyaratkan bahwa tembakau digunakan selama ritual sebagai 'narkotika untuk menginduksi tidur nyenyak, penglihatan, dan kesurupan,' tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
-
Apa yang dilakukan Kyai Damar? Dilansir dari kanal YouTube J. Christiono, Kyai Damar dipercaya sebagai utusan Wali Songo yang menyalakan sentir atau api pada setiap masjid, langar, atau musala dari daerah Ungaran sampai Demak dalam waktu singkat.
-
Di mana ritual dilakukan? Warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
"Itu sudah biasa dan dukun biasanya ada pada H-1 sebelum masa pencoblosan calon kepala desa," kata warga Desa Suranenggala Kabupaten Cirebon, Sadidin kepada Liputan6.com, Kamis (4/4).
Dia mengatakan, momen Pilkades tersebut sudah mengakar bahkan menjadi tradisi. Para dukun dari masing-masing calon duduk di depan sesaji, dupa, dan api di kantor desa.
Di desanya, ritual tersebut oleh masyarakat setempat diberi nama Kiat Damar. Dalam ritual Damar, semua calon kuwu membakar kemenyan lengkap dengan sesajen yang disediakan di suatu ruangan.
Calon kuwu juga biasanya memiliki dukun pilihan sendiri untuk menggelar ritual tersebut. Ritual tersebut dilakukan tiap malam sebelum pemilihan.
"Hal itu juga bisa menjadi media gaib. Kuwu yang akan menang biasanya ditandai dengan nyala api yang lebih besar dibanding yang lain," ujar Sadidin.
Pemilihan kepala desa di Cirebon tersebut bukan hanya sekadar proses pesta demokrasi di tingkat desa. Dari catatan yang didapat, pilkades diketahui berusia lebih tua dibandingkan pilpres yang ada di Amerika Serikat.
Sejarawan Cirebon Nurdin M Noor menyebutkan, Kuwu, asal kata dari bahasa Sansekerta dengan padanan kata dari Cakradara, berarti 'penguasa setingkat adipati'. Seperti Akuwu Tunggul Ametung di Singosari.
Nurdin menjelaskan, pemilihan kepala desa pertama di Cirebon dilakukan sejak tahun 1604 dengan model pemilihan One Man One Vote. Sementara pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 1774 dengan dipilih langsung oleh lembaga pemilihan umum.
"Jadi kalau ada yang bilang demokrasi kita meniru gaya Barat, saya kira keliru. Dari model pemilihan pemimpinnya saja lebih dulu kita di Indonesia, tepatnya Cirebon," ujar Nurdin.
Rata-rata para kuwu berkuasa selama belasan tahun, dipilih berdasarkan ilmu, akhlak, dan tanggung jawab. Pemilihan kuwu sebelum Belanda berkuasa diserahkan kepada masyarakat dan mendapat restu Sultan.
Kotak suara pada masa pemilihan kuwu berupa bumbung bambu. Setiap pemilih mendapat sebuah koin atau biting kayu yang dimasukkan ke dalam bumbung kuwu yang mengikuti pemilihan.
Calon kuwu dibungkus dengan kain berwarna tertentu sebagai lambang kuwu pilihannya. Saat Belanda berkuasa penuh, harus mendapat restu Belanda.
"Pada akhir abad 19 atau awal abad 20 kemungkinan kuwu mulai dipilih secara langsung, bebas, dan rahasia oleh masyarakat di kotak suara. Untuk kuwu yang sudah tidak menjabat disebut kuwu manten, berdasarkan kaidah bahasa Sunda," kata dia.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para dukun saling adu kekuatan demi memenangkan calon kepala desa yang berkompetisi di ajang pemilu.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaTradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Upacara Memayu dan ider-ideran bertujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Trusmi terhadap leluhur yang telah banyak berjasa.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPenggunaan kunyit sebagai tinta pemilu jadi khas Kampung Benda Kerep Cirebon. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Jawa, malam pergantian tahun baru ini merupakan ajang perenungan diri.
Baca SelengkapnyaAcara Damar Sewu tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang sarat makna
Baca SelengkapnyaAtraksi Tatung selalu melekat dengan perayaan Cap Go Meh di Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca Selengkapnya