Eksistensi Keraton Pajang dan Protes Keras Kasunanan Surakarta
Merdeka.com - Setelah hebohnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, bermunculan keraton-keraton lain. Kasus adanya keraton baru sebenarnya juga terjadi di pusat kebudayaan dan trah kerajaan Mataram, khususnya Kota Solo.
Sejak tahun 2010, seorang warga mengaku sebagai raja Kasultanan Keraton Pajang. Raja tersebut memang menempati lokasi yang bersebelahan dengan petilasan Keraton Pajang, di Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Munculnya Kasultanan Karaton Pajang di Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo pernah mendapat penolakan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sebab, Kerajaan Pajang yang didirikan Jaka Tingkir sudah runtuh sejak 400 tahun lalu. Saat ini lokasi keraton yang tak jauh dari Keraton Kasunanan Surakarta tersebut tinggal petilasan.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
-
Siapa cucu dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI? Dilansir dari website Kratonjogja.id, KRT Wiroguno terlahir dengan nama Raden Mas Subardjo. Ia adalah cucu Sri Sultan Hamengkubuwono VI.
-
Siapa putri bungsu Parto Patrio? Sedangkan putri bungsu dari Parto Patrio baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-16.
-
Siapa saja yang mendapat gelar dari Keraton Surakarta? Berikut Merdeka telah merangkum deretan artis yang juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Penyanyi solo Rossa mendapatkan gelar spesial dari Keraton Surakarta, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Sri Rossa Swaraloka. Gelar ini didapat Rossa lantaran dirinya dinilai sangat ahli dibidang bernyanyi. Judika menyandang gelar sebagai KRH Kencananingrat dari Keraton Surakarta. Gelar kehormatan ini didapat Judika lantaran dirinya disebut tak meninggalkan budaya Indonesia selama menjadi penyanyi. Nadine Chandrawinata, mantan Puteri Indonesia 2005 juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Ia diketahui menyandang status sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggun Diah Kusumaningrum. Kanjeng Mas Ayu Wartaningrum menjadi gelar spesial yang disandang oleh Najwa Shihab. Gelar ini didapat Najwa pada acara ulang tahun naik tahta ke-4 Paku Buwono XIII Sinuhun Tedjowulan, Sabtu, 3 Juli 2010. Selain Najwa Shihab, Soraya Haque juga menerima gelar kehormatan pada acara yang sama. Keduanya sama-sama mendapat gelar dari Keraton Surakarta pada 3 Juli 2010. Syahrini diketahui juga memiliki gelar spesial Keraton Solo, yaitu Kanjeng Mas Ayu. Pengageng Sasana Pustaka, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger jadi pemimpin upacara penobatannya kala itu.
-
Siapa saudara Puteri Modiyanti? Puteri Modiyanti kini menjadi bagian dari keluarga Cendana dan sering diasosiasikan dengan keluarga besar Sandy Harun, serta memiliki kedekatan yang erat dengan saudara-saudaranya, termasuk Ricky Harun, yang sering tampil dalam momen-momen keluarga di media sosial.
-
Siapa Wali Songo? Wali Songo adalah sebutan bagi sembilan orang wali yang berperan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Salah satu putri Paku Buwono XII, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng mengaku pernah menyampaikan penolakan tersebut. Adik kandung raja Solo saat ini, Paku Buwono XIII tersebut juga heran, pendiri Kasultanan Keraton Pajang, Suradi, mendapatkan gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV.
"Historinya dari mana? Kalau merasa keturunan Sultan Pajang, terus menghidupkan lagi ya tidak bisa. Wong Pajang itu sudah pindah ke Kotagede. Dari Kotagede kemudian turun ke Keraton Kartasura, kemudian ke Keraton Surakarta," kata Gusti Moeng, Jumat (17/1).
Menurut Gusti Moeng, beberapa kerajaan di tanah air tidak bisa berdiri lagi. Diantaranya Majapahit, Demak dan Mataram. Terlebih setelah masa kemerdekaan dan berdirinya NKRI sejak tahun 1945, seluruh kerajaan sudah mendukung pendirian Republik Indonesia.
"Saat ini sudah tidak bisa mendirikan kerajaan lagi. Keraton itu adanya hanya 250 saat BPUPKI, yang ikut mendirikan republik. Sekarang yang masih lengkap 48 kerajaan, tergabung dalam Forum Komunikasi dan Informasi Kerajaan Nusantara (FKIKN)," terangnya.
Tujuan Keraton Pajang
Terpisah, pendiri Kasultanan Keraton Pajang, Suradi berdalih keraton tersebut didaftarkan sebagai yayasan. Tujuannya hanya sekedar untuk melestarikan kebudayaan. Dia mendaftarkan sebagai Yayasan Kasultanan Karaton Pajang pada 2010.
"Tujuan saya hanya ingin nguri-uri (melestarikan) kebudayaan yang ada sejak zaman Pajang dahulu," katanya.
Terkait protes dari Kasunanan Surakarta, ia tak menampiknya. Namun dia berdalih keraton yang dia dirikan tidak mengganggu ketertiban umum.
"Dulu memang pernah ditolak, tapi seiring berjalannya waktu, tidak pernah ada masalah. Yang penting kan kami tidak mengganggu orang lain," ucapnya.
Asal Muasal
Nama Kasultanan Karaton Pajang diambil dari Kerajaan Pajang yang didirikan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang diperkirakan telah runtuh lebih dari 400 tahun yang lalu. Lokasi keraton tak jauh dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat maupun bekas Keraton Kartasura.
Raja Kasultanan Karaton Pajang bergelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Pria tengah baya bernama asli Suradi tersebut mengaku mendapatkan mandat mendirikan Kerajaan Pajang dari Kanjeng Sultan Suryo Alam yang merupakan sultan di Kasultanan Dhimak, Kabupaten Demak.
"Tahun 2009 saya dilantik menjadi Adipati. Kemudian tahun 2010 saya daftarkan kerajaan ini sebagai Yayasan Kasultanan Karaton Pajang," ujar Suradi, saat ditemui wartawan, Kamis (16/1).
Lebih lanjut Suradi menceritakan, usai berhasil mengelola keraton dengan pesat, tahun 2015 gelarnya naik menjadi Sultan. Dan pada tahun lalu ia diberikan gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Suradi mengaku tak khawatir dengan penangkapan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo,
"Kerajaan yang kita dirikan ini hanya untuk merawat budaya. Kalau itu (Purworejo) nalarnya tidak dipakai. Tidak ada istilah keraton sejagat. Kan sudah ada kerajaan Arab, kerajaan Inggris, apa mungkin dia bisa menundukkan mereka?" katanya.
Biaya Operasional
Dia menambahkan, selama ini mengeluarkan biaya sendiri untuk operasional keraton. Suradi mengaku selama ini bekerja sebagai kontraktor bangunan. Keraton yang dipimpinnya juga tidak pernah menarik iuran.
"Tidak pernah ada iuran, justru saya yang mengeluarkan uang untuk menyelenggarakan event. Kalau misalnya ada, itu sumbangan seikhlasnya," kilahnya.
Terpisah, Kapolsek Kartasura, AKP Dani Permana Putra menyampaikan, hingga saat ini tidak ada laporan terkait keberadaan Keraton Kasultanan Pajang.
"Selama ini situasi masih landai, tidak ada laporan apapun," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengangkatannya sebagai putra mahkota sempat mengundang polemik.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaKali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Baca SelengkapnyaSunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri yang diyakini merupakan waliyullah yang memiliki karomah
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Wibowo ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPanggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaPada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaIa adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik
Baca SelengkapnyaSebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.
Baca SelengkapnyaLeluhur Kabupaten Bojonegoro merupakan keturunan Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Pajang.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?
Baca SelengkapnyaGo Tik Swan tumbuh besar dalam lingkungan pembatik. Karya-karyanya dihargai oleh Keraton Surakarta.
Baca Selengkapnya