Enggan masak nasi, Suladi dibunuh ayah kandungnya
Merdeka.com - Gara-gara nasi, Arto (65) nekat menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri, Suladi (30). Pelaku akhirnya ditangkap polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Peristiwa itu bermula ketika pelaku baru saja pulang dari kebun tak jauh dari rumahnya di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Kisam Tinggi, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumsel, Selasa (17/7) sore. Lantaran lapar, tersangka menyuruh korban untuk menanak nasi.
Ternyata, korban tak mau menuruti permintaan ayahnya itu. Keduanya terlibat cekcok mulut karena merasa paling benar.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Kenapa anak menolak keinginan orang tua? Saat anak menentang orang tua atau menolak keinginan mereka, sebenarnya mereka sedang memprotes kurangnya kontrol dan kebebasan yang mereka alami.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Siapa yang ditikam mantan ayah tiri? Seorang remaja putri M (19) tewas setelah ditikam mantan ayah tirinya, SE (53). Sang ibu SR (53) juga terluka parah ditusuk mantan suaminya itu.
Saat pertengkaran itu, tersangka mendorong korban hingga terjatuh. Bukannya minta maaf, korban justru menantang bapaknya duel. Tersulut emosi yang tak terbendung, tersangka mengambil pisau dan menusuk dada kiri serta punggung korban. Korban tewas di tangan bapak kandungnya.
Kapolres OKU Selatan AKBP Ferry Harahap mengungkapkan, pihaknya langsung mengamankan tersangka usai kejadian. Motif pembunuhan diduga karena kesal korban enggan menanak nasi.
"Tersangka sudah kita amankan, sekarang masih diperiksa," ungkap Ferry, Rabu (18/7).
Dijelaskannya, tersangka bakal dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman di atas 15 tahun penjara. Barang bukti yang diamankan sebilah pisau sebagai alat kejahatan.
"Kita lengkapi dengan keterangan saksi dulu untuk menentukan kasus hukumnya," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka pembunuhan ayah kandung di Duren Sawit bertambah.
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi pemukulan, korban dan pelaku diketahui sempat terlibat cekcok mulut
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang santai di dapur kaget mendapat serangan bertubi-tubi dari pelaku menggunakan kayu.
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Berry Juana Putra mengatakan peristiwa itu terjadi karena keduanya terlibat cekcok di rumah keduanya.
Baca SelengkapnyaBeredar informasi jika penyebab penganiayaan ini dilatarbelakangi persoalan keluarga.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap S terjadi saat korban terlelap tidur, Rabu (19/6).
Baca SelengkapnyaKorban ditusuk saat tertidur di toko yang menjadi tempat tinggal sekaligus usaha.
Baca SelengkapnyaAyah dan anak di Karawang bunuh pria dengan motif penggandaan uang.
Baca SelengkapnyaSuami memerintahkan istrinya menghabisi korban karena mereka sudah mempunyai anak.
Baca SelengkapnyaTersangka memukul kepala suaminya dengan mesin pompa air hingga tewas di tempat.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta penyebab anak di Duren Sawit bunuh ayah kandung
Baca Selengkapnya