Epidemiolog UI Beberkan Alasan Indonesia Terancam Jebakan Pandemi
Merdeka.com - Epidemiolog UI Pandu Riono mengungkapkan Indonesia menuju jebakan pandemi. Ini berkaca dari fakta fluktuasi kasus yang terjadi di lapangan.
"Indonesia tidak tahu sudah gelombang ke berapa yang demikian dahsyat ini. Ini kan bukan hanya lagi di Jawa tapi meluas ke seluruh Nusantara gara-gara Delta," ujar dia kepada Merdeka.com, Sabtu (31/7).
"Itu artinya kita akan masuk ke dalam jebakan dimana kemungkinan di masa mendatang akan naik lagi lebih hebat dari yang sekarang," lanjut dia.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
Hal tersebut dikarenakan respons Indonesia dalam menghadapi pandemi masih bersifat temporer. Kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas diambil ketika kasus meningkat.
"PPKM Darurat, PPKM level 4. Setelah tinggi baru. Nanti sudah turun mulai longgar lagi. Padahal sekarang udah ketahuan kita tidak hanya punya Delta. Kalau lihat peta sebaran Delta sudah seluruh Indonesia. Kalau kita melihat kenaikan di luar Jawa atau kenaikan sekarang masih tingi di Bali, Indonesia bagian timur," jelas dia.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa jika tidak memiliki upaya-upaya untuk menekan dan menjaga kasus Covid-19 tetap rendah, maka Indonesia akan semakin sulit menangani pandemi.
"Kalau kita tidak berusaha secara sistematik untuk menurunkan dan mempertahankan sampai titik terendah. Kita harus sustain. Kalau tidak kita akan naik-turun, naik-turun. Itu jebakan yang tidak enak. Pandemi itu kayak gitu. Saya bilang ini adalah trap (jebakan). Karena kalau sudah masuk ke area situ seperti sekarang kita mengalami lonjakan yang demikian tinggi, kita kan sulit mengatasinya," urai dia.
"Jadi yang disebut jebakan pandemi itu adalah bagaimana kita tidak bisa mengatasi pandemi dan ikut iramanya virus. Begitu ada mutasi baru, naik lagi. Kalau sudah begitu tidak mungkin kita melakukan pemulihan ekonomi," imbuh dia.
Menurut dia, Indonesia harus menyusun rencana strategis. Jika ingin menghindari jebakan pandemi tersebut. Rencana strategis tersebut berisikan semua upaya dan target penanganan Covid-19.
"Harus ada Renstra-nya. Kita tidak punya. Karena kita hanya responsif. Tidak mengantisipasi. Kalau kita mengantisipasi harus punya planning. Testing harus berapa, tracing harus berapa, berapa vaksinasi yang harus kita kejar dan sebagainya. Kalau tidak kita akan terjebak dalam pandemi yang sebenarnya kita bisa hindari," tandasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya