Fadli Zon sepakat regulasi pengadaan senjata dibenahi
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengapresiasi langkah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dalam menyelesaikan polemik pembelian senjata api ilegal. Fadli menilai regulasi dan koordinasi pengadaan senjata memang harus dibenahi agar tidak ada terjadi tumpang tindih kewenangan.
"Pertama regulasi kedua koordinasi begitu ya. Koordinasi ini benar-benar harus ada sehingga tidak timpang tindih. Misalnya persenjataan level apa, jenis apa yang boleh dan tidak," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/10).
"Saya kira harus ada aturan mainnya lah sehingga tidak over lap antara yang tempur, kombatan dengan yang untuk keamanan," sambung Fadli.
-
Siapa yang memimpin misi beli senjata? Kolonel Ahmad Yani memimpin delegasi Angkatan Darat ke negara-negara di Eropa Timur.
-
Kenapa Balai Yasa Madiun memproduksi senjata? Menariknya dari Balai Yasa Madiun ini, pada tahun 1947 tempat ini malah memproduksi berbagai jenis senjata api dan senjata tajam.
-
Siapa yang memiliki senjata? Senjata-senjata logam itu terletak di bawah dua rumah awal abad kelima yang kemungkinan besar milik seseorang yang cukup kuat untuk membentuk pasukan.
-
Kenapa senjata itu penting? Artefak berupa kayu dengan usia ratusan ribu tahun sangat jarang ditemukan karena kayu sangat mudah membusuk dan hancur.
-
Apa yang menyebabkan peningkatan penjualan senjata? 'Terjadi peningkatan tajam dalam pendapatan penjualan senjata pada 2023, dan kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2024,' kata Lorenzo Scarazzato, peneliti di SIPRI Military Expenditure and Arms Production, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir laman Straits Times, Senin (2/12).
-
Bagaimana perusahaan senjata bereaksi? 'Banyak dari mereka yang mengkhususkan diri pada komponen tertentu atau membangun sistem yang memerlukan satu rangkaian rantai pasokan,' yang memungkinkan mereka bereaksi lebih cepat, kata Dr. Nan Tian, Direktur Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata Sipri, kepada AFP.
Regulasi baru tersebut, kata Fadli, harus mengatur soal spesifikasi mulai dari jenis hingga amunisi senjata. Sebab, standar senjata-senjata yang digunakan untuk kepentingan keamanan dan pertahanan berbeda.
"Mungkin persoalan atau regulasi yg lebih teknis lebih detil misalnya mengatur jenis-jenis senjatanya apa, masalah pelurunya tajam atau apa, atau kan memang pendekatan pertahanan dan keamanan agak berbeda gitu ya," terangnya.
Lebih lanjut, Fadli berharap masalah isu pengadaan senjata tidak lagi terjadi ke depannya. Apalagi, persoalan pembelian senjata itu bersumber dari masalah yang sangat dasar yakni lemahnya koordinasi antar lembaga.
"Jadi tentu kita harus apresiasi dan kita memang berharap tidak perlu ini berlarut-larut karena memalukan juga sebagai sebuah bangsa, masa koordinasi persoalan senjata ini seluru dunia bisa melihat membaca," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan polemik terkait ribuan senjata juga amunisi diduga ilegal sudah selesai. Sebab, hal ini sudah diselesaikan dalam rapat tertutup yang dihadiri oleh para penegak hukum terkait.
Menurut Wiranto, banyaknya regulasi mengatur pengadaan senjata api yang diundangkan sejak 1948 sampai tahun 2017 membuat proses pengiriman dan penerimaan barang menjadi sulit. Paling tidak ada empat undang-undang, satu Perppu, satu Inpres, empat peraturan setingkat menteri yang mengatur pengadaan itu.
"Semua itu menyebabkan perbedaan pendapat yang berkembang di berbagai institusi yang menggunakan senjata api," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/10).
Oleh karena itu, Wiranto menegaskan segera dilakukan pengkajian dan penataan ulang berbagai regulasi tersebut tentang kemampuan senjata api sampai dengan kebijakan tunggal. Sehingga tidak membingungkan institusi yang diberikan kewenangan menggunakan senjata api.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua peristiwa maut terjadi dalam sepekan ini, yaitu polisi tembak polisi di Solok Selatan dan polisi tembak pelajar di Semarang.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku sependapat dengan Ganjar terkait solusi tumpang tindihnya kewenangan mengatasi persoalan keamanan.
Baca SelengkapnyaKapolri mengingatkan perlunya pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap setiap anggota untuk mencegah pelanggaran.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga sepakat dengan Ekonomi APEC bahwa kunci pertumbuhan ekonomi yang merata adalah memastikan keuntungan perdagangan dan investasi.
Baca SelengkapnyaIPW menilai usulan DPR agar Polri tidak lagi pakai senjata api melainkan dengan menggunakan pentungan, terlalu terburu-buru.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR RI Habiburokhman menilai anggota Polri masih perlu dipersenjatai dengan senjata api
Baca SelengkapnyaFadli turut mendorong agar konflik kedua negara tersebut bisa diselesaikan dengan cara damai,
Baca SelengkapnyaRangga Afianto menilai, akar permasalahan terletak pada mekanisme pemberian dan pengawasan senpi.
Baca SelengkapnyaArif mengatakan bahwa polisi semestinya tidak militeristik dan tidak menggunakan pendekatan kekerasan.
Baca SelengkapnyaBudi meminta kepala daerah untuk terus menjalin dan meningkatkan sinergi yang baik antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif di daerah.
Baca SelengkapnyaKapolri juga meminta kapolda di seluruh Indonesia untuk melakukan pemantauan lebih ketat lagi pada anggotanya yang memegang senpi.
Baca Selengkapnya