Gafatar yang bikin gempar Yogyakarta
Merdeka.com - Markas Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) DIY yang berlokasi di kompleks Taman Kuliner Condongcatur, Sleman menggegerkan publik. Hal ini dikarenakan organisasi tersebut beraliran sesat dan telah banyak merekrut anggota secara sembunyi-sembunyi. Bahkan orang-orang di sekitarnya mengakui kalau para anggota Gafatar yang memang muslim itu tidak pernah salat.
Menurut pengakuan Santi, pemilik kios di sebelah markas Gafatar DIY, selama ini tidak ada hal aneh dilakukan para anggota Gafatar. Mereka bersosialisasi seperti biasa. Hanya saja, lanjut dia, mereka tidak melakukan salat seperti muslim kebanyakan.
"Yang jaga itu namanya Deli dan Aditya. Itu jadi koperasi sembako, tapi sering juga ada kegiatan ramai di sini. Saya sering ngobrol sama mereka, mereka memang bilang enggak salat," kata Santi kepada merdeka.com, Senin (11/1).
-
Apa tujuan dari sekte sesat ini? Wanita itu mengatakan bahwa kuil itu bernama Kanaan, dan anggota kelompoknya percaya bahwa dunia akan segera berakhir.
-
Dimana sekte ini berada? Polisi juga menemukan 251 anak di bawah umur tinggal di peternakan Chokurongerwa, yang berjarak sekitar 34 km sebelah barat laut Ibu Kota Harare.
-
Bagaimana caranya mendapatkan nama kelompok nyeleneh? Nama kelompok nyeleneh dan kocak bisa diperoleh dari berbagai hal. Mulai dari singkatan atas kondisi Anda dan teman-teman atau bisa dari nama keren yang sedang populer di kalangan masyarakat.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Siapa yang punya sosok tersembunyi? Ada sosok tersembunyi di balik mereka, biasanya orang yang memiliki kekayaan asli dari pundi-pundi artis tersebut. Salah satunya, sosok tersembunyi ini ada di deretan karyawan atau rekan bisnis si artis.
-
Mengapa anak-anak disekap di sekte ini? Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
Sementara itu di Yogyakarta, markas Gafatar berkedok home schooling. Dari penelusuran merdeka.com di Dusun Kadisoka, RT 2 RW 1, Purwomartani, Kalasan Sleman rumah yang digunakan sebagai home schooling saat ini tampak kosong.
Di sisi selatan rumah berserakan botol-botol bekas. Di antara tumpukan botol itu terdapat beberapa kertas basah terkena hujan. Saat diteliti kertas tersebut merupakan berkas-berkas pengurus Gafatar Yogyakarta. Salah satunya formulir pernyataan kesanggupan mengikuti program eksodus DPD Gafatar Yogyakarta dan juga daftar nama anggota. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi
Baca SelengkapnyaDulu para pengikut Freemason memakai jubah hitam untuk menjalani ritual di gedung tua itu.
Baca SelengkapnyaSaat diamankan anggota TNI itu ditemukan mereka membawa senjata tajam, minuman alkohol, dan atribut geng motor.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat sempat mempertanyakan karena dihelat di kawasan masjid.
Baca SelengkapnyaSejak didirikan pada 27 Juni 1830, tempat ini kerap dianggap kontroversial.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaPerjalanan sejarah geng motor di Indonesia dari awal kemunculannya sampai tindakan anarkis. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaAdanya aliran sesat pria yang mengaku Imam Mahadi itu disampaikan dari Sekretaris MUI Kabupaten Kampar Ustaz Syamsiatir.
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaKapolrestabes menyebut pada tahun 2024 ini, ada 47 kasus kekerasan remaja di Semarang yang diungkap.
Baca SelengkapnyaNama Imam Syafi'ie sudah terkenal di kalangan masyarakat Jakarta, khususnya di sekitar Pasar Senen, sejak masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaHeboh video sekelompak pelajar di Bali menamai dirinya 'Bajing Kids' sedang pesta alkohol.
Baca Selengkapnya