Gara-gara uang Rp 200 ribu, Radin cekik & gantung istri hingga tewas
Merdeka.com - Nasib tragis dialami Ni Wayan Lenyod (44), wanita paruh baya asal desa Landih Kabupaten Bangli, Bali. Ibu tiga anak ini meregang nyawa setelah dicekik dan digantung oleh suaminya sendiri I Ketut Radin (50).
Persoalan itu dipicu masalah sepele. Hanya karena tidak diberikan uang Rp 200 ribu untuk beli kain, Lenyod langsung dicekik hingga lemas oleh suaminya kemudian dijerat dengan kain selendang dan digantung di kebun pohon kopi.
"Berdasarkan penyidikan kita, melihat hasil visum pada jasad korban. Tidak ditemukannya tindakan korban bunuh diri, hal itu dibuktikan lebih dalam lagi dengan dilakukannya autopsi pada korban," kata Kapolsek Kota Bangli, Kompol I Dewa Gede Mahaputra, Selasa (28/2).
-
Kenapa ibu rumah tangga di Sleman gantung diri? Hasil visum tidak ditemukan adanya kekerasan pada tubuh korban. Korban pertama kali ditemukan oleh suaminya. Saat pulang kerja pada pukul 16.00, sang suami pulang ke rumah dan mendapati suasana rumah sepi dan kamar juga sepi. Ia kemudian langsung menuju ke gudang.
-
Kenapa korban gantung diri? 'Korban ditemukan tewas gantung diri di lapak pasar. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya,' ungkap Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi.
-
Apa yang membuat istri sedih? Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu akhir-akhir ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu.
-
Bagaimana cara sang istri membuat suaminya babak belur? Si suami babak belur sampai bibirnya nyonyor dipukulin si istri.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Kenapa istri minta cerai? Menjalani kehidupan berumahtangga memang bukanlah hal yang mudah. Tentu terdapat berbagai hal yang seringkali membuat setiap pasangan berbeda pendapat hingga memicu konflik. Terkadang jika konflik telah memuncak, ada beberapa perkataan dan emosi yang rawan muncul dari masing-masing pihak. Salah satunya yakni menyebut kata berpisah atau bercerai.
Mahaputra mengatakan, semula keluarga dan warga mengira korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun etelah dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap suami korban, akhirnya mengakui kalau korban memang dibunuh dengan cara dicekik dan dijerat.
Merunut kronologis dari keterangan pelaku, sore kemarin Senin (27/2) pelaku merengek minta uang Rp 200 ribu kepada istrinya (korban) yang pengakuannya untuk beli kain warna hitam. Saat itu, kerluarga besar dari pelaku sedang ada upacara persiapan ngeben (kremasi).
Korban yang saat itu sedang sibuk di dapur rumahnya tidak meladeni lantaran pengakuannya tidak punya uang. Karena kesal dengan jawaban istrinya, Radin langsung menarik rambut istrinya dari belakang dan lanjut mencekik lehernya.
Saat itu, pengakuan Radin, istrinya sempat melawan dan berusaha lari ke halaman rumah. Dirinya yang mengaku kelewat emosi saat itu lanjut mengejar sebelum istrinya berteriak. Kembali istrinya diterjang dan dipiting dengan lengannya hingga lemas.
"Saat korban dalam keadaan lemas, pelaku masuk ke dalam kamar mengambil selendang kain digunakan untuk menjerat korban. Begitu korban sudah tidak bergerak, pelaku membopong korban menuju kebun kopi dan menggantungkan di pohon kopi. Pelaku berusaha mengelabui agar korban seolah ditemukan gantung diri," kata Mahaputra.
Dia mengatakan, usai korban dikatkan pada pohon di kebun kopi, pelaku berusaha mencari anaknya dan keluarga besar. Saat itu pelaku tidak menyebutkan kalau istrinya gantung diri, tetapi bermaksud untuk menanyakan keberadaan istrinya.
Kemudian, jelang pentang, bersama iparnya pelaku menemukan istrinya sudah dalam keadaan tergantung dengan kondisi lidah menjulur dan mata terpejam. Polisi yang tiba di lokasi langsung mengavakuasi korban untuk dilakukan visum.
"Dari pemeriksaan luar, kami mencurigai korban tidak bunuh diri. Untuk selanjutnya yang terdekat kita mintai keterangan. Pemeriksaan secara maraton yang dilakukan terhadap suami korban, akhirnya mengakui kalau dirinya membunuh korban dengan cara dicekik dan dijerat. Hingga saat ini kita masih dalami, mengingat pelaku terkesan berbelit belit dalam memberikan keterangan," pungkas Mahaputra.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dipicu kesal tak diberi uang untuk bermain judi online.
Baca SelengkapnyaTersangka memukul kepala suaminya dengan mesin pompa air hingga tewas di tempat.
Baca SelengkapnyaDia menganiaya korban menggunakan tangan kosong dengan cara membenturkan kepala korban ke tembok hingga berdarah.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan
Baca SelengkapnyaKorban merasa cemburu melihat tingkah laku suaminya belakangan ini.
Baca SelengkapnyaSeorang suami bunuh istri terjadi di sebuah rumah kontrakan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaTersangka menganiaya istri karena tidak diberi uang dan tidak punya lauk saat mau makan
Baca SelengkapnyaPelaku dan korban kerap cekcok kendati baru sepekan menikah.
Baca SelengkapnyaBriptu Fadhila diduga membakar hidup-hidup suaminya, Briptu Rian Dwi (27).
Baca SelengkapnyaKorban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, pembunuhan terjadi karena permasalahan keluarga.
Baca Selengkapnya