Guru di Jembrana diduga peras eksodus asal Timor Timur
Merdeka.com - Niat baik pemerintah pusat untuk membantu para eksodus Timor Timur berupa bantuan dana kompensasi kepada korban politik ternyata tersandung oleh ulah sejumlah pihak tidak bertanggung jawab.
Seperti yang terjadi terhadap para eksodus asal Timor Timur di Kabupaten Jembrana. Dari rencana dana yang akan diterima sebesar Rp 10 juta per orang, mereka harus rela kehilangan 60 persen dari jumlah tersebut, karena diduga dipotong oleh petugas berinisial SB, warga Kelurahan BB Agung yang mengurus administrasi.
Celakanya lagi, yang menjadi korban pemotongan tersebut kebanyakan dari anggota Polri, TNI dan PNS yang pernah bertugas di Timor Timur. Meskipun dana kompensasi tersebut belum dicairkan oleh pemerintah pusat, tetapi para eksodus tersebut malah diminta menyetorkan sejumlah uang terlebih dahulu kepada SB, yang notabennya seorang guru di SMPN 6 Negara.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Kenapa Pramono Anung berjanji untuk memberikan gaji UMP kepada guru ngaji? Dikatakan oleh Pramono bahwa selama ini para guru honorer termasuk guru PAUD, guru ngaji dan sebagainya mendapatkan tunjangan maksimum kurang lebih hanya Rp2 juta, bahkan lebih kecil.'Maka yang seperti ini berhak untuk mendapatkan upah minimum regional yaitu sebesar Rp5 juta lebih sedikit,' kata Pramono.
-
Bagaimana Pramono Anung meningkatkan pendapatan guru honorer? Guru honorer yang selama ini hanya Rp2 juta, kami berikan UMP yaitu Rp5 juta,' janji Pram.
-
Siapa yang menerima uang pungli? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjatuhkan sanksi etik terhadap PLT Karutan periode 2020-2021, Ristanta. Ia terbukti terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan menerima sejumlah uang Rp30 juta dari para tahanan.
"Memang kami diminta menyetorkan uang terlebih dahulu sebelum bantuan tersebut cair. Kalau tidak mau mambayar dulu, blangko atau formulir kelengkapan tidak diberikan," ujar salah seorang eksodus dari Timor Timur yang juga anggota polisi dari jajaran Polres Jembrana, Minggu (16/10).
Menurutnya, jumlah dana yang harus disetorkan lebih dulu kepada SB sebesar Rp 6 juta dengan perincian Rp 2 juta untuk kas, sementara Rp 4 juta untuk jasa pengurusan administrasi.
Dengan potongan ini, masing-masing orang hanya berhak menerima Rp 4 juta. Padahal bantuan dari pemerintah pusat per orang Rp 10 juta.
"Saya sendiri tidak mau bayar, banyak juga yang tidak mau membayar, tapi ada banyak yang sudah membayar. Takutnya nanti bantuan itu tidak cair kan hilang uang kami," imbuhnya.
Menurutnya, banyak teman-temannya mengeluh karena jumlah potongan melebihi 50 persen. Di samping itu potongan tersebut juga tidak jelas terutama untuk kas serta terlalu memberatkan.
"Kami minta ini ditelusuri dan diusut, agar jangan sampai menguntungkan pribadi oknum itu karena jumlah eksodus sekitar 150 orang lebih. Kalau begini percuma saja kami diberi bantuan oleh pemerintah," tutupnya.
Sementara itu Kadis Sosial Pemkab Jembrana I Wayan Gorin dikonfirmasi membenarkan ada bantuan untuk para eksodus Timor Timur, baik itu untuk TNI, Polri, PNS dan masyarakat umum. Bantuan tersebut dari pemerintah pusat.
Jumlah bantuan tersebut besar Rp 10 juta bagi setiap orang. Namun pelaksanaan pencairannya belum bisa dipastikan menunggu dari BNI karena nantinya pencairan melalui bank pelat merah tersebut.
"Bantuan itu tidak boleh dipotong sepeser pun. Artinya masing-masing orang mendapatkan sepuluh juta rupiah. Juga tidak ada biaya administrasi," tutup Gorin. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendataan ulang guru honorer tersebut untuk bisa memastikan jumlah tenaga pendidik mulai dari guru honorer, PNS dan P3K yang masih aktif.
Baca SelengkapnyaEnam personel diperiksa tersebut berasal dari Polsek Baito dan Polres Konawe Selatan.
Baca SelengkapnyaGuru tersebut ingin mengajar sebagai bentuk pengabdian dan pelayanan
Baca SelengkapnyaPengakuan itu disampaikan Supriyani saat diperiksa Propam Polda Sultra.
Baca SelengkapnyaBidang Profesi dan Pengamanan Polda Sulawesi Tenggara mengungkap fakta persidangan terbaru.
Baca SelengkapnyaUang hasil pemerasan Supriyani dipakai untuk membangun gedung Unit Reskrim Polsek Baito.
Baca SelengkapnyaIa meminta agar Pemprov DKI menindaklanjuti temuan tersebut dan memecat kepala sekolah di sana.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.
Baca SelengkapnyaAliran dana diduga tertuju pada oknum guru di sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaPenahanan JP menyusul dua rekannya yang pada awal Mei 2024 ditetapkan tersangka.
Baca Selengkapnya