Hakim Cecar Humas KKP Kapasitas Ngabalin Ikut Rombongan Edhy Prabowo ke Hawaii
Merdeka.com - Majelis Hakim mencecar beberapa pertanyaan kepada Kepala Bagian Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Desri Yanti yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan suap izin ekspor benih lobster dengan terdakwa Suharjito yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Rabu (17/3).
Dalam persidangan Desri selaku Humas KKP menjelaskan terkait persiapan keberangkatan rombongan Edhy Prabowo dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat yang berlangsung pada 17 November 2020 lalu.
Menurutnya, karena dalam masa pandemi Covid-19 sesuai persyaratan yang ada bahwa seluruh rombongan harus diwajibkan untuk melakukan swab test PCR sebagai syarat berpergian. Mereka pun melakukan swab test PCR di Los Angles (LA) sebagai syarat berkunjung.
-
Apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam kasus korupsi? Lebih lanjut, menurut Sahroni, hal tersebut penting karena nantinya akan menjadi pertimbangan pengadilan yang berdampak pada masa hukuman para pelaku korupsi.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang hadir di persidangan? Soraya Rasyid tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Perhatian media dan fotografer segera tertuju pada kehadirannya, yang memang sudah datang untuk mengikuti jalannya persidangan.
-
Siapa saja yang bersaksi di sidang MK? Sebagai informasi, empat menteri tersebut adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani, Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
"Karena lagi pandemi covid mereka hanya menerima hasil PCR di Amerika. Sehingga satu-satunya, jadi tidak bisa PCR di Jakarta tujuan transit disana agar mendapat PCR. Setelah mendarat di LA kemudian kami langsung difasilitasi PCR untuk rombongan. Kami dijemput sama pihak KBRI kita dilakukan tes langsung pcr dan pembayaran PCR nya cash," katanya saat persidangan.
Pada hari selanjutnya, Desri mengatakan bahwa terdapat persyaratan dari pihak hotel untuk yang bisa membuka kamar hanyalah pengunjung atau visitor yang telah terdata oleh aplikasi Hawai Travel.
"Nah ternyata pada saat hasil PCR yang didapat dari LA ini kan sudah last minute jadi sambil PCR hasil keluar siang, kami sudah ke bandara. Kemudian dibantu pihak KBRI untuk mendaftarkan online ternyata sepertinya ada yang tidak terverivikasi dengan baik sehingga aplikasi untuk travelnya tidak muncul barcode," kata Desri
"Nah barcodenya ini yang kemudian diminta oleh pihak hotel. Ada dua orang delegasi yaitu pak Slamet dan pak Ngabalin yang tidak punya," tambahnya.
Lantas, majelis hakim turut mencecar pertanyaan terkait kapasitas kedua orang tersebut yakni, Slamet Sugiarto dan Ali Mochtar Ngabalin yang sebagaimana diketahui menempati posisi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) ikut dalam rombongan Edhy Prabowo.
"Slamet siapa?" tanya hakim.
"Slamet Sugiarto Direktur Jenderal Perikanan Budidaya," jawab Desri.
"Terus Ngabalim itu siapa?" lanjut hakim.
"Pak Muchtar Ngabalin pak," timpalnya.
Lantas, hakim kembali mempertanyakan kapasitas Ali Mochtar Ngabalin yang ikut dalam perjalanan itu. Karena posisi Ngabalin yang ikut rombongan Edhy Prabowo ketika kunjungan kerja tersebut.
"Apa kapasitasnya?" ujar hakim.
"Beliau sebagai penasehat komisi pemangku kepentingan publik," kata Desri.
"Ada itu (posisi Ngabalin)?" tanya kembali hakim
"Ada pak," singkat Desri.
Penjelasan Ali Soal Lawatanya ke AS
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ahli Mochtar Ngabalin ternyata satu pesawat dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Edhy diamankan KPK saat tiba di Bandara Soekarno Hatta setelah melakukan kunjungan kerja dari Amerika Serikat (AS).
Ngabalin yang ikut dalam rombongan, menjelaskan lawatan Edhy ke negeri Paman Sam. Kata dia, kunjungan Edhy ke AS dalam rangka tugasnya mengunjungi acara Oceanic Institute di Hawaii.
"Jadi kami kan datang ke Oceanic Institute Hawaii Pasicif University. Kan Hawaii pusat dunia untuk induk udang vaname yang luar biasa," katanya, Rabu (25/11).
Ngabalin memuji langkah Edhy sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang membuka ruang komunikasi dengan internasional. Dirinya salut dengan misi politikus Gerindra itu.
"Ini lobi yang dilakukan oleh Pak Edhy ini kan membuka ruang komunikasi internasional. Kemudian mengkomunikasikan itu dengan para konsul jenderal kita di Los Angeles, di San Fransisco, di Hawaii," ungkapnya.
Ngabalin kemudian menjelaskan keberangkatan rombongan Edhy dari Jakarta harus mengunjungi Los Angeles (LA). Menurutnya, dalam regulasi dan kebijakan penerbangan AS, orang yang mau masuk ke Hawaii harus melakukan tes swab Covid-19 di LA.
"Jadi di LA habis swab di Los Angeles kemudian terbang ke Hawaii. Dari Hawaii itu tidak bisa langsung ke Jakarta. Regulasinya nyuruh untuk kembali ke AS," kata dia.
"Makanya kita ke San Fransico itu hanya tidur saja. Kemudian pagi-pagi subuh kita terbang dari San Fransisco kembali ke Jakarta. Jadi Bang Ali sendiri Alhamdulillah sekarang ada di rumah," jelasnya.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dikabarkan berada dalam satu pesawat bersama Menteri KKP Edhy Prabowo sebelum diamankan KPK. Edhy ditangkap KPK saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta sepulang dari AS pada Rabu (25/11) dini hari.
Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan membenarkan, Ali satu pesawat dengan Edhy. Namun, Ali tidak ikut ditangkap oleh KPK.
"Ikut dalam rombongan perjalanan dari Amerika tapi (Ali) tidak ikut dibawa ke KPK," katanya lewat pesan singkat, Rabu (25/11).
Ade membantah Ali ikut diperiksa oleh KPK. Saat ini, Ali sedang berada di rumahnya.
"Bang Ali sekarang lagi istirahat di rumah nya," ungkapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hakim MK, Arief Hidayat menegur, sikap ahli yang dihadirkan oleh Prabowo-Gibran yakni Hasan Nasbi sebelum disumpah dalam sidang PHPU
Baca SelengkapnyaTerdakwa menerima fasilitas perjalanan keliling Bali menggunakan helikopter senilai Rp7.500.000.
Baca SelengkapnyaTim jaksa akan menghadirkan saksi-saksi di antaranya Riris Riska Diana, Windy Yunita Bastari, Rinaldo Septariando, dan Noriaty
Baca SelengkapnyaWindy Yunita Bastari Usman mengakui pernah melakukan tur helikopter bersama Hasbi Hasan di Bali.
Baca SelengkapnyaPermintaan tersebut sebagai implikasi permintaan Tim Hukum Ganjar-Mahfud yang meminta Kapolri dihadirkan.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Hasbi dalam nota Pleidoinya yang dibacakan di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat
Baca SelengkapnyaRachland Nashidik yang merupakan politikus Demokrat diperiksa di Gedung Merah Putih KPK.
Baca SelengkapnyaWakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Henry Yosodiningrat mengungkapkan, PDI Perjuangan siap membawa sejumlah bukti dan saksi ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPolri menurunkan sebanyak 377 personel untuk melakukan pengamanan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) selama proses sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSigit menegaskan bakal berupaya memenuhi hak konstitusinya selama dirinya merasa dibutuhkan keterangannya akan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaHasbi didakwa menerima gratifikasi sebesar Rp630.844.400.
Baca Selengkapnya