Harimau Sumatera Keluar Habitat Diduga Akibat Kebakaran Hutan
Merdeka.com - Harimau Sumatera keluar dari habitatnya dan terjebak di Kampung Minas Barat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Rabu (7/8). Lokasi itu berada di penampungan minyak dari sumur, Gathering Station (GS) 5 milik PT Chevron Pacivic Indonesia (CPI).
Menurut Habitat Conectifity Managenent Coordinator, WWF Sumatera Tengah, Febri Anggriawan mengatakan, keluarnya harimau sumatera itu diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sekitaran daerah tersebut.
"Kita menduga bisa jadi karena kebakaran hutan dan lahan," ujar Febri.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Kenapa serangan harimau terjadi? Hewan besar itu langsung menerkam, mencabik dan mengigit seseorang yang kebetulan bersinggungan.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Fakta unik apa tentang harimau? Harimau, dengan pola belang yang memukau dan kegagahannya, merupakan salah satu hewan yang paling menakjubkan di dunia ini. Tidak hanya itu, harimau juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Satu pukulan dari cakarnya saja bisa menjadi cukup kuat untuk membunuh seekor binatang dewasa yang berukuran sedang.
Namun, febri menilai ada faktor lain yang membuat si belang raja hutan itu muncul ke lokasi dekat pemukiman masyarakat. Menurut Febri, harimau juga bisa berpindah mencari teritori atau areal baru.
"Harimau memiliki wilayah jelajah yang luas yang mencapai 40 kilometer. Selain kebakaran lahan, ancaman lain yang terjadi misalnya alih fungsi habitat dan perburuan satwa," kata Febri.
Febri menyebutkan, kemunculan harimau di pemukiman masyarakat memang jarang terjadi. Berbeda dengan gajah di Riau, yang sering muncul dan terlihat oleh manusia.
"Gajah sering muncul dan terlihat di pemukiman masyarakat, sehingga dilaporkan sebagai konflik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suharyono mengatakan, harimau yang muncul dan berhasil diabadikan videonya oleh karyawan CPI itu diduga berasal dari empat kawasan konservasi yang ada di Riau. Wilayah jelajahnya mencakup Suaka Margasatwa Balai Raja, Giam Siak Kecil, Bukit Batu atau Zamrud.
Pada Selasa (6/8) kemarin, daerah Kabupaten Siak yang merupakan berdekatan dengan habitat gajah terjadi kebakaran lahan. Kabut asap menyebar kemana-mana, dan diduga mengganggu habitat gajah.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, kebakaran lahan di Siak masih terjadi hingga saat ini. Petugas gabungan dari TNI Polri, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api masih berjibaku melakukan pemadaman.
"Petugas gabungan masih melakukan pemadaman dan pendinginan di areal lahan yang terbakar," kata Edwar.
Yakni di Desa Mempura Hulu, Kabupaten Siak ada lahan terbakar seluas 2 hektare. Desa Sei Betung, Kabupaten Siak seluas 1 ha. Di Jalan Waja Wangsa dekat PT Cosmic Desa Kampung Tualang, Kabupaten Siak seluas 1 ha. Di Desa Rawa Air Putih, Kabupaten Siak seluas 1 ha. Dan terakhir di Km 87 Objek vital Taman Nasional Zamrud kawasan Hutan Lindung, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak bertambah terbakar hingga 0,15 ha.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaPada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaDua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca SelengkapnyaBiasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
Baca SelengkapnyaIa lantas memilih untuk memberhentikan mobilnya dan membiarkan harimau untuk menyebrangi jalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca Selengkapnya