Hasil Investigasi KNKT, Kapal Nur Allya Tenggelam karena Likuifaksi Muatan
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab tenggelamnya Kapal MV Nur Allya melalui hasil investigasi yang dirilis pada Jumat (5/2). Kapal MV Nur Allya tenggelam pada 20 Agustus 2019 pukul 15.56 WIT.
"Dapat disimpulkan bahwa muatan Nur Allya mengalami likuifaksi," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (6/2).
Dia menjelaskan kesimpulan tersebut berdasarkan analisis kerusakan lifeboat, data sistem informasi otomatis (AIS), adanya sinyal Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB), data hasil survei bawah air, keadaan laut yang cukup bergelombang dan khususnya data keadaan kadar air dari muatan pada bijih nikel yang melebihi batas kadar air yang diizinkan dalam pengangkutan, serta terjadinya hujan saat pemuatan.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Apa yang terjadi pada kapal KM Soneta? Kapal nelayan asal Rembang bernama KM Soneta dilaporkan tenggelam di perairan Karimunjawa, Jepara.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
"Dari hasil analisis stabilitas yang telah dilakukan, maka tenggelamnya Kapal Nur Allya di Perairan Halmahera, Maluku Utara, pada 21 Agustus diakibatkan likuifaksi muatan bijih nikel dengan nilai momen likuifaksi 474.630,996 ton," katanya.
Soerjanto menambahkan nilai lengan penegak negatif dalam momen likuifaksi yang besar, berakibat kapal secara spontan terbalik dalam periode yang sangat singkat.
"Kapal kehilangan stabilitas akibat terjadinya free surface dari muatannya. Selanjutnya kapal terbalik dan tenggelam," katanya.
Kronologi kejadian kapal MV Nur Allya Tenggelam yakni pada 20 Agustus 2019 pukul 15.56 WIT. Kapal MV Nur Allya berangkat dari Pelabuhan Weda, Maluku Utara, menuju Pelabuhan Morosi, Sulawesi Tenggara.
Kapal memuat bijih nikel sebanyak 51.500 metrik ton. Kapal diawaki oleh 25 orang dan dua orang pengikut. Kapal direncanakan tiba di Pelabuhan Morosi pada 23 Agustus 2019.
Pada 21 Agustus 2019 pukul 03.25 WIT berdasarkan data AIS, kapal berlayar dengan kecepatan 9,5 knot dengan arah haluan 183 derajat dengan koordinat berada di posisi 01°06’0.30” LS / 128°36’0.68” BT.
Kemudian pukul 03.56 WIT dari data AIS diketahui kecepatan kapal berubah menjadi satu knot dan haluan kapal mengarah ke 188 derajat.
Pada saat itu kapal berada di koordinat 01°10’1.33” LS / 128°35’1.25” BT yang merupakan data AIS Kapal MV Nur Allya terakhir kali terdeteksi, setelah itu perusahaan kehilangan kontak dengan Kapal MV Nur Allya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini menyebabkan lima orang tewas, tujuh luka ringan, dan satu berat.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaTragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSementara terkait apakah ada korban jiwa atau tidak, belum mengetahui secara pasti karena masih dalam upaya proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPenyelidikan baru mengungkap bahwa kerusakan pada sambungan antara serat karbon dan cincin titanium mungkin menjadi penyebab ledakan tragis.
Baca Selengkapnya