Hati-Hati! Marak Penipuan Online Penjualan Tabung Oksigen
Merdeka.com - Berhati-hatilah kasus penipuan online mulai marak terjadi. Banyak pengguna media sosial yang mengaku-ngaku-ngaku sebagai tabung oksigen. Tapi, ketika uang sudah disetorkan, barang tak kunjung dikirim.
Seperti yang dilakukan oleh ketiga orang tersangka yang ditangkap oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya baru-baru ini.
"Kita amankan tiga orang, menawarkan tabung oksigem melalui akun medsos, tetapi uang sudah di transfer tapi barangnya tidak ada. Ini sempat viral di medsos," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Jumat (9/7).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
Yusri menyampaikan, meningkatnya permintaan tabung oksigen di tengah situasi pandemi Covid-19 dimanfaatkan oleh ATKG alias AW, SA alias A dan AS alias S untuk mencari keuntungan.
Yusri menyebut, ATKG sebagai pemilik akun instagram @umina_collection99 menawarkan tabung oksigen dengan harga pertabung sekitar Rp 750 ribu. Yusri menyebut, ada beberapa warga yang menjadi korban. Tapi yang baru lapor hanya dua orang. Salah satunya warga Jakarta Pusat.
"Dia sudah pesan 9 tabung oksigen dan menstransfer uang Rp750.000 sebanyak sembilan kali. tapi barang tak datang. Ini modus pelaku," ujar dia di Polda Metro Jaya.
Hasil penelusuran, ATKG tak bekerja sendiria. Ia dibantu oleh SA dan AS sebagai pemilik rekening dan orang yang membuat rekening untuk menampung uang hasil penipuan.
"Jadi kalau ada yang beli itu masuk ke rekening SA alias A. Sedangkan AS menyediakan rekening penampung di bank BPTN. Mereka memang satu komplotan," ujar dia.
Yusri menyebut, ketiga tersangka diringkus di Sulawesi Selatan. Saat ini pihak kepolisian masih memburu pelaku-pelaku lain yang melakukan modus serupa.
"Tiga tersangka ini sudah dibawa ke sini, ini warga Sulsel. Kita jemput tersangka ke sana, 3 pelaku setelah kita profiling dia ternyata dia ada di daerah Sulsel," ucap dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaPeningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaKorban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaMereka menawarkan pengadaan 36 unit Iphone 14 Pro Max kepada korban yang berprofesi sebagai pengusaha.
Baca SelengkapnyaTabung tersebut kemudian di jual dengan harga lebih mahal dari normalnya.
Baca SelengkapnyaAdapun modus penipuan yang sering terjadi saat bulan Ramadan, antara lain transfer dana secara tiba-tiba yang dilakukan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Baca SelengkapnyaWaspadai penipuan terkait tiket pesawat murah. Para pelaku seringkali memanfaatkan akun palsu dan menawarkan diskon besar untuk menjerat korban.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaSetelah menurunkan Pertalite sebanyak 1.800 liter, pelaku menerima uang sebesar Rp14 juta.
Baca SelengkapnyaMinat masyarakat untuk mengikuti penawaran lelang dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Baca SelengkapnyaKasus penipuan modus kerja dengan like dan subscribe youtube tidak hanya menipu para korban dengan menggasak uangnya saja.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya membongkar sindikat penjualan senjata api ilegal hasil kerja sama dengan TNI Angkatan Darat.
Baca Selengkapnya