Ini alasan anak muda Bandung gabung geng motor & lakukan kekerasan
Merdeka.com - Ulah kelompok geng motor di Bandung, Jawa Barat sudah memakan banyak korban. Belum lama ini, seorang prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) bernama Pratu Galang tewas dikeroyok dan ditusuk oleh sekelompok pemuda yang diduga anggota geng motor.
Kejadian ini membuka kembali lembaran hitam aksi kekerasan yang dilakukan geng motor. Tak hanya aparat TNI, warga sipil yang melintas dengan menggunakan motor seringkali menjadi korban keganasan mereka, bahkan sampai tewas.
Dalam beberapa penangkapan, diketahui anggota geng motor tersebut terdiri dari anak-anak muda, bahkan masih mengenyam bangku SMP dan SMA. Mengapa mereka tertarik untuk bergabung?
-
Apa aktivitas geng motor yang meresahkan? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama. Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas geng motor telah semakin mengganggu kehidupan masyarakat.
-
Kenapa geng motor melakukan tindakan anarkis? Ada berbagai penyebab di balik perilaku geng motor tersebut, salah satunya adalah untuk mencari perhatian. Tindakan ini dilakukan sebagai cara untuk mengekspresikan identitas mereka dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Perhatian yang diperoleh membuat mereka merasa bangga dan kuat karena mereka merasa ditakuti oleh orang lain.
-
Bagaimana Polres Garut menindak geng motor? Setelah diterapkannya aturan tersebut, sejumlah aksi kriminalitas telah berhasil ditindak seperti balap liar di Jalan Sawah Lega, Sukawening yang selama ini dijadikan trek tak resmi dan menggu kenyamanan masyarakat.
-
Apa yang dilakukan gerombolan motor? Mereka juga menggeber-geber knalpot sepeda motornya sebelum meneror warga.
-
Kenapa gerombolan motor itu masuk? Mereka saya usir, tetapi tidak mau pergi. Setelah pemilik kontrakan datang, orang tidak dikenal itu pun baru mau pergi,“ kata Nining.
-
Dimana gerombolan motor itu masuk? Gerombolan bermotor itu datang ke Kampung Al-Furqon, Desa Cisolok ini dengan menggunakan lima sepeda motor.
Sosiolog dari Universitas Padjajaran, Budi Rajab mengungkapkan geng motor di Bandung sudah terbentuk sejak 20 tahun lalu, dan jumlahnya saat itu sangat banyak. Motor merupakan kendaraan yang paling mudah didapatkan oleh anak-anak muda.
Berdasarkan pantauannya, anggota geng motor adalah anak-anak muda yang masih mengenyam bangku SMA. Minimnya lahan untuk berkreasi serta banyaknya waktu luang membuat mereka dengan mudah bergabung dengan geng motor tertentu.
"Mereka ini anak-anak muda SMA. Tidak adanya pekerjaan yang kreatif, tidak terfasilitasi oleh pemerintah dan oleh masyarakat sehingga akhirnya membentuk geng. Mereka bergabung dengan geng karena kewajiban sekolah enteng dan singkat, sehari-hari lebih banyak waktu luangnya," ujar Budi saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (13/6).
Tidak sedikit yang memilih bergabung dengan geng motor hanya untuk meraih gengsi. Namun, kebanyakan anak muda yang bergabung akibat pengaruh dari rekan-rekannya.
"Bisa (demi gengsi), tapi bergabungnya geng motor paling besar dari kelompok sebaya. Pengaruh dari teman sepermainan itu yang lebih besar pengaruhnya," ungkapnya.
Dari puluhan geng motor yang pernah terbentuk di Bandung, hanya tersisa tiga, yakni Brigez, Moonraker dan XTC. Jumlahnya yang besar juga kerap menimbulkan persaingan demi menunjukkan eksistensinya.
"Karena ada juga dorongan yang lain tapi memang persaingan antara mereka cukup kentara, mungkin masalah persaingan ini yang kurang terdekteksi karena polisi menyamaratakan, meskipun memang perilakunya hampir sama. Sebenarnya juga acap di antara mereka lakukan kekerasan, tidak ada daerah kekuasan khusus bagi mereka. Jadi bisa merambah," paparnya.
Budi meyakini, kekerasan itu terbentuk sejak awal bergabung.
"Kaderisasinya adalah keberanian untuk bertindak melawan hukum. Itu yang sebenarnya dialami hampir oleh semua geng motor ini," pungkas Budi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan sejarah geng motor di Indonesia dari awal kemunculannya sampai tindakan anarkis. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaSaat diamankan anggota TNI itu ditemukan mereka membawa senjata tajam, minuman alkohol, dan atribut geng motor.
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa mengungkapkan motif dan identitas dua terduga pelaku penyerangan.
Baca SelengkapnyaMotif anak-anak tersebut melakukan tawuran hanya iseng dan agar diakui.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan penggeledahan, mereka membawa senjata tajam jenis keling, minuman alkohol, atribut geng motor, hingga minuman berenergi.
Baca SelengkapnyaUC mengaku anak polisi karena tak terima ditegur korban sambil marah-marah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa penganiayaan dan pengeroyokan bermula ketika korban APS dan AP sedang duduk-duduk di area masjid.
Baca Selengkapnya12 Anggota geng motor itu ditangkap saat hendak melakukan tawuran.
Baca SelengkapnyaPembacokan itu berawal saat Tim URC Polrestabes Medan mendapatkan informasi adanya geng motor yang akan tawuran dan melintas.
Baca SelengkapnyaSetelah lima kali klakson, dia diberi ruang untuk melintas.
Baca Selengkapnya