Ini alasan Batan ngotot PLTN harus segera dibangun
Merdeka.com - Kebutuhan listrik nasional masih dinilai sangat minim, terlebih lagi dengan kebutuhan konsumen yang makin tinggi. Solusinya menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), perlunya energi listrik yang dihasilkan dari tenaga nuklir.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mampu menyediakan kebutuhan listrik Nasional hingga 1.000 sampai 1.400 Mega Watt per-unit.
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kapan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai puncaknya? Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26% konsumsi nikel global,' Toto melanjutkan
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Bagaimana cara mobil listrik mempengaruhi jumlah pekerjaan? Pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan, pengolahan logam, serta manajemen bisnis dan administrasi diperkirakan akan berkurang seiring dengan meningkatnya penggunaan mobil listrik.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
Kebutuhan energi listrik Nasional pada tahun 2015-2024, dia memprediksi akan meningkat pada kisaran 5.900 MWe per-tahun. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015-2024.
"Sementara PT PLN (Persero) dan Independent Power Producer (IPP) hanya mampu memenuhi sekitar 4.200 MWe per-tahun," papar Djarot, dicelah acara seminar nasional tehknologi energi nuklir, Kamis (15/10) di Universitas Undayana, Denpasar Bali.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), proyeksi kebutuhan listrik hingga tahun 2025 adalah sebesar 115 GWe. Sehingga masih diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69 GWe dalam kurun waktu 11 tahun atau 6,2 GWe per-tahun.
Mengingat kemampuan IPP dan PLN serta target yang ditetapkan dalam KEN, Djarot memperkirakan akan ada sekitar 26 persen kebutuhan tambahan pembangkit sampai tahun 2023 yang tidak terpenuhi.
Selain itu, keterlambatan operasional sejumlah pembangkit besar telah menyebabkan kapasitas cadangan operasi (reservemargin) menjadi berkurang. Berdasarkan kondisi tersebut, diperkirakan mulai tahun 2016 akan terjadi kekurangan pasokan tenaga listrik di beberapa daerah karena cadangan operasi semakin menipis kurang dari 25 persen.
"Idealnya itu 25-30 persen. Dalam rangka mendukung kemandirian bangsa di bidang energi, maka perlu dipertimbangkan pemanfaatan energi baru (nuklir) untuk pembangkit tenaga listrik," tegas dia.
Sementara itu, Kepala Bapeten, Jazi Eko Istianto menerangkan, dalam skema 17 persen energi baru dan terbarukan salah satunya adalah energi berbasis tenaga nuklir.
"Kalau hanya dari tenaga matahari, panas bumi, angin, hydro dan lainnya tak akan mencapai 95 GWe pada 2025. Artinya yang dihasilkan dari energi nuklir lebih besar," paparnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaHal itu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan nasional.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaPermasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah wajib menyediakan dana khusus untuk listrik desa.
Baca SelengkapnyaPembangkit tenaga nuklir dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.
Baca SelengkapnyaRencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.
Baca SelengkapnyaSaat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Baca Selengkapnya